Kuliah menjadi kebutuhan primer saat ini. Ada banyak alasan mengapa kuliah dijadikan kebutuhan primer. Mulai dari alasan pendidikan sampai alasan karena keterpaksaan. Mulai dari mengejar cita-cita sampai alasan mengejar kedudukan. Entahlah, yang pasti saat ini kuliah menjadi barang penting.
Pemilihan Universitas juga menjadi barang yang tak kalah penting. Kebanggaan ketika bisa kuliah di kampus negeri yang memiliki segudang prestasi adalah salah satu alasan dalam memilih universitas.
Universitas Brawijaya adalah salah satu Universitas Negeri berbiaya swasta. Secara prestasi memang tak perlu diragukan lagi. Silahkan cari di mesin pencari apa saja prestasi Universitas Brawijaya. Tapi inilah suka duka yang kami rasakan ketika berjuang di kampus perjuangan Universitas Brawijaya.
ADVERTISEMENTS
1. Pertama kali menginjakkan kaki di kampus, kamu akan selalu terdengar jargon “Kami Adalah Raja dan Mereka Cuma Patih!”
Ini adalah sindiran yang dilontarkan senior ketika pertama kali Maba menginjakkan kaki di Kampus Biru ini. Bukan apa-papa, sindiran ini niatnya untuk membangkitkan semangat, kok!
ADVERTISEMENTS
2. Jangan pula kaget dengan aksi long march Maba yang mirip buruh di kala demo Mayday.
Sudah menjadi tradisi dalam setiap kegiatan Ospek, selalu ada aksi long march. Aksi mengelilingi setiap fakultas. Entah apa tujuannya. Yang pasti di sepanjang jalan kenangan maba dipaksa untuk teriak-teriak tidak jelas. Dan biasanya bisa memancing emosi fakultas lain.
ADVERTISEMENTS
3. Pelepasan balon dan aksi pesawat adalah ciri khas ospek Universitas Brawijaya.
Kalau Ospek tahun ini dibuka dengan memanfaatkan mahasiswa baru dengan membentuk formasi bertuliskan Universitas Brawijaya, maka tahun-tahun sebelumnya, balon dan pesawat terbanglah pembukaannya.
ADVERTISEMENTS
4. Anak-anak Brawijaya paham banget bahwa butuh waktu lama untuk sekedar mencari lahan parkir.
Kalau ada yang menyerah untuk mengejar cinta wanita, mungkin ia harus belajar untuk berjuang di UB. Bagaimana tidak, kalian diharuskan berjuang mencari lahan parkir untuk kendaraan kalian. Bahkan tak jarang kalian “dipaksa” parkir di tempat yang jauh dari fakultas kalian.
ADVERTISEMENTS
5. Sayangnya, tak ada lagi memori indah untuk mengenang perjuangan Ahmad Bustomi meraih mimpi jadi pesepakbola profesional.
Bagi pecinta sepakbola, nama gelandang tengah Arema Cronus, Ahmad Bustomi tentu sudah tak asing lagi. Pemain asli Malang ini sempat bermain bersama Mitra Kukar dan Timnas Indonesia. UB dulunya memiliki lapangan sepakbola. Dan lapangan itu adalah lapangan dimana Ahmad Bustomi berlatih. Dan saat ini, lapangan itu sudah tiada. Sudah dijadikan lahan parkir. Hanya menyisakan tribun.
ADVERTISEMENTS
6. Saking banyaknya mahasiswi cantik di sini, kamu jadi bingung FIA itu Fakultas Ilmu Administrasi atau Fakultas Ilmu Artis?
Di UB, ada salah satu Fakultas yang terkenal. Selain karena salah satu fakultas tertua, fakultas ini terkenal karena dipenuhi bidadari-bidadari cantik. Yakni, Fakultas Ilmu Administrasi. Akronim dari Fakultas Ilmu Administrasi yaitu FIA yang sering diplesetkan menjadi Fakultas Ilmu Artis.
7. Dari mulut ke mulut kamu akan mendengar cerita horor dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Sepertinya tak ada kampus yang tak horor ya. Dan UB pun ada spot khusus yang konon kabarnya horor, seram, dan angker. Meskipun tak se angker ujian skripsi juga sih. Kesan angker semakin teras karena di depan gedung, terdapat pohon besar yang selalu mengundang kengerian.
8. Sebagai Mahasiswa UB kamu pasti kenal dengan nama Jl. Watu Gong yang legendaris itu…
Kalau ada jalan yang pasti diketahui oleh semua mahasiswa UB, jawabannya adalah Jalan Watugong. Jalan yang berada persis di sebelah kampus Fisip ini adalah area strategis. Letaknya yang dekat kampus menjadi jujukan bagi mahasiswa untuk mencari kos. Disini, kalian bisa mencari kos cowok atau cewek. Tapi, belum ada kos campur cowok dan cewek di sana.
9. Kamu yakin bahwa Gerbang Suhat adalah induk dari segala permasalahan kemacetan.
Letak Gerbang Suhat yang berada tepat di pertigaan jalan, membuat lalu lintas daerah sekitar macet. Kendaraan yang keluar masuk UB, memaksa kendaraan lain harus rela berhenti. Ya kalau berhenti sebentar. Ini lama dan bahkan bisa sambil makan.
10. Setidaknya kamu pernah sekali di Bundaran Universitas Brawijaya. Ngaku deh!
Tak afdhol rasanya, kuliah di Universitas Brawijaya tapi tanpa pernah foto di bundaran sakral UB.
11. Walau sekilas terlihat kekanak-kanakan, kolam di Bundaran UB sudah menjadi saksi bisu perayaan ulang tahun mahasiswa.
Seakan sudah jadi tradisi di UB, kalau ada yang ultah langsung diceburkan ke dalam kolam di bundaran UB. Basah deh. Hehe
12. Meskipun begitu, kita masih dan harus terus bangga bisa menyelesaikan studi di Universitas Brawijaya
Layaknya seorang cowok yang selalu membanggakan pacarnya, adalah keharusan civitas akademika UB untuk bangga dengan UB.
13. Karena pendidikan tak cuma terjadi di dalam kelas, maka lapangan rektorat pun dijadikan tempat belajar (dan bermain).
Kata dosen saya sih, pembelajarant di kelas cuma 40%. Sedangkan sisanya adalah pembelajaran dari luar kelas. Bisa berupa pengmas ataupun organisasi. Dan lapangan rektorat sudah seperti sebuah kelas yang menampung ratusan mahasiswa.
14. Keeratan di Brawijaya mengajarkan bahwa meskipun kita tak sedarah, kita lebih dari saudara!
Hubungan antar mahasiswa UB adalah segalanya. Mahasiswa UB tidak hanya berasal dari Jawa Timur saja. Ada bermacam-macam suku, ras, etnis, dan agama. Dan hubungan antar mahasiswa UB adalah segalanya.
15. Yang menyenagkan adalah semua bisa masuk Universitas Brawijaya, tanpa terkecuali.
Universitas Brawijaya tidak hanya bisa dimasuki oleh siswa-siswa yang punya uang yang banyak. Universitas Brawijaya milik semua. Ambil beasiswa bagi yang kurang mampu. Brawijaya menyiapkan itu.
16. Prestasi adalah kebanggaan kalian kuliah di Universitas Brawijaya
Tahun ini, UB masuk dalam 6 besar Universitas terbaik versi Dikti. Tahun ini juga, UB menjadi juara umum PIMNAS 2015. Masih kurang bangga dengan UB?
17. Terima Kasih Brawijaya, bagi beberapa orang di sinilah tempat untuk menemukan tambatan hati.
Mungkin bukan rahasia lagi kalau dunia perkuliahan juga dunia mencari jodoh. Bagi kalian yang mendapatkan jodoh di UB, berterima kasih lah.
Begitu banyak kenangan dan memori indah selama menjalani kehidupan di Kampus Biru ini. Suka duka yang mengarungi perjalanan saya, kamu, dan kita semua. Kita adalah keluarga, keluarga besar Universitas Brawijaya.