The twenty-somethings. Media selalu menyebut kita dengan istilah itu, seolah-olah semua pemuda usia 20-an punya karakteristik yang sama. Padahal, nggak semua dari kita punya gaya hidup yang serupa, lho. Justru ada jurang gede yang menganga antara mereka yang berumur 20-an awal dan mereka yang udah tua 20-an akhir.
Gak percaya?
ADVERTISEMENTS
1. Sebagai anak kemarin sore, mereka yang berumur awal 20-an bisa bangun sesuka hati.
Kamu: (Baru bangun) “Yah, masih jam 10. Pagi amat yak? Tidur sejam lagi ah, kuliah masih jam 12.” (Lalu tidur lagi.)
Biasanya, anak-anak umur 20-an awal masih duduk di bangku kuliah. Berhubung mereka udah (minimal) semester 5, jadwal kelas mereka pun longgar. Lagi males dan mau bolos? Tinggal titip absen, SMS teman. Santai banget, dah!
ADVERTISEMENTS
Sebaliknya, mereka yang udah akhir 20-an punya tanggung jawab buat selalu bangun pagi.
Kamu sudah punya pekerjaan yang mengharuskanmu bangun pagi tiap hari. Beberapa bahkan sudah berkeluarga dan punya anak. Kalo gak bangun pagi, bisa-bisa gak ada sarapan dan keluargamu kelaparan. Positifnya sih…hidupmu jadi lebih teratur dibanding usia awal 20-an.
ADVERTISEMENTS
2. Akhir pekan: Yesssss! Ayo keluar, senang-senang!
Teman: “Udah malam Sabtu nih, dugem yok, Bro! Abok-aboook.”
Kamu: “Berangkaaaat!”
Energimu di akhir minggu masih banyak banget. Jadi, gak masalah kalo kamu gunakan untuk menggila atau sekadar jalan-jalan sampai puas.
ADVERTISEMENTS
Sementara buat mereka yang udah akhir 20-an, akhir pekan berarti…
“AAAAA KASUUUUUR! AKU KANGEN BANGET SAMA KAMU!”
Biasanya energimu udah terkuras sama pekerjaan di hari kerja. Makanya, weekend adalah saatnya kamu menikmati me time. Bisa jalan-jalan juga sih, tapi kamu melakukannya dengan perhitungan bahwa kamu bakal punya energi yang cukup di hari Senin.
ADVERTISEMENTS
3. Saat traveling, perbedaan kaum awal 20-an dengan akhir 20-an adalah…
ADVERTISEMENTS
Awal 20-an: waktu lapang, tapi kucuran dana jarang
“Duh, libur sebulan nih, pengen traveling yang jauh tapi gak punya duit.” 🙁
Akhir 20-an (menurut mitos): banyak uang tapi gak punya waktu.
(fakta sebenarnya): isi rekening gitu-gitu aja, waktu luang pun nggak punya.
“Huaa, pengen liburan, tapi jatah cuti udah abis!”
4. Awal bulan pun menunjukkan jurang perbedaan yang begitu besar
Bagi para bocah awal 20-an, awal bulan berarti…
“Akhirnyaa, dapet kiriman dari orang tua. Makan apa kita malam iniiiiiiii?”
Setelah bertahan hidup dengan Indomie di akhir bulan, kamu pun akhirnya bisa bersenang-senang karena udah dikirimi uang.
Sementara, makna awal bulan bagi mereka yang hampir 30-an…
“Akhirnya, gajian juga. Harus ke ATM deh ntar, bayar tagihan.”
Yaelah, duit mah cuma lewat aja! Kamu punya tagihan kartu kredit dan kewajiban ngirim ke orang tua. Belum lagi kalau gajimu otomatis kepotong buat KPR dan cicilan motor.
Tapi gak papa, ini memang saatnya kamu mandiri dan punya guna.
5. Kesenjangan pun semakin nyata ketika mereka memandang usia 25 tahun…
Bagi bocah yang baru meninggalkan masa remaja, umur 25 itu…TUA.
Bagi mereka yang sebentar lagi kepala tiga, umur 25 itu…
“Wah, kimcil!”
atau
“Eh, brondong!”
6. Di awal 20-an, kamu sama sekali gak paham apa itu quarter life crisis.
Meski kamu mungkin punya gambaran ke mana kamu akan melangkah, kamu masih meraba-raba jati diri dan belum tahu dilema-dilema yang dihadapi saat kamu mengalami quarter life crisis. Itulah saat di mana kamu akan memutuskan hal besar buat hidupmu.
Sementara, hal itu sudah dialami oleh mereka yang berada di akhir 20-an.
Selamat! Di titik ini biasanya kamu sudah benar-benar mengenal potensi dan renjanamu. Kamu udah tahu siapa dirimu, apa tujuan jangka pendek dan jangka panjangmu. Kamu gak lagi memilih-milih trek, kamu sudah menjalani trek kehidupan yang kamu pilih.
7. Anak usia awal 20-an gak paham krisis karena mereka masih idealis.
“Setelah lulus gue mau coba masuk ke perusahaan anu, ini, atau itu.”
Atau
“Kalo udah lulus gue ogah kerja anu ah, kayaknya gak asik!”
Sementara, mereka yang udah akhir 20-an lebih realistis dalam menyikapi kehidupan.
“Akhirnya dapet kerjaan juga! Ngumpulin duit dulu ah, sambil pelan-pelan buka usaha sampingan.”
8. Pada awal 20-an, tantangan terberat yang kamu hadapi adalah…
“SKRIPSI! SKRIPSI GUE KAPAN KELAR NIH?!” (Jambak-jambak rambut tetangga sebelah.)
Padahal, begini cara mereka yang sudah lebih tua memandang masalah anak muda umur 21-24:
“Skripsi? Please, deh. Kamu belum tahu kejamnya hidup, Nak.”
9. Seiring waktu, kamu mulai merasa bentuk tubuhmu tak lagi seperti dulu.
Di awal 20-an, perubahan itu banyak positifnya.
Mungkin sebagai remaja kamu jerawatan, gendut, atau malah kurus banget. Tapi semua itu sirna ketika kamu sudah berulang tahun ke 20! Bentuk tubuhmu meng-ideal, dan jerawat-jerawat itu paling enggak udah berkurang.
Di akhir 20-an, perubahan itu membuatmu kehilangan harapan pada kemanusiaan
Lemak mulai tertimbun di mana-mana. Yang dulu kurus sekarang jadi lebih gemuk. Orang-orang sampai komentar, “Wah, tambah makmur aja kamu!”
Makmur sih makmur, tapi kamu kangen body-mu yang dulu.
(Lalu nyanyi lagunya Slank) “Balikin, oh oh, balikin bodi gue kayak dulu lagi…”
10. Di awal 20-an, makanan adalah sahabat sejatimu
Cumi goreng! Jeroan! Sate kambing! Burger! Gorengan! Bir! Kola!
Di akhir 20-an, makanan menjadi api dalam sekammu
Kolesterol! Kolesterol! Kolesterol! Gula! AAAAAAA! (Akhirnya harus puas ngemil brokoli. Gak papa, brokoli sehat kok!)
11. Soal olahraga, ada juga lho bedanya…
Olahraga buat mereka yang awal 20-an:
Senin: jogging. Selasa: parkour. Rabu: silat. Kamis: parkour. Jumat: Silat. Sabtu: street workout. Minggu: sepeda-an.
Pokoknya gak ada hari tanpa olahraga. Energimu tuh udah kayak gayanya Syahrini, selalu heboh, dan kadang berlebihan.
Di akhir 20-an, olahraga nyaris sama kayak hukuman:
Senin-Jumat: kerja. Pulang-pulang udah capek. Mentok-mentok push-up sama sit-up di rumah.
Sabtu: Tidur.
Minggu: Jogging sebentar. Langsung lemas. Tidur lagi.
12. Tapi, gak jarang juga yang terjadi justru sebaliknya.
Di awal 20-an:
“Olahraga? Meh.”
Karena tubuhmu masih bugar dan kuat, kamu jarang banget olahraga.
Di akhir 20-an:
“Duh, dikit-dikit pegel, lemes. harus olahraga nih.”
Karena kamu merasa bahwa tubuhmu gak seperti yang dulu, kamu jadi sadar untuk berolahraga.
13. Kondisimu seusai olahraga berat juga berbeda
Awal 20-an:
Akhir 20-an:
14. Soal hubungan sosial, kamu berteman dengan banyak orang di awal 20-an.
Saat-saat ini, kamu menjalin hubungan personal dengan hampir semua teman yang kamu temui.
Di akhir 20-an, sahabatmu yang masih dekat bisa dihitung jari. Sisanya? Rekan kerja dan relasi bisnis!
Cuma segelintir teman di masa muda yang jadi sahabat kentalmu. Kamu juga lebih fokus untuk menjalin hubungan profesional dengan rekan dan relasi bisnis.
15. Gak cuma perihal pertemanan saja. Awal 20-an juga saatnya kamu berburu cinta.
Ya, kamu gampang jatuh cinta sama seseorang. Banyak juga tuh yang suka sama kamu.
“Hmm… mlipir gak ya?”
“Pilih dia atau dia?”
“Beda agama? Ah, gak papa, yang penting cinta!”
Sementara, akhir 20-an adalah saat dimana kamu sudah harus memikirkan komitmen jangka panjang.
Udah mau menginjak kepala tiga nih, masa masih mau main-main sama cinta?
16. Masih jomblo di awal 20-an? Biasa aja tuh!
Jomblo gak menjadikanmu galau. Soalnya, kamu masih bisa nongkrong-nongkrong bareng teman-temanmu tuh. Kenapa mesti bingung?
Masih jomblo di akhir 20-an? Biasa aja AKU KUDU PIYE?
“Tuhan, apakah aku ditakdirkan menjadi bujang lapuk atau perawan tua? Jawab aku, Tuhan!”
17. Ketika disinggung soal penampilan…
Kamu yang masih awal 20-an masih bisa banget beli baju paling modis dan gavl (pakai ‘v’):
Sementara di akhir 20-an, bajumu didominasi potongan tradisional dan warna-warna netral
Saatnya tampil profesional, soleh dan solehah!
18. Saat ada orang yang gak suka sama kamu, reaksimu berbeda pula.
Bagi bocah-bocah awal 20-an, gak disukain orang adalah petaka:
Di akhir 20-an, pikiranmu fokus ke lebih banyak hal selain kata-kata dan pandangan orang:
19. Lalu, bila ditanya soal seks…
Di awal 20-an, kamu masih hijau dan malu-malu:
“Seks? Apa sih itu?”
Di akhir 20-an, kamu akan jumawa:
“Seks? Kamu bertanya sama ahlinya, Kawan.”
(Walaupun sebenarnya kamu biasa aja sih, fufufu)
20. Dan pada akhirnya, pertanyaan yang paling traumatis bagimu adalah…
Bagi kamu yang masih 20-an awal:
“KAPAN LULUS?”
Dan bagi kamu yang sebentar lagi meninggalkan umur 20-an:
“KAPAN KAWIN?”
Tapi saudara-saudara, kedua pertanyaan ini sebenarnya bisa dibalas dengan kalimat yang sama!
“Kapan mati?”
Kita gak akan bisa menghentikan bertambahnya usia. Siapapun kamu, pasti akan mengalami fase-fase di atas dalam hidupmu. Gak usah takut tambah dewasa, dan jangan lupa nikmati masa muda ya!