Siapa Aja Boleh Kamu Pacarin, Tapi Sediakan Waktu Berpikir Lebih untuk Menerima 7 Golongan Ini

Bila dilakukan dengan benar, pacaran adalah sebuah proses penjajakan. Dari sana, kamu bisa memperkirakan apakah seseorang yang kamu anggap sebagai calon potensial benar-benar cocok untuk kamu ajak bersanding di pelaminan. Karena tentunya untuk menjalani pernikahan, kamu tidak boleh bersama dengan sembarang orang.

Karena itu agar masa pacaranmu tidak sia-sia dan sukses sampai tahap rumah tangga, ada baiknya kamu mempertimbangkan banyak hal sejak sebelum jadian. Agar kamu nggak nyesel nantinya, coba cek dulu gebetanmu. Bila dia termasuk salah satu dari golongan orang-orang ini, lebih baik kamu berpikir seribu kali.

ADVERTISEMENTS

1. Bukannya materialistis, orang yang pelit dan perhitungan hanya akan membuatmu gila karena kebanyakan makan hatinya

Perhitungan luar biasa

Perhitungan luar biasa via www.keepo.me

Weekend kita jalan yuk? Cari kuliner asyik gitu. Nanti kujemput pakai mobil. Tapi kamu yang bayarin uang bensinnya ya?”

Bukan maksud mengajari kamu untuk menjadi materialistis. Namun semua orang tahu bahwa pacaran memang membutuhkan biaya. Pelit dan perhitungan memang bisa membuatmu kaya di masa depan nanti. Tapi bila pelit dan perhitungannya sudah keterlaluan, yang ada kamu hanya akan makan hati saja. Ini dan itu dihitung dengan materi. Katanya hemat, padahal mungkin dia memang nggak niat. Selagi kamu belum cinta-cinta amat, lebih baik berhenti sekarang daripada nanti sekarat.

ADVERTISEMENTS

2. Belum jadi pacar saja sudah posesif habis. Kamu siap nanti ke mana-mana harus laporan sama dia seperti tahanan kota?

Super posesif

Super posesif via www.tumblr.com

“Kok kamu keluar kota nggak bilang-bilang? Sama cowok lain pasti ya?”
“Ng…”
“Belum pacaran aja kamu udah nggak jujur. Gimana nanti kalau kita pacaran?”

Permisi, memangnya situ siapa? Belum pacaran saja posesifnya sudah luar biasa, cemburuan setengah mati, dan apa-apa minta dikabari. Sifat-sifat posesif seperti ini bisa berbahaya kelak ketika hubungan sudah  resmi. Seluruh ruang gerakmu akan dibatasi karena dia hanya menginginkanmu untuk dirinya sendiri. Sikap posesif yang berlebihan juga bisa berkembang pada isu kekerasan dalam pacaran ataupun rumah tangga. Karena itu, bila kamu nggak mau nanti tersiksa, lebih baik jangan melangkah lebih jauh lagi.

ADVERTISEMENTS

3. Cewek manja memang kadang lucu. Tapi enggak deh kalau ini dan itu minta dilayani atau ke mana-mana minta ditemani. Itu kamu calon pacar atau baby sitter-nya sih?

Ke mana-mana minta ditemani

Ke mana-mana minta ditemani via www.thesun.co.uk

“Aku lapar, tapi lagi hujan. Kamu mau nggak bawain makanan buat aku ke kosan?”
“Besok kamu ada acara? Aku mau beli buku. Anterin doong?”
“Temani aku ke kecamatan dong? Mau urus perpanjangan KTP nih. Nanti habis itu kita ke salon ya. Aku mau creambath.”

Ketika orang jatuh cinta, segalanya memang berubah setingkat lebih indah. Menjadi tukang ojek dadakan pun tak apa, asalkan bisa selalu sama dia. Namun sebelum semuanya terlambat, coba kamu pertimbangkan dulu selagi sempat. Bila dia orang yang selalu ingin dilayani dan ditemani, sebaiknya kamu mulai bertanya pada dirimu sendiri. Apakah kamu siap memberinya seluruh waktumu, padahal dia bukan satu-satunya urusanmu?

ADVERTISEMENTS

4. Sama seperti orang pelit dan perhitungan, dia yang matre juga lebih baik jangan dilirik. Belum pacaran sudah minta ini dan itu. Bisa-bisa anniversary satu tahun nanti dia minta hadiah pulau pribadi

materialistis

materialistis via lmt-lss.com

“Beliin cilok dong?”
“Pulsaku habis nih. Nggak bisa balas SMS kamu. Beliin pulsa dong? Hehehe”
“Wah itu lucu banget tasnya! Beliin dong… ya? Ya?
“Beliin sepatu itu dong?”
“Beliin HP dong?”

Meski orang pelit dan terlalu perhitungan bukan calon pacar yang ideal, tak berarti orang yang realistis dan materialistis lebih layak dijadikan pacar. Meskipun pacaran memang butuh biaya, tentu tidak seperti itu juga. Sebelum kamu menuruti semua keinginannya, coba pertanyakan dulu. Apakah dia benar tertarik padamu, ataukah pada uangmu?

ADVERTISEMENTS

5. Sebaiknya hindari calon pacar yang jauh di sana. Kecuali bila kamu termasuk orang-orang terpilih yang siap dan tabah menahan siksaan rindu

Cobaan LDR itu sungguh luar biasa

Cobaan LDR itu sungguh luar biasa via www.piop.net

Hubungan jarak jauh alias LDR bukanlah sembarang hubungan. Diperlukan hati yang lebih kuat dan pertahanan diri yang lebih hebat untuk tetap mempertahankan hubungan. Meski punya pacar, tetap saja kamu ke mana-mana sendirian. Mau cari gebetan untuk teman nonton, tapi kamu punya pacar. Serba salah seperti lagunya Raisa. Rasa curiga juga selalu menghantui, karena kamu tak tahu sedang apa dia saat kamu tak ada. Belum lagi kamu harus tabah karena nggak bisa langsung bertemu setiap kali merasa rindu. Kalau kamu nggak siap dengan semua itu, lebih baik cari calon pacar yang dekat-dekat saja. Biar hemat, dan hati pun sehat.

ADVERTISEMENTS

6. Cinta memang buta. Tapi kalau bisa memilih, mendingan jangan mantan pacar sahabat sendiri. Nanti apa-apa jadi nggak enak sendiri

mantan pacar teman

mantan pacar teman via www.hipwee.com

“Ta, sebelumnya sorry banget.”
“Wah, kenapa nih?”
“Anu… aku lagi deket sama mantan kamu.”
“Oh, si Agus? Yaelah, kirain apaan pake sori-sori. Iyaa, nggak apa-apa, aku sama dia kan sudah masa lalu.”

Padahal dalam hatinya, bisa saja dia memaki-makimu karena merebut mantan pacarnya. Kalaupun sudah move on, orang sering keberatan kalau mantan pacar punya pacar baru. Apalagi bila pacar barunya itu sahabatnya sendiri. Kelak di kemudian hari saat kamu dan dia sudah pacaran, kamu nggak akan bebas mengenalkan pacarmu ke teman-teman. Apalagi? Tentu karena kamu merasa harus menjaga perasaan temanmu sendiri.

7. Calon pacar yang masih jadi pacar dan suami orang. Daripada nanti panjang urusannya, sudahlah, cari yang lain saja

Kamu mau jadi orang ketiga?

Kamu mau jadi orang ketiga? via onmogul.com

Yang ini tentu saja nggak perlu lagi dijelaskan alasannya. Tapi bila kamu masih bertanya-tanya, tentu karena pedekate dengan orang yang masih ada pacarnya itu sama dengan besar pasak daripada tiang. Besar pengorbanan yang harus kamu lakukan, karena kamu akan dianggap sebagai perusak hubungan orang. Lagipula, kamu akan didera khawatir selama pacaran. Pengalaman mengajarkan, bila dulu dia bisa pedekate denganmu saat dia masih bersama orang lain, siapa yang bisa menjamin dia nggak sedang melakukan hal yang sama padamu sekarang? Karma itu memang ada katanya.

Tapi namanya cinta (yang kata orang buta), seringnya nggak bisa kamu tebak kedatangannya. Maunya sih jatuh cinta pada sosok yang rupawan, mapan, bertanggung jawab, dan punya perasaan yang sama dengan kita. Tapi apa daya malah jatuh cinta pada orang yang sudah ada yang punya. Mau diingkari tapi hati nggak bisa dibohongi, mau di lupakan juga sulitnya setengah mati. Andai saja hati manusia bisa seperti komputer yang bisa disetting sesuka hati, mungkin cinta nggak akan serumit ini.

Seandainya cinta bisa memilih, kira-kira kamu mau jatuh cinta pada siapa?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi