Idealnya sebuah serial akan punya berpuluh episode dan beberapa musim (seasons). Maka, gagal secara bisnis merupakan salah satu alasan masuk akal kalau ada serial (yang bukan mini series) berhenti tayang hanya di satu musim. Karena nggak dimungkiri, sebuah serial yang berhenti tayang di satu musim banyak yang sebenarnya bagus. Hanya saja, nggak semua orang bisa menikmatinya sehingga serial tersebut nggak bisa dibilang sukses.
Seperti 7 serial berikut ini, yang berhenti tayang hanya di satu musim, tapi mendulang apresiasi positif dari kritikus. Di situs Rotten Tomatoes serial-serial ini bahkan mendapatkan skor hampir sempurna. Apa saja? Melansir Insider, berikut rangkumannya.
ADVERTISEMENTS
1. “Bunheads” (2012)
Rotten Tomatoes Score: 100%
Serial “Bunheads” garapan Amy Sherman-Palladino ini bercerita tentang seorang gadis Las Vegas yang dipaksa pindah ke kampung halaman suaminya. Di sana ia mengajar balet di studio tari milik sang mertua. Sekilas cerita, serial ini terkesan sangat sederhana. Nggak heran kalau kurang diminati dan bubar jalan hanya dalam 18 episode.
Tapi kritikus Willa Paskin mengatakan “Bunheads” berbeda dengan acara lain di televisi. Selain menampilkan tarian-tarian yang jadi refleksi suasana hati tokoh utama, karakter sang tokoh yang piawai berbicara untuk menarik perhatian orang, sikapnya yang sangat “la-di-dah attitude toward plot“, dan pendekatannya yang lambat untuk tema kesedihan, kedewasaan serta kesedihan, membuatnya istimewa dengan cara yang aneh.
ADVERTISEMENTS
2. “Enlisted” (2014)
Rotten Tomatoes Score: 87%
Serial komedi ini berkisah tentang seorang sersan yang harus memimpin sebuah regu di Florida sekembalinya dia dari tugas di Afghanistan. Kebetulan dalam regu baru yang harus dia pimpin tersebut terdapat dua orang adiknya. Kebayang, kan, bagaimana komikalnya bekerja dengan tiga saudara di peleton yang sama? Tapi sayang, serial ini hanya bertahan 13 episode.
Kritikus Vicky Hyman dari Newark Star-Ledger menulis kalau “Enlisted” bukanlah sebuah serial komedi yang baru, tetapi sebagai tontonan ia dapat diandalkan dan dapat menyentuh hati penonton.
ADVERTISEMENTS
3. “Rubicon” (2014)
Rotten Tomatoes Score: 69%
Serial ini digadang-gadang akan melanjutkan kesuksesan “Mad Men” dan “Breaking Bad”, karena cerita yang diusung mirip-mirip, yaitu tentang seorang agen federal yang menyelidiki kematian misterius mentornya. Sayang, serial ini nggak dapat sambutan sebagaimana ekspektasi sang kreator sehingga terpaksa “bungkus” setelah satu musim.
Vikram Murthi dari Variety mengatakan bahwa “Rubicon” sejatinya dapat lanjut beberapa musim jika tayang di Netflix atau Amazon, karena ceritanya potensial untuk dikembangkan. Sementara David Hinckley dari New York Daily News mengatakan serial ini adalah pilihan tepat untuk kamu yang menikmati intrik nan rumit, dengan karakter pintar yang selalu mencari tahu.
ADVERTISEMENTS
4. “Trophy Wife” (2014)
Rotten Tomatoes Score: 76%
Mengusung genre komedi, serial milik ABC ini cukup dapat sambutan hangat pada periode penayangannya. Meski begitu, ABC memutuskan menghentikannya setelah satu musim. Ceritanya tentang seorang gadis gandrung pesta yang jatuh cinta dengan pria lebih tua, lalu mengalami dinamika masalah ketika menyesuaikan diri pasca menikahi pria tersebut.
Hillary Busis dari Entertainment Weekly pada tahun 2014 bilang serial ini bisa jadi tontonan menarik apalagi untuk mereka yang sebelumnya menyukai serial “Modern Family”. Hal itu menurutnya karena “Trophy Wife” punya segala hal yang dimiliki “Modern Family”, tapi tanpa kemalasan, keanehan, atau ketajaman yang kejam merujuk pada fragmen Cam dan Mitchell di “Modern Family” yang dikisahkan saling menyukai.
ADVERTISEMENTS
5. “Good Girls Revolt” (2015)
Rotten Tomatoes Score: 73%
Berlatar waktu tahun 1969, “Good Girls Revolt” yang diangkat dari buku karya Lynn Povich menceritakan kisah sekelompok perempuan muda yang bekerja di sebuah majalah dan menggugat program yang melakukan diskriminasi gender. Serial milik Amazon ini harus bubar jalan karena dinilai “nggak laku”.
Liz Shannon Miller dari IndieWire menulis kalau serial ini menegaskan bahwa setiap orang berhak mendapatkan apa yang mereka hargai, dalam hal ini kesetaraan gender. Menurutnya, “Good Girls Revolt” dengan baik mengingatkan semua penonton kalau terkadang kita harus menuntut apa yang menjadi hak jika itu nggak terpenuhi.
ADVERTISEMENTS
6. “Whiskey Cavalier” (2019)
Rotten Tomatoes Score: 78%
Serial yang hanya bergulir satu musim ini mengisahkan agen FBI dengan nama kode “Whiskey Cavalier” yang harus bertugas dengan mitra barunya seorang agen CIA. Sayang, keduanya nggak cocok. Seluruh misi yang mereka garap berdua pun dihiasi aksi-aksi yang penuh ketidakcocokan.
Konsensus kritikus di laman Rotten Tomatoes mengatakan serial “Whiskey Cavalier” ini menyenangkan, penuh semangat karena didorong chemistry antarkarakter. Menurut kritikus, meski Whiskey Cavalier mengusung formula cerita yang nggak baru-baru amat, tapi serial ini berhasil mengemasnya dengan menarik.
7. “Everything Sucks!” (2018)
Rotten Tomatoes Score: 71%
Serial Netflix yang hanya tayang satu musim dan dikabarkan nggak akan lanjut ini bercerita tentang pengalaman sekolah tahun 90-an. Sepanjang satu musim cerita dibingkai dengan pengalaman khas remaja: putus asa, jatuh cinta, canggung, dan yang penting menikmati hidup tanpa gawai. Beberapa orang sepertinya akan nostalgia nonton ini.
Lorraine Ali dari Los Angeles Times mengatakan kalau “Everything Sucks!” ini semacam “Stranger Things” dalam hal menghadirkan keunikan-keunikan. Menurutnya, kita nggak perlu repot-repot kembali ke masa membosankan di SMA kalau bisa nonton “Everthing Sucks!”~
Nah, itu dia 7 serial yang meski tuai kritik positif dari kritikus, tetap berhenti tayang setelah satu musim. Ada yang sudah pernah kamu tonton?