Hidup tanpa musik bak sayur tanpa garam, hambar. Pop, jazz, soul, dangdut, electronic dance music (edm), dan banyak lainnya bisa dinikmati untuk menemani hari-harimu. Lalu apakah pernah kamu mencoba mendengarkan aliran musik klasik yang biasa dibawakan oleh sekelompok orang secara bersamaan? Yup, jenis musik tersebut termasuk ke dalam jenis orkestra.
Sejarah musik orkestra yang didahului oleh para musisi klasik di Indonesia sendiri sudah ada sejak era Hindia-Belanda, yakni pada awal abad ke-18. Musik klasik yang dulunya hanya dinikmati oleh kalangan atas ini–seperti para pemilik perkebunan Belanda–memang sangat prestisius dan tidak semua golongan bisa mendengarkannya. Namun seiring berjalannya waktu, musik orkestra kini sudah bisa didengarkan oleh semua kalangan. Melalui sebuah perhelatan yang telah diselenggarakan dari tahun lalu, Indonesia Orchestra Ensemble Festival (IOEF) kembali hadir membawa warna baru bagi para musisi muda dan masyarakat yang memang memiliki antusiasme tinggi terhadap orkestra.
IOEF sendiri merupakan sebuah festival musik orkestra dan ensemble pertama di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Festival musik ini memiliki fokus utama pada grup/chamber music dan instrumen solo (non vokal). Diselenggarakan selama 3 hari dari 25 – 27 Agustus, IOEF sukses menarik banyak pengunjung. Lalu hal menarik apa saja sih hal yang bisa ditemui pada acara musik ini?
ADVERTISEMENTS
Tidak dipungut biaya apapun, para pengunjung IOEF bisa mengikuti seminar dari para ahli secara gratis
Acara edukasi musik non profit ini merupakan wadah berkumpulnya bagi para musisi dari berbagai grup komunitas yang ada di Indonesia untuk dapat bertemu satu sama lain, menjalin persahabatan, berbagi informasi musik, dan berbagai aktivitas lainnya. Para peserta dan pengunjung IOEF juga bisa mengikuti berbagai workshop dan seminar yang memang diisi oleh musisi dan akademisi profesional di bidangnya masing-masing. Seluruh agenda tersebut pun sama sekali tidak dikenai biaya apapun, semuanya gratis.
ADVERTISEMENTS
Orkestra memang identik dengan musik klasik, tapi IOEF mematahkan pandangan tersebut karena ternyata musik jenis ini bisa membawakan berbagai aliran lainnya
Acara gala konser musik orkestra memang sering memainkan lagu-lagu klasik seperti karya dari Beethoven maupun Mozart. Kali ini Trinity Youth Symphony Orchestra (TRUST) membawakan lagu asal negeri Jiran, Cinday dengan arrangement yang berbeda. Salah satu pelatih vokal ternama Indonesia, yakni Indra Aziz juga turut tampil membawakan beberapa lagu medley daerah yang membuat kagum semua pasang mata yang datang di acara penutupan IOEF, 27 Agustus lalu.
ADVERTISEMENTS
Menyuguhkan berbagai pertunjukan musik yang indah, penutupan IOEF sukses mengundang decak kagum para pengunjung
Bertempat di Teater Kecil dan Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, festival ini dihelat oleh MusicMind dan Trinity Youth Symphony Orchestra. Pada malam penutupan acara IOEF, sejumlah musisi tampil dengan apik. Penampilan duet piano – violin asal Austria, Nota Bene tampil memukau membawakan lagu Bubuy Bulan yang diaransemen ulang. Tak hanya itu, Trinity Youth Symphony Orchestra (TRUST) juga berhasil memukau penonton dengan berbagai pertunjukan orkestra mereka yang luar biasa. Dan ada satu hal berbeda dari IOEF tahun ini, yakni adanya penampilan dari anak-anak penyandang tunarungu yang membacakan puisi dan membawakan tarian dari berbagai daerah. Dengan segala keterbatasan yang mereka miliki, jiwa semangat dalam diri mereka untuk berseni dan berkarya tidak luntur sama sekali.
Suksesnya perhelatan IOEF tahun ini juga terbukti dengan bertambahnya jumlah grup musik dari tahun lalu. Sedikitnya ada 25 grup orkestra serta ensemble yang tampil dalam IOEF 2017 ini. Hal itu juga membuktikan kalau memang peminat musik orkestra di Tanah Air kian bertambah dan terdiri dari kalangan manapun.