Jati mulai mengingat pertemuannya dengan Nanda di masa lalu ketika mereka masih semester akhir kuliah, di hari-hari yang ia pikir akan biasa saja sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Ia sakit dan pucat, tapi tetap tak ingin melewatkan kesempatan bertemu dengan ‘sahabatnya’ hanya untuk mendengarkan cerita yang sebenarnya tak ia harapkan. Jati tak yakin dengan apa yang dirasakannya karena mereka terlalu sering menghabiskan waktu bersama-sama.
ADVERTISEMENTS
Kamu sedang membaca konten eksklusif
Dapatkan free access untuk pengguna baru!