Menanggapi masalah penyebaran virus Corona yang semakin hari semakin banyak memakan korban, ada banyak kebijakan yang akhirnya diambil dan diberlakukan oleh pemerintah Indonesia. Salah satunya yang saat ini sangat dianjurkan adalah mengisolasi diri dari keramaian publik alias disuruh berdiam diri di dalam rumah untuk sementara waktu hingga situasi pulih kembali.
Masalahnya, konsep isolasi diri ini nggak segampang yang dipikirkan. Terlebih bagi orang-orang yang hidupnya di area perkampungan. Tentunya beda sama orang-orang kota yang udah biasa hidup secara individual. Bayangan untuk bisa mengisolasi diri dengan tenang akan seketika buyar kalau kamu hidup di kampung yang masyarakatnya masih hobi kumpul-kumpul. Sebenarnya pada paham nggak sih, esensi dari isolasi diri? 🙁
ADVERTISEMENTS
Bayangin kalau kamu hidup di kampung yang tradisi serawung-nya masih kental banget. Niat mau mengisolasi diri buat menghindari Corona malah dibilang nggak mau hidup bertetangga. Susah banget!
Kumpul-kumpul, bersosial antarpemuda, atau sekadar kongko-kongko bareng tetangga itu sebenernya nggak dilarang kok. Toh juga mempererat hubunganmu dengan orang lain di tempat kamu tinggal. Kalau ada apa-apa juga yang bantuin tetangga kanan-kirimu. Tapi mbok sadar, situasinya lagi kaya gini. Ditahan dulu serawung-nya, esensi mengisolasi diri di rumah itu bukan berarti bikin seseorang jadi antisosial. Nanti kalau situasinya udah membaik juga boleh kamu mau nongkrong sampai pagi. Ingat, nyawamu lebih berharga daripada cuma kumpul-kumpul sama tetangga!
ADVERTISEMENTS
Orang tua malah nyuruh kita pergi ke luar rumah. Pokoknya melarang kita buat ngurung diri di kamar. Lah!!??
Udah benar mengisolasi diri di dalam rumah, tapi kadang dengan konyolnya orang tua malah nyuruh buat ke luar rumah. Alasannya biar nggak suntuk apalagi kalau kamu cuma di dalam kamar terus nggak ada kegiatan. Ya, ada benarnya sih. keluar rumah bikin nggak suntuk. Tapi memangnya mau, pulang-pulang dengan nggak sadar kamu bawa calon penyakit mematikan? Siapa yang tahu, kan? Mau nurut untuk bisa hidup aja kadang susah banget, ya. Orang-orang ini udah rindu akan surga apa gimana sih? Heran deh!
ADVERTISEMENTS
Di kampungmu pasti ada yang sok ide ngajakin kerja bakti buat bersihin virus Corona. Kerja bakti mah bersihin rumput liar bukan bersihin Corona. Hih!
Bukan orang khas perkampungan namanya kalau nggak bisa menahan hasrat buat kumpul-kumpul dan melakukan kegiatan bersama. Kerja bakti memang sering kali jadi agenda rutin bulanan di setiap kampung. Tujuannya biar bersih-bersih lingkungan setempat dari berbagai macam kotoran. Tapi dengan kerja bakti ini, bukannya bisa menghilangkan Corona, justru dapat memicu karena ada banyak orang jadi satu yang kamu nggak tahu gimana riwayat kesehatannya. Ayo, akal sehatnya pada dipakai~
ADVERTISEMENTS
Mentang-mentang banyak yang pada libur, ada aja yang berinisiatif bikin acara kampung gede-gedean. Yak, selamat datang Corona!
Masalah yang satu ini juga nggak kalah bikin kita geleng-geleng kepala. Udah disarankan mengisolasi diri di rumah itu artinya untuk sementara waktu kamu membatasi diri dengan aktivitas di luar rumah. Tapi juga namanya hidup bermasyarakat, ada aja yang nganggap bahwa ini musim liburan dan parahnya ngajakin buat bikin acara seru-seruan biar makin ramai. Mumpung orang-orang lagi pada selow katanya~
Namun, bukan berarti bahwa semua masyarakat yang hidup di area perkampungan itu punya sifat bebal kayak gini, ya. Tapi nggak dimungkiri lagi kalau ada banyak yang masih nggak paham betapa bahaya dan cepatnya persebaran virus Corona dari individu ke individu lain. Yuk, sama-sama jaga orang terdekat, ya!