Pernahkah kamu tiba-tiba merasa gelisah di mal? Tepatnya saat masuk ke dalam toko yang isinya barang-barang mahal. Ketidaktenangan itu muncul seperti jelangkung. Seketika kamu bingung apa sedang terjadi dalam diri. Kenapa bisa begini, kenapa bisa begitu.
Bukan, itu bukan norak atau sejenisnya. Perasaan gelisah itu lumrah terjadi pada siapa saja. Khususnya orang yang nggak suka menghambur-hamburkan uang dalam membeli barang. Hipwee Hiburan kali ini akan mengajak kamu menguak alasan di balik munculnya kegelisahan itu. Cekidot!
ADVERTISEMENTS
Rasa sebal yang kerap muncul saat kita melihat barang mahal muncul karena kita tahu bahan bakunya murah
Melihat benda mahal itu memunculkan rasa gelisah tersendiri. Selain karena nggak punya cukup uang, kegelisahan yang muncul itu juga karena kita tahu kalau benda itu sebenarnya sepele. Kita tahu kalau, mulai dari bahan baku sampai proses pembuatannya murah. Rasa gelisah itu muncul bersamaan dengan keheranan. Kok bisa barang begini dijual mahal? Kok bisa ada yang beli?
ADVERTISEMENTS
Ada kalanya juga kita merasa bisa buat produk serupa tapi nggak tahu cara jualnya. Asli ini bikin resah
Kalau pergi ke mal terus melihat aksesoris, entah itu anting, kalung, cincin, bando, rasanya pengen beli semua. Namun setelah melihat harga keinginan itu luruh. Seketika berganti dengan keheranan karena harganya nggak masuk akal. Kemudian dalam hati menggema kalimat, “Begini doang mah gue bisa bikin!” Pikiran itu seketika beralih jadi gelisah lantaran tahu kalau kita punya kesulitan dalam berdagang. Bikin doang bisa, menjualnya yang susah.
ADVERTISEMENTS
Kadang juga kita resah gara-gara pernah lihat barang berkualitas serupa dengan harga yang lebih murah di pasar tradisional
Perbedaan harga antara mal dengan pasar tradisional terkadang nggak masuk di akal. Barang dengan kualitas, bentuk, dan bahan baku yang sama hargannya bisa beda jauh. Meski kita udah tahu kalau pangsa pasar dan ongkos sewa tempat yang jadi alasan di baliknya, tapi tetep aja sebel ngelihatnya. Keselnya bukan cuma ke penjualnya, tapi lebih ke konsumennya “kalau di mal harga segini pada beli, giliran di pasar tradisional pada nawar”. Huh dasar.
ADVERTISEMENTS
Malesnya belanja di mal itu kadang suka dilihatin terus sama penjaga tokonya. Hanya karena pakaian kita biasa aja bukan berarti kita mau maling kali!
Kelakuan para penjaga toko barang mewah di mal juga sering banget nyebelin. Ketika kita pakai baju biasa aja dilihatin terus. Pengunjung lain disamperin, ditanya mau cari apa, sementara kita dicuekin. Heran aja kenapa bisa nggak adil gitu. Harusnya, kan, mereka memperlakukan pengunjung dengan setara.
Itulah beberapa hal yang mendasari kekesalan yang timbul saat kita masuk ke toko barang mahal. Ada perasaan nggak nyaman sejak masuk pintu utama. Perasaan ini lumrah kok. Lumrah bagi orang yang nggak punya duit. 😀 Yang punya duit mah santai-santai aja. Lha wong kalau habis tinggal minta bapaknya.