Tuntutan untuk menjadi cantik dan sempurna memang setiap hari kita rasa. Karena itulah, kita nggak akan ke luar rumah dengan tampilan habis-bangun-tidur dan seadanya. Paling tidak, kita pasti akan sisir rambut dulu dan cuci muka.
Tuntutan buat tampil presentable ini berlaku gak cuma di dunia nyata, tapi juga saat kita berfoto. Karena itulah muncul aplikasi edit foto macam Camera 360 atau Beauty Plus. Sah-sah aja sih edit fotomu, toh juga ini serupa dengan mandi atau sisir rambut di dunia nyata. Tapi… gak harus berlebihan sampai ibumu pangling juga ‘kan?
ADVERTISEMENTS
Terkadang, hasil tangkapan kamera memang nggak sempurna. Karena itulah fitur editing itu layak ada.
“Jelek ih fotonya, keliatan tembem pipinya, edit aaaaahh…”
“Kok gelap ya, padahal udah pakai flash, pakai Beauty Plus aja deh.”
“Rasanya nggak puas aja kalau nggak ngedit!”
Jangankan kita yang masih amatir, fotografer profesional pun kadang masih membutuhkan fitur editing untuk membuat hasil tangkapan mereka lebih sempurna. Mengedit foto memang sah-sah saja. Gambar yang tadinya gelap dan suram bisa jadi lebih cerah setelah kamu mengedit cahayanya. Jerawat yang mengganggu di pipi sebelah kananmu hilang seketika dengan fitur dodge. Lupa pakai lipstik atau warna lipstikmu nggak kelihatan? Santai, bisa touch up lewat aplikasi beauty editing kok!
ADVERTISEMENTS
Jerawat atau kulit kusam bisa datang kapan saja. Maklum saja jika kamu menyunting foto agar lebih enak dipandang mata. Tapi, seperlunya aja ya!
Editing ini fungsinya menjadikan foto yang tadinya nggak sempurna jadi lebih berkualitas. Bukan membuat subyek yang difoto jadi nggak mirip sama asli! Kalau hidung aslimu pesek dan mungil seperti hidung orang Indonesia pada umumnya, orang pasti nggak akan mengenalimu kalau di foto itu hidungmu semancung Pinokio. Kalau matamu berwarna hitam, iris warna hijau di fotomu juga akan bikin orang pangling. “Lho… sejak kapan dia ganti ras jadi bule?” Mungkin itu yang ada di kepala orang-orang.
Editlah foto sampai kamu menjadi versi terbaik dari dirimu. Jadi, jangan sampai beauty app ini justru bikin kamu jadi mirip orang lain!
ADVERTISEMENTS
Foto juga representasi jati diri. Kalau gak mirip sama kamu yang asli, nanti yang repot kamu sendiri!
Dengan menangkap gambar wajahmu, kamu sebenarnya sedang berkata pada semua orang: “Lihatlah aku.” Kamu sedang mengklaim hak dasarmu untuk dilihat dan diakui keberadaannya oleh orang-orang di sekitarmu. Ini bukan perilaku narsisistik, melainkan justru kebiasaan normal manusia. Karena itulah, foto sebenarnya adalah wujud representasi diri yang berharga.
Jangan sampai representasi diri ini jadi “kacau” karena kamu di foto itu justru nggak mirip dengan dirimu yang asli. Saat orang ingin menyadari keberadaanmu, mereka tentu perlu tahu seperti apa sebenarnya rupamu. Mereka ingin tahu senyum seperti apa yang biasa kamu ulas di dunia nyata. Mereka ingin tahu bentuk rambut dan matamu yang sebenarnya. Hanya dengan mengenal fitur-fitur wajahmu inilah — sempurna atau tidak, mirip Miss Universe atau tidak — kamu bisa benar-benar diakui jati dirinya.
ADVERTISEMENTS
Toh, kamu yang asli jauh lebih berharga dibandingkan kesempurnaan yang cuma ilusi semata
Seperti apapun bentuk mereka, mata, hidung, mulut, telinga dan pipimu adalah milikmu sepenuhnya. Orangtua sudah memberikannya penuh kasih padamu dan Tuhan mengizinkan mereka untuk berfungsi sebaik-baiknya. Mungkin standar kecantikan (yang nggak logis anyway!) sedikit jauh dari apa yang kamu punya. Tapi yang kamu punya jauh lebih berharga dibandingkan kesempurnaan yang cuma hasil editan semata.
Toh orang lain akan menghargaimu bukan karena fisikmu saja. Sifat rendah hati dan pandai bergaul akan bisa membuat semua orang jatuh cinta, tak peduli wajah seperti apa yang kamu punya. Prestasi dan penghargaan yang sesungguhnya bukan karena kamu cantik dan putih bukan? Tapi bagaimana kamu bisa memiliki banyak teman dan orang lain menghargaimu karena keramahtamahanmu.
Nggak masalah jika kamu masih meng-edit setiap fotomu agar terlihat lebih bagus. Tapi, editlah seperlunya sehingga hasilnya menampakkan jati diri kamu sebenarnya, bukan justru menghilangkannya. Percayalah, cantik atau tampannya kamu, tidak ditentukan dari seberapa kamu menaikkan light di aplikasi editingmu. Melainkan sejauh mana kamu bisa menerima siapa dirimu yang sebenarnya.