Komisi Penyiaran Indonesia baru saja memberikan sanksi kepada penayangan film SpongeBob di salah satu stasiun televisi Indonesia. Padahal tayangan SpongeBob sendiri bukan sekali dua kali mengudara di layar kaca, penonton bahkan sudah terlanjur cinta dan merasa jadi bagian dari penduduk Bikini Bottom.
Nggak heran kalau pemberian sanksi ini bikin sebagian orang heran. Selain nggak suka kartun favorit sejuta umat kena masalah, penilaian KPI dinilai kurang tepat juga. Nah, mari ita bedah masalah ini bareng Hipwee Hiburan.
ADVERTISEMENTS
KPI beralasan kalau beberapa adegan di film SpongeBob dalam segmen “BIG Movie Family” mengandung banyak unsur kekerasan
Ada beberapa adegan seperti memukul kepala dengan papan kayu, dan adegan kekerasan lainnya yang jadi sorotan oleh KPI. Katanya sih beberapa adegan itu memang nggak sesuai dengan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3-SPS) KPI Tahun 2012. Selain itu, tayangan kartun ini digolongkan pada tontonan semua umur yang mana anak-anak juga bisa menyaksikannya.
“Selain itu ditemukan pula pada 22 Agustus 2019 mulai pukul 15.06 terdapat adegan melempar kue tart ke muka dan memukul menggunakan kayu,” ujar Mulyo, Wakil Ketua KPI Pusat dilansir dari Kompas.
ADVERTISEMENTS
Tenang, SpongeBob nggak akan menghilang dari tv kita kok. Film SpongeBob hanya diberikan sanksi atas penayangannya aja
Mengacu pada peraturan KPI, tayangan SpongeBob akan dibri sanksi berupa teguran karena baru sekali ini ditemukan ‘kesalahan’. Pihak stasiun tv mungkin bakal memberikan sensor pada penayangan selanjutnya atau mengganti jam tayang dan penggolongan usia penonton. Nah, jadi masih tetap bisa nonton serialnya ya, Guys. Meskipun agak kecewa juga si kalau yang ditayangin bakal banyak bersensor. Hehehe.
ADVERTISEMENTS
Sebagian besar warganet menganggap teguran KPI ini kurang tepat. Sementara sinetron azab, balap liar, dan berantem-berantem tetap tayang, yang dikasih sanksi justru film kartun
Selain karena warganet fans serial SpongeBob udah kayak penduduk Bikini Bottom yang militan, serial SpongeBob dianggap klise kalau harus ditegur dan diberi sanksi. Masuk akal ketika kita ingin memperbaiki kualitas tayangan dalam negeri, tapi justru yang banyak diurusin tayangan impor begini yang masih belum terbukti efek bahayanya. Belum lagi protes soal tayangan sinetron dengan jalan cerita berbau kekerasan yang hingga kini masih melalang buana di layar kaca.
Wajar sih kalau banyak yang kemudian agak kecewa. Bukan karena SpongeBobnya, tapi karena banyak banget tayangan nggak berkualitas yang masih aja nangkring di tv tapi seolah pihak yang berwenang menutup mata. Belum lagi, setelah pelaku pembunuhan berencana terhadap suami dan anak tirinya mengakui bahwa tindak kriminal yang dia lakukan terinspirasi dari sinetron. Wah, makin nggak percaya penonton kita dengan tayangan-tayangan di tv.