Mungkin FTV Memang Gak Bermutu Tinggi. Tapi Tanpa FTV, Gak Bakal Ada Reza, Chicco, dan 7 Hal Ini…

Film Televisi atau yang lebih dikenal FTV, memang menarik nggak menarik untuk disimak. Menarik, karena mungkin tontonan inilah yang menemani hari-harimu (benar-benar sepanjang hari, karena FTV silih berganti dari pagi sampai mau pagi lagi). Nggak menarik, karena FTV memang tontongan yang gitu-gitu aja. Ada juga yang mengatakan bahwa FTV identik dengan alay dan lebay.

Mungkin memang FTV nggak selalu bermutu. Namanya juga tayangan yang dibuat dalam tempo sesingkat-singkatnya demi rating setinggi-tingginya. Tapi yang jarang kita pikirin nih, sebenarnya tanpa FTV, gak akan ada hal-hal ini…

ADVERTISEMENTS

1. FTV memang identik dengan yang alay dan di luar logika. Banyak yang aneh, mulai dari judul, alur cerita, sampai logat pemainnya.

dari judulnya aja kamu langsung tahu apa yang akan terjadi sepanjang cerita

dari judulnya aja kamu langsung tahu apa yang akan terjadi sepanjang cerita via www.kapanlagi.com

Iya sih, banyak yang nggak masuk akal kalau kita nonton di FTV. Mulai dari judulnya yang super aneh, alur cerita yang nggak jelas dan jumpy, sampai akting pemainnya yang…ya sudah lah ya.

Kalau kamu nyimak judul FTV, pasti ada rasa geli di hati. Ketemu Jodoh di Kandang Sapi, Cantik-cantik Bawa Kambing, sampai Cintaku Full Nggak ½ Setengah. Baru baca judulnya, kamu akan langsung tahu nanti pertemuan pertama di mana, alurnya seperti apa, sampai endingnya nanti sama siapa.

Awalnya ketemu nggak sengaja, terus saling benci antar tokoh utama, eh akhirnya malah jatuh cinta. Alur ini hampir terjadi di semua FTV, tinggal ganti aja judulnya. Misalnya untuk Jodoh di Kandang Sapi, ganti saja Kandang Sapi dengan Kebun Binatang, lalu ganti aktor dan aktris utamanya, selesai masalah.

Ada juga FTV yang ‘lebih’ niat dengan mengambil budaya tradisional sebagai latar tempatnya. Biasanya kalau nggak Jogja, ya Bandung. Bagus sih, mengangkat kearifan lokal. Tapi akting lebay dari pemain-pemainnya dalam berlogat yang dibikin-bikin seringnya malah bikin ilfil. Intinya, kalau nonton FTV, jangan sekali-kali menanyakan di mana logika.

ADVERTISEMENTS

2. Kamu juga tahu budget FTV rendah sekali. Rumah dan properti dipakai berkali-kali untuk judul FTV yang berbeda.

properti yang sama bisa dipakai berulang-ulang

properti yang sama bisa dipakai berulang-ulang via media.iyaa.com

Kita bisa langsung tahu kalau FTV adalah film yang dibuat ‘seadanya’. Budgetnya minim, sehingga apa yang dihasilkan juga ‘seadanya’. Mulai dari make up yang nggak sesuai, sampai property yang dipakai berulang-ulang. Lokasi syutingnya pun tidak pernah spesial. Di Jakarta, salah satu tempat yang paling sering dijadikan lokasi syuting adalah Area kampus FIB UI. Mulai dari jembatan teksas sampai Pusat Studi Jepang. Kalau FTV-nya tentang anak kuliahan, dijaminlah dua tempat itu masuk hitungan. Atau kalau lagi syuting di Jogja, area Jeron Beteng seperti Keraton dan Taman Sari nggak pernah luput jadi lokasi. Seakan nggak punya ide kreatif untuk pakai tempat lain.

ADVERTISEMENTS

ADVERTISEMENTS

3. Tapi biar begitu, FTV nggak boleh kamu remehkan. FTV adalah “akademi” bagi para calon bintang sebelum mereka main film besar.

Vino G. Bastian semasa di FTV

Vino G. Bastian semasa di FTV via twitter.com

Memang benar, akting pemain FTV biasanya kurang oke. Kalau nggak lebay, ya nggak mendalami peran. Hal itu terjadi karena biasanya pemain FTV adalah pemain baru yang belum punya pengalaman. Tapi jangan salah, FTV memang tempat muncul bintang-bintang baru. Namanya juga bintang. Kata orang, pahlawan selalu muncul belakangan. Mereka yang sekarang menurutmu aktingnya nggak karuan, memang masih dalam tahap belajar.

ADVERTISEMENTS

4. Aktor dan aktris sehebat Reza dan Chicco ‘magang’ dulu di FTV juga

Reza Rahadian sebagai orang jawa di Film Tjokroaminoto

Reza Rahadian berperan sebagai Tjokroaminoto, dulunya langganan masuk layar FTV via showbiz.liputan6.com

Buktinya banyak aktor dan aktris hebat yang kini merajai layar lebar Indonesia, dulunya jebolan FTV juga. Sebut saja Chicco Jerikho dan Reza Rahardian yang mewarnai perfilman Indonesia, dan mampu berperan apa saja mulai dari jadi suku Jawa sampai Ambon. Lalu ada Vino G. Bastian yang totalitas aktingnya nggak perlu dipertanyakan. Kalau cewek? Prisia Nasution mungkin sempat memukaumu dengan aktingnya di film keren Sang Penari dan Sokola Rimba. Jangan lupakan juga Atiqah Hasiholan, yang nggak cuma aktris papan atas, tapi juga aktivis HAM. Lalu ada juga suami Atiqah, Rio Dewanto yang membuat kita semua terpukau dengan aktingnya di Filosofi Kopi. Mereka semua mengawali karir sebagai pemain FTV, menjalani syuting untuk kisah-kisah yang menurutmu nggak masuk akal itu.

ADVERTISEMENTS

5. Dari FTV juga akhirnya mereka menemukan jati diri sebagai aktor. FTV jadi ajang buat mereka mengasah bakat akting.

Chicco Jerikho di film barunya Copy Of My Mind

Chicco Jerikho di film barunya Copy Of My Mind via www.wowkeren.com

Ibaratnya, FTV itu kawah candradimuka untuk aktor dan aktris tadi. Berakting di FTV bisa menjadi tempat mengasah bakat serta pencarian jati diri mereka sebagai aktor. Chicco Jerrico misalnya. Yang tahu Chicco sejak masih pacaran dengan Laudya Cintya Bella, pasti beranggapan dia anak mama dan cowok yang manis abis. Tapi siapa sangka dia bisa memukau kita dengan aktingnya sebagai orang Ambon, gondrong, dan sedikit kasar di film Cahaya Dari Timur, atau seorang Barista seksi di Filosofi Kopi?

Lalu Reza Rahardian yang dulu sering berperan sebagai cowok sederhana yang dijauhi cinta, kini menjadi pemain watak yang bisa memainkan tokoh dengan latar belakang suku mana saja. Prisia Nasution juga nggak kalah istimewa. Siapa menyangka kalau cewek yang sering berperan sebagai mbak-mbak manis dan modis ini bisa berperan sebagai penari di Film adaptasi Novel Ahmad Tohari, Sang Penari?

6. Mereka yang hebat ini mungkin dulunya bukan apa-apa, sebelum FTV membukakan pintu untuk berkarya.

Prisia Nasution raih gelar akris terbaik FfI 2011

Prisia Nasution raih gelar akris terbaik FFI 2011 via www.wowkeren.com

Mereka-mereka yang sekarang menghiasi bioskop-bioskop kesayanganmu ini juga nggak lahir lalu begitu saja jadi bintang lho. Mereka menjalani perjuangan yang nggak main-main, dan menjadi pemain FTV adalah salah satu perjuangannya. Ibarat rumah, FTV menjadi pintu untuk karir mereka.

Coba sekarang pikir, pasti sulit untuk menembus layar lebar jika mereka tidak punya portofolio akting sebelumnya. Akting pemain FTV nggak selalu jelek kok, ada juga yang bagus sehingga akhirnya mendapat kesempatan berakting di layar lebar.

7. FTV adalah satu tahapan. Kita tunggu saja yuk, siapa lagi bintang besar perfilman Indonesia yang akan muncul dari sana 🙂

sementara biarlah FTV seperti itu

sementara biarlah FTV seperti itu via www.vidio.com

Seperti karir-karir lainnya, menjadi aktor juga ada tahapan-tahapannya. Seperti tahapan Alay yang nggak bisa kamu sangkal dulu juga kamu lakukan. Jadi, nggak usah kamu mencela-cela FTV sekarang. Bisa jadi cerita di FTV memang alay dan nggak masuk akal. Tapi bukan berarti segala hal yang ada di sana jadi nggak bermutu. Untuk aktris yang aktingnya kurang maksimal, wajar saja, toh dia masih pemula. Masih banyak tahapan-tahapan yang akan mereka lalui untuk menjadi Reza Rahardian-Reza Rahardian lainnya.

Kalau menurutmu, kira-kira siapa ya bintang FTV yang akan segera berkibar di layar lebar?

Kredit Featured Image : http://www.dailymotion.com/video/x3fqzw7

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi