Asrama Putri Katolik. Pernahkah kamu menginjakkan kaki di sana? Bangunannya yang memiliki desain Belanda dan nampak kuno selalu terlihat anggun sekaligus menyimpan banyak cerita. Belum lagi para suster yang setia berjaga serta siswi-siswi yang tinggal di dalamnya.
Kalau kamu belum pernah menginjakkan kaki di sana mungkin kamu akan bertanya, “kira-kira seperti apa sih lika-liku kehidupan mereka selama menjadi anak asrama?” Demi menjawab rasa ingin tahu kamu, yuk simak ulasan Hipwee selengkapnya!
ADVERTISEMENTS
1. Sebelum masuk ke asrama Katolik ada beberapa mood yang wajar banget kalau kamu rasakan
ADVERTISEMENTS
a. Dari yang deg-degan sampai parno abis~
Mungkin gara-gara sering dengerin bisikan semacam ini:
Asrama katholik itu kejam lho…
Susternya galak men!
Belum lagi peraturannya… beuh, abis lo!
ADVERTISEMENTS
b. Ada juga yang cuek dan sante kayak di pantai.
“Ah, jalanin aja, badai pasti berlalu.” #MenguatkanDiriSendiri
ADVERTISEMENTS
c. Dan ada juga yang malah girang karena mengira SEMUA suster asrama kayak begini
Ah elah, korban telenovela lu mbak..
ADVERTISEMENTS
2. Bangunan gedung tua yang terpengaruh oleh arsitektur Belanda akhirnya membuatmu sedikit gentar juga
Ceritanya, di hari pertama kamu diantar keluarga ke asrama…
Papa : “Wah, gedungnya bagus ya, Suster. Keliatan antik.”
Suster : “Wo iya memang, arsiteknya aja asli orang Belanda.”
Mama : “Dari tahun berapa ini gedungnya, suster?”
Suster : “Hmm.. tahun berapa ya saya lupa, kira-kira 1851.”
Kakak : “Terus sejarah gedungnya gimana suster?”
Suster : “Dulu pernah dipake sebagai barak untuk menolong para korban perang tahun 1944, tapi pernah juga dikosongkan selama 10 tahun.”
Kamu :
Adekmu :
Daan, ternyata setelah kamu masuk ke dalamnya…
ADVERTISEMENTS
3. Tadaa… selamat datang di kamar barumu!
Bye, Privasi, BYE!
Biasanya kamar para penghuni asrama ini memiliki sebutan unit, memakai bunk bed dan berupa barak. Jika bukan barak, maka berupa kamar biasa dengan satu kamar yang diisi dengan banyak orang, biasanya sih minimal jumlahnya ada 8 orang. Dan biasanya juga, anak baru dapet tempat di atas dengan kasur kapuk yang keras. HEHE.
(Pertanyaan setiap anak baru di asrama yang terlontar dalam hati) Trus nanti kalo aku mau nangis, nangis dimana dong?
Solusi : Nangis aja di atas kasur dalam diam, nangis di dalam hati atau nangis pas lagi mandi.
4. Belum lagi kamar mandinya, yang cuma satu buat banyak orang!
Jadwal pagi harian kalo kamu dan teman satu kamar kuliah jam 7 semua:
Bangun jam setengah 5 – demi bisa mandi paling awal sambil meratap dalam hati, “Apa dosaku ya Tuhan harus mandi jam segini??”
Pilih bangun pagi atau ngantri sampe siang???
5. Kamu juga diwajibkan untuk saling menyapa dan hapal nama semua warga asrama. MAM… to the PUS…
Kamu : “Eh, halo, kamu yang dari unit Cecilia ya? Aurelia ‘kan namanya?”
Temen 1 : “Eh, bukan, namaku Maria dari unit Agnes.”
Kamu : “Oh, jadi namamu Agnes dari unit Maria, gitu ya?”
Temen 1 : “Eh bukaaan…..”
PS : Nginget nama satu orang aja rancu, apalagi satu asrama. WASSALAM.
6. Kemudian, kamu pun mulai merasa sungkan sama kakak tingkat~
“Halo, kak :)”
“Permisi, kak :)”
“Maaf ya, kak :)”
“Sorry ya, kak, aku makan ayam jatahnya kakak. :)”
7. Kadang saat kamu lagi pengen serius belajar atau lagi ingin menyendiri, tapi kamar kamu lagi rame-ramenya. Kamu cuma bisa…
“Ya Tuhan, semoga mereka yang pada berisik pada bisa diem, hamba pingin belajar ya Tuhan.”
Alternatif lain, kamu akan berlagak senang dengan suasana yang meriah…
“hehe.” *senyum 3 jari*
Padahal dalam hati sebenarnya :
“lu, bisa diem gak lu?”
8. Ketika mulai merasa tidak betah, kamu pun baru menyadari kalau kamu tidak bisa seenaknya pulang ke rumah kapanpun kamu mau.
“Mamaaaa, aku di penjaraaaa. Aku kangen mamaaaaa, mau pulaaang. Huaaa”
Cuma dinding kamar dan bantalmu yang basah yang jadi saksi air matamu~
9. Hidupmu pun makin lengkap nelangsanya dengan adanya OSPEK ASRAMA!
“Ya Tuhan, seberat inikah ujian yang harus hamba tempuh dalam kehidupan?”
Yang belum kamu tahu, ospek asrama hanyalah awal dari penderitaanmu, karena banyak aturan yang mengantre di belakang sana
10. Segala kegiatanmu diatur dan kadang-kadang dibatasi, mulai dari…
a. Jam doa
Jadwal ibadat :
Setiap hari, jam 05.30 : Misa Pagi
Senin – Sabtu, jam 18.30 : Rosario atau jalan salib
Minggu, jam 19.00 : Ibadat Penutup
(batin dalam hati) “Bunda Mariaaa. Kapan aku bangun siangnya? Kapan aku nongkrong kalau malem?
Kapan aku pacarannya?“
b. Jam yang seharusnya dipake untuk belajar 🙂
Pokoknya kamu harus ada di ruang belajar jam 20.00 sampai 22.00
Walaupun banyak juga yang kayak begini kelakuannya
c. Bahkan, ada juga JAM BERTAMU!
“CUKUP SUDAH PENDERITAANKU YA TUHAN, hamba bersimpuh mohon ampunan.”
11. Saat jam makan tiba, kamu harus antre layaknya di loket bioskop kantin sekolah
Gak cuma pemakaian kamar mandi yang harus antri, kamu juga wajib antri di saat menunggu giliran mengambil makan. Sebelum makan pun kalian akan sama-sama berdoa terlebih dahulu.
Karena doanya bersama, jadi gak usah khawatir kalo tiba-tiba laukmu lenyap pada saat berdoa. Hehehe.
Lauk asrama itu enak kok, beneran! Tapi sayang menunya itu-itu aja, bikin bosen -___-
Jadwal menu asrama :
Senin : Ikan lele
Selasa : Tempe
Rabu : Tahu
Kamis : Ayam
Jumat : Tahu
Sabtu : Tempe
Minggu : Daging
Dan seterusnya sampai lebaran singa.
12. Kamu juga wajib cuci baju sendiri, gak boleh laundry, biar mandiri!
Saat sedang mencuci pakaian, kamu tiba-tiba berpikir jika waktu mencuci baju satu ember bisa ditukar dengan waktu tidur siang sejam.
“Ah, hidup jadi terasa lebih bermakna ketika boleh ngelaundry~”
13. Supaya makin mandiri, kamu juga dilarang mengendarai sepeda motor dan supaya dianggap lebih bijak menggunakan sepeda kemanapun mau pergi.
Btw, yang berikut ini cuma bayangan di kepalamu aja~
#yahBedaTipis
14. Dan ternyata, di dalam asrama kamu gak diperbolehkan membawa HP~ huh?
“Iya, udah terima aja kenyataan. Selamat datang di zaman Flintstone yaps!”
15. Kamu juga gak boleh pake baju ketat atau rok kependekan di atas lutut. Haah lelaah.
Kalau kamu nekat memakai baju ketat ataupun bawahan yang terlihat mini, siap-siap saja mendapat teguran dari suster atau tatapan sirik dan menghakimi dari kakak tingkat.
“Haah, suster, saya nyerah, isi lemari saya silahkan disita aja semuanya.”
16. Karena isinya ciwik-ciwik setiap ada gosip, kabarnya pasti selalu menyebar dengan kecepatan cahaya. Dan isinya pasti dipelintir sana-sini. Luar biasa!
“Eh, kemaren si Agnes dari Unit B berantem lho sama si Bernadette dari unit D!”
Dipelintir menjadi:
“Eh, kemarin anak-anak Unit B berantem sama anak-anak Unit D, cuma Agnes sama Bernadette yang gak ikutan.”
TER. LA. LU.
*gosip pun menyebar sampai ke tukang kebun asrama dan mbak-mbak tukang masak di dapur*
17. Dengan tinggal di asrama berarti kamu secara otomoatis mengizinkan segala aktivitasmu selalu terpantau oleh suster kepala~
Basa-basi ala anak asrama kalo ketemu suster:
“Selamat pagi, Suster :)”
“Iya, Suster, dapet salam dari Mama & Papa saya.”
“Suster, saya izin ngerjain tugas di luar ya, soalnya ada kerja kelompok hari ini. Bentar aja kok suster, cuma satu jam. Hehe”
“Ah, suster makin cantik deh.”
18. Pernah tinggal atau sedang tinggal di asrama membuatmu mendapat cap religius dari orang-orang terdekatmu
Temen kuliah : “Eh, lu ngekos dimana?”
Kamu : “Mmm.. aku tinggal di asrama Katolik sih.”
Temen kuliah : “Wuiiih… ada anak alim nih di sini. Cie calon suster.”
Kamu : (batinmu dalam hati) “Lu pikir cuma calon suster doang yang boleh tinggal di asrama??”
19. Cerita horor di asrama pun banyak banggeeet dan ditambahi bumbu penyedap
Mita : “Eh, tau gak sih, di kapel itu katanya serem banget tau.”
Kamu : “Hah, masa? Kok bisa?”
Vita : “Emang serem kenapa?”
Mita : “Katanya di sana ada hantu suster Belanda yang selalu berdoa tiap malem.”
Kamu : “Hiiii…sereeeemm….”
Vita : “Ih, anjir, merinding gue.”
Btw, yakin hantunya beneran bisa berdoa?
20. Akhirnya saat yang kamu tunggu pun tiba, liburan panjang dan kamu bisa pulang ke rumah. HORE BANGET!
Libur telah tiba, HORE! Hatiku gembiraaa! *backsound lagunya Tasya
Wu yeee… natalan di rumah. Banyak makanan enak, nonton TV sepuasnya, jalan-jalan sama keluarga, lalala yeyeye~
Nonton TV? Emangnya gak ada TV di asrama?
Ada sih, tapi akses kamu buat leha-leha di depan tv terbatas banget. TV hanya boleh dilihat pas weekend terus remotenya dikuasai oleh kakak-kakak tingkat yang cantik dan baik hati itu. Alhasil, gak bisa deh nonton acara musik pagi-pagi.
21. Dan bagi yang gak bisa pulang karena rumahnya jauh, yah udah… Alamat bakal natalan sama suster dan staff asrama~
Buat kamu yang sering gak pulang saat natal jangan berkecil hati. Justru menghabiskan waktu libur natal di asrama akan memberikan keuntungan buatmu. Karena,
Makanannya melimpah ruah dan enyak-enyak. Hehehe… *tepuk-tepuk perut*
Setelah cukup lama tinggal di asrama, kamu pun belajar banyak hal atau (lebih tepatnya) tahu cara bertahan hidup di lingkungan asrama.
22. Bisa belajar nyelundupin hp, satu buat suster, satu buatmu. Cerdas!
(Yang terlontar di mulutmu) “Suster, saya titip HP ya, saya sudah bilang mama dan papa kalau gak bakal bisa dihubungin, nanti biar ngehubunginnya lewat suster aja.” *senyum semanis madu*
(Dalam hati) “Ambil aja, ambil. Gue gak butuh, gue masih punya satu.” *tertawa penuh kemenangan*
23. Kamu pun mulai memutar otak bagaimana cara membawa hairdryer dan catokan rambut :p
Langkah-langkah yang bisa kamu tempuh supaya bisa membawa 2 benda itu ke asrama :
- Letakkan hairdryer dan catokan di dasar kardus, paling bawah.
- Lapisi alat-alat itu dengan tumpukan makanan kering dan kerupuk atau oleh-oleh lain dari rumah.
Kemudian, ketika diperlukan…
Langkah pemakaiannya :
- Colokkan ke stop kontak
- Pakai, you know what to do, gals.
- Jangan lupa suruh temen sekamarmu berjaga di depan pintu kamar, sebagai imbalannya dia boleh pinjam catokan dan hairdryer milikmu.
Selamat mencoba! 😀
24. Berada di dalam asrama mengajarkan kamu untuk SALING BERBAGI : Harus rela makanan dan oleh-olehnya habis dibagi-bagi (baca: dihabisin temen)
Opin : “Hmm.. baunya kok kayak ada durian, ya?”
Prina : “Wah iya nih bau durian, ada yang bawa durian ‘kah?”
Kamu : “Iya, ini aku dikirimin mamaku dari Medan. Ambil aja kalo mau.”
Temen sekamar : “Mauuu….”
-dalam satu jam durianmu habis, hanya menyisakan kulit dan pongge-
25. Rasa kebersamaan juga diwujudkan saat merayakan ulang tahun dengan siram-siraman. Kami juga bisa fun kayak cewek-cewek lain, keleus…
Teman satu kamar : “Eh, ini tanggal 19 Oktober ‘kan? Waa Paula ulang tahun ni hari ini! Kita apain ya enaknya?”
Paula : *nelen ludah* kemudian,
26. Memiliki banyak senior bisa kamu manfaatkan juga sebagai ladang ilmu. Selain minta dimentorin kamu sekaligus bisa meminjam beragam buku
Kamu : “Kak Via, punya buku Othello-nya William Shakespeare gak? Pinjem dong kak.”
Kakak Tingkat : “Ada nih, udah buat kamu aja, penuh juga ni rak bukuku.”
Kamu : “Waa makasiiih. Kalau buku pelajaran yang udah gak kepake menuh-menuhin juga gak kak? Hehehe” #kode
Punya hubungan yang deket sama senior juga bawa keuntungan untuk keselamatan kamu, lho!
27. Saling make up-in atau pinjam meminjam baju sudah menjadi hal lumrah di asrama~
Kamu : “Aduh, besok hari Kartini, harus pake kebaya lagi. Anjir, gue gak punya, masa harus beli?”
Temen : “Itu ambil aja kebaya di lemariku, aku punya dua tuh, warna cokelat sama hijau toska.”
Kamu : “Waaa minjem ya kak Erni, makasiiih.”
28. Dengan kegaduhan serta keakraban semacam itu, kamu gak akan pernah merasa kesepian
Sendiri? Apa itu sendirian?
Galau? Apa itu galau? Kita galaunya rame-rame.
Hehe
29. Banyak juga kegiatan di dalam dan di luar asrama yang membuka matamu, bahwa ternyata dunia tidak sesempit yang kamu kira
Banyaknya kegiatan sosial yang diadakan oleh asrama mampu menambah wawasan serta membuatmu menyelami berbagai hal dari ragam sudut pandang. Kamu sadar bahwa dunia begitu berwarna, ada banyak macam manusia dengan segala keadaannya. Dan, tentunya kamu bisa makin bersyukur akan kondisimu serta makin mendekatkan diri kepada Sang Maha Segalanya.
30. Ditambah lagi, karaktermu benar-benar terbentuk hingga kuat, kamu makin menyadari apa makna disiplin dan pentingnya bertoleransi antar budaya
Tinggal di bawah atap dengan banyak orang dan ragam latar belakang membuatmu harus memiliki rasa toleransi yang tinggi. Kamu dituntut untuk menjadi orang yang mudah beradaptasi, karena disini kamu harus tetap bisa tinggal bersama dalam segala kondisi. Keragaman budaya dan perbedaan kebiasaan merupakan hal yang harus kamu terima dengan hati lapang dan pikiran terbuka.
Selain itu, terbiasa hidup dengan aturan dan tata cara yang ketat membuatmu bermental baja. Kamu mampu hidup di bawah tekanan. Depannya kamu akan mampu dengan mudah menghadapi aturan dan tata cara serupa.
31. Pergaulanmu pun meluas, karena teman-temanmu berasal dari berbagai daerah di penjuru Indonesia. Gak jarang, teman-temanmu sudah seperti saudarimu sendiri.
Tak hanya kemampuan diri yang terasah secara sempurna, kamu juga bisa memperluas pergaulan. Ragam manusia yang kamu temui di tempat ini benar-benar akan memperkaya jalinan pertemanan serta pengetahuan. Bahkan, bukan tidak mungkin kamu jadi mengetahui budaya tertentu berkat jalinan persahabatan bersama kawan-kawanmu ini.
Tidak ada yang lebih indah dari jalinan persahabatan dengan ragam latar belakang budaya yang berbeda.
32. Satu hal yang kamu ingat sampai sekarang: asrama adalah keluarga, tempat menjadi dewasa dan tempat berbagi beragam rasa.
Satu hal yang tidak pernah pergi dari lingkar kepala, asrama adalah keluarga. Iya, kamu benar-benar menemukan ‘rumah’ di sana. Bersama dengan para suster yang menjadi kepala keluarga dan teman-temanmu yang sudah seperti saudara sendiri tidak ada alasan untuk tidak menyebut asrama sebagai rumah.
Bahkan, setelah bertahun-tahun lamanya kamu pergi dari tempat itu, kamu tetap saja masih merindu. Segala hal yang terjadi di sana telah mengubah sudut pandangmu secara utuh pun juga membuatmu menjadi lebih tangguh. Dari yang awalnya kamu merasa takut dan tak mau, kini semuanya meluruh dan berubah menjadi timbunan rindu.
Jadi, gimana wahai para cewek yang dulu sudah pernah tinggal di asrama putri Katolik? Jika ada yang belum tercantum, yuk bagikan ceritamu di kolom komentar! 😀