Seorang Siswa Lakukan Praktik Sulap yang Berujung Pegang Payudara Temannya. Guyonan Macam Apa ini?

Bercandaan berbau pelecehan

Bercanda jadi bumbu penyedap dalam pertemanan. Sayangnya, sering kali ada saja bercandaan yang kelewat batas. Sama seperti video viral berikut ini.

Terlihat seorang cowok sedang mempraktikkan sulap dengan teman cewek sekelasnya. Dengan kain hitam, cowok itu menutupi tangannya. Lalu dengan gesit tangannya menyentuh payudara temannya. Nggak terima, cewek itu mengejar pesulap gadungan itu. Masih belum jelas kejadian tersebut di sekolah mana, yang jelas bercandaan semacam itu nggak bisa dibenarkan!

ADVERTISEMENTS

Memang, cewek dalam video itu terlihat nggak marah, tapi bukan berarti bercandaan itu sah dilakukan. Nggak semua berani melawan, terlebih banyak temen lain yang menertawakan

Seorang Siswa Lakukan Praktik Sulap yang Berujung Pegang Payudara Temannya. Guyonan Macam Apa ini?

Kalah jumlah kadang bikin orang enggan melawan. via www.k12insight.com

Melihat dari komentar dalam unggahan @Arin_NZ , nggak sedikit yang bilang itu nggak lucu. Argumentasi mereka bertolak dari reaksi korban yang nggak marah. Tapi apakah itu berarti bercandaan semacam ini dibenarkan? Nggak semua cewek berani melawan saat dilecehkan. Terlebih kejadian itu disaksikan teman-teman yang ikut juga menertawakan. Secara power, dia kalah dari mayoritas. Memang dia nampak tertawa saja, tapi dalam hati pasti ada rasa malu setelahnya.

ADVERTISEMENTS

Meski konteksnya bercanda, tapi memegang organ intim seseorang termasuk kategori pelecehan. Melecehkan harga diri orang, apanya yang lucu sih, hah?!

Seorang Siswa Lakukan Praktik Sulap yang Berujung Pegang Payudara Temannya. Guyonan Macam Apa ini?

Pelecehan seksual apanya yang lucu?! via bangka.tribunnews.com

Laki-laki dan perempuan punya organ pribadi masing-masing. Itulah ranah sensitif yang nggak boleh sembarangan disentuh orang. Menyentuhnya tanpa izin sama saja melecehkan harga dirinya. Apa yang lucu dari melecehkan orang? Terlebih seorang pelajar cewek. Nggak ada yang tahu sisi psikologis orang, apalagi cewek. Korban mungkin terlihat paham kalau itu bercandaan, tapi siapa yang tahu dampak psikologisnya dari rasa malu yang dia rasakan?

ADVERTISEMENTS

Kewajibanmu untuk melawan bercandaan yang kelewatan begini, kalau cuma korban doang, seringnya nggak mempan

Seorang Siswa Lakukan Praktik Sulap yang Berujung Pegang Payudara Temannya. Guyonan Macam Apa ini?

Harus dilawan! via www.femina.co.id

Kamu yang nalarnya masih jalan, seharusnya nggak tertawa melihat kejadian ini. Bercandaan ini jelas kelewatan. Nggak cuma korban yang berhak melawan, kamu pun berkewajiban untuk melawannya. Sekeras apa pun korban berteriak kalau nggak dibantu, akan kalah melawan pelaku dan teman-teman yang menyukai humor jahat semacam ini. Nggak kasihan apa teman sendiri lo!

ADVERTISEMENTS

Banyak candaan serupa yang pasti pernah terjadi di lingkar pertemananmu. Kalau kelewatan sampai melecehkan begini, jelas nggak boleh dijadikan kelaziman

Seorang Siswa Lakukan Praktik Sulap yang Berujung Pegang Payudara Temannya. Guyonan Macam Apa ini?

Bercandaan nggak lucu macam ini mesti diakhiri. via bangka.tribunnews.com

Bercandaan semacam ini tipikal anak sekolah banget. Banyak jenisnya dan kamu pasti pernah melihat candaan serupa. Setelah insyaf dan sadar, seperti sekarang mestinya kamu bijak memosisikan diri. Kalau tahu ini salah, maka komplain saat bercandaan ini terjadi lagi. Kasihan temanmu yang jadi korban. Terlebih cewek yang sering kali hanya memendam amarah dan rasa malunya. Bagi kesehatan mentalnya jelas itu bahaya. Sudahlah, bercandaan yang semacam ini jangan dibiarkan jadi sebuah kelaziman.

Bercanda sama teman juga butuh kontrol diri. Merasa sudah dekat kadang membuat orang jadi nekat menerabas batas. Jangan sekali-kali menganggap bercandaan semacam ini lazim hanya karena mayoritas dan korbannya tertawa. Kamu nggak pernah tahu dampak psikologisnya sebelum kamu atau orang terdekatmu mengalaminya sendiri. Hanya ada satu kata, lawan!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Fiksionis senin-kamis. Pembaca di kamar mandi.