Banyak orang yang mendambakan jadi terkenal dan dikenal banyak orang. Jadi artis, politikus, sering muncul di televisi, secara nggak langsung dianggap sebagai sebuah prestasi yang membanggakan. Diakui atau nggak, tentu saja banyak orang yang kemudian diam-diam pengen terkenal dengan tujuan agar dihormati banyak orang dan punya banyak fans.
Tapi layaknya dua sisi mata uang, di mana ada fans di situ ada haters. Sebaik apa pun orangnya, kadang ada juga yang membencinya lho. Apa lagi jika seseorang figur publik terkenal terlanjur punya citra kurang baik di masyarakat, maka harus bersiap hati buat menerima segala kritik pedas warganet. Opini masyarakat luas ternyata memang sangat berpengaruh terhadap citra diri artis atau orang terkenal. Seperti Rina Nose yang tengah merasakan kejamnya nyinyiran warganet terhadap dirinya. Duh, warganet, oh, warganet.
ADVERTISEMENTS
Awalnya Rina Nose curhat seputar kekesalannya terhadap haters dan perundung. Ia pun mengibaratkan mereka sebagai nyamuk pengganggu
Kemarin, Rina Nose mengunggah suatu pernyataan kekesalannya melalui InstaStory akun pribadinya. Intinya Rina pengen banget membasmi haters dan perundung dengan memblokir dan melaporkan akun-akun mereka. Selain itu, Rina juga tampak melampiaskan emosinya dengan menyebut mereka sebagai nyamuk pengganggu. Meski begitu Rina sadar banget kalau membunuh nyamuk nggak akan membuat mereka habis. Tapi ia katakan kalau ‘membasmi nyamuk’ harus dilakukan untuk memgurangi sumber penyakit.
ADVERTISEMENTS
Tapi warganet justru balik menyerang dirinya. Curhat Rina Nose berujung bumerang untuk dirinya sendiri
Banyak warganet yang justru merasa kalau curhatan Rina Nose ini berlebihan. Banyak yang kemudian berkomentar menyindir istilah nyamuk yang disebutkan Rina. Beberapa justru menilai kalau cara yang dilakukan Rina untuk menghindari hate dan bully itu nggak tepat dan malah mengundang komentar sinis. Tapi, kembali lagi layaknya dua sisi mata uang, beberapa warganet ada yang tetap mendukung Rina kok. Ada pula yang justru mengingatkannya untuk lebih sabar.
ADVERTISEMENTS
Pilihan memblokir dan berkomentar memang hak setiap orang. Tapi kalau komentarnya terlalu mengganggu, tentu berpengaruh pada psikologis lho
Kalau dilogika, tindakan Rina Nose untuk memblokir dan melaporkan akun-akun yang menurutnya mengganggu adalah haknya sebagai pemilik akun pribadinya sendiri. Kalaupun komentar warganet membuat resah dirinya, tentu ia harus menghindari, sebab hal ini jelas mempengaruhi psikologisnya sendiri.
Sebaliknya, komentar dan opini publik juga sebuah kebebasan berpendapat. Asal komentarnya masih sesuai koridor peraturan perundangan dan norma yang berlaku, sah-sah saja untuk mengkritik apa yang dilakukan figur publik. Namanya juga negara demokrasi, kan?
Tapi kadang memang jadi orang terkenal itu harus menyiapkan sumbu kesabaran yang super panjang. Karena jika apa yang kita lakukan berkebalikan dengan nilai yang berlaku di publik, ya, siap-siap saja menerima berbagai tanggapan miring. Mungkin saja, apa yang dilakukan Rina Nose soal tindakannya melepas hijab pernah membuat warganet kehilangan kepercayaan. Sehingga ketika ia melawan kebencian banyak orang dengan kebencian juga, timbullah kebencian baru yang nggak kalah ‘ekstrem’.
Sebagai warganet yang bijak, kamu jangan sampai deh ‘ringan jempol’ dengan mengetik komentar-komentar pedas pada berbagai pihak. Apalagi kalau sampai mengata-ngatai dengan kalimat yang menyinggung perasaan. Alangkah baiknya beri kritikan dan saran yang membangun. Kalau sama-sama adem, kan, enak jadinya, Guys. Waktumu akan lebih berharga daripada hanya mengurusi hidup orang yang belum tentu jadi tanggung jawabmu.