Tidak sedikit orang tua di Indonesia yang keduanya bekerja sehingga mempekerjakan pembantu untuk menemani anak-anaknya. Namun, di antaranya ada juga orang tua yang menitipkan anak-anaknya pada kakek dan nenek dengan berbagai pertimbangan. Panjangnya waktu yang dihabiskan dengan kakek dan nenek bikin mereka punya hubungan yang erat, bahkan kadang lebih erat daripada dengan orangtua. Berbagai hal yang dialami juga menjadikan mereka istimewa daripada saudara-saudara yang lain, karena sehari-harinya mereka berada bersama kakek dan nenek.
Apa kamu termasuk anak yang dititipkan pada kakek dan nenek sedari kecil? Kalau ya, 8 kenangan ini pasti membekas banget di benakmu.
ADVERTISEMENTS
1. Karena sayang sama cucunya, mereka lebih memanjakanmu dibanding orang tuamu. Apalagi kalau kamu cucu pertama
Bagi kakek dan nenek, kamu merupakan kesayangan karena kerinduan dasar mereka akan berlanjutnya keturunan, apalagi jika orang tuamu menitipkanmu pada mereka. Naluri orang tua mereka kembali muncul sehingga mereka menyayangimu seperti menyayangi orang tua kita. Mereka juga ingin mencurahkan kasih sayang sebanyak-banyaknya untuk cucu-cucunya sebelum mereka tutup usia, jadi jangan heran kenapa kakek dan nenek memanjakanmu. Karena orang tuamu sibuk bekerja, mereka mau mengantar-jemput kamu sekolah, menuruti keinginanmu untuk jajan, bahkan membelikanmu mainan yang kamu inginkan ketika rengekanmu nggak dikabulkan orang tua.
ADVERTISEMENTS
2. Orangtua marahin kamu? Kakek dan nenek siap jadi garda depan yang membelamu!
Ketika masih kecil, nggak sedikit tingkah-polahmu yang membuat orang tua diuji kesabarannya. Makan nggak habis, coret-coret dinding, atau nggak mau tidur karena masih mau main bikin orang tuamu nyemprot kamu. Di tengah ketakutanmu, kakek atau nenek datang seperti superhero dan membelamu dari semprotan orang tua. Kata-kata sakti yang sering mereka ucapkan ialah, “Namanya juga anak-anak, kamu dulu pas kecil juga nakal.” dan kamu bener-bener merasa puas atas pembelaan yang nggak bisa dibantah orang tuamu. Batman, Superman, atau Wonderwoman? Lewaaaat!
ADVERTISEMENTS
3. Dibanding saudaramu yang lain, kamu lebih tahu siapa saudara kandung kakek dan nenek. Saudara jauh pun kamu tahu siapa saja karena beberapa kali diajak berkunjung.
Hampir setiap hari berada di dekat kakek dan nenek nggak menutup kemungkinan kalo kamu sering diajak jalan-jalan sama mereka, tapi jalan-jalan ini bener-bener eksklusif. Mengunjungi saudara kandung mereka yang orang tuamu mungkin udah lupa siapa namanya jadi nilai tambahmu di antara saudara-saudara yang lain. Nggak jarang, kakek dan nenek juga mengajakmu ‘mencari’ saudara jauh yang sudah lama nggak bersua. Sadar bahwa punya banyak saudara bikin kamu nggak merasa sendirian. Kamu juga bisa jadi ‘petunjuk’ untuk menghubungi saudara jauh kalo suatu hari diadakan kumpul keluarga besar.
ADVERTISEMENTS
4. Kakek dan nenek jadi sumber cerita tentang masa kecil orangtuamu sampai masalah keluarga yang nggak sengaja kamu dengar dari mereka.
Nggak hanya anak muda, kakek dan nenek juga suka mengulik kenangan lama, terutama soal masa kecil orang tuamu. Orangtuamu mungkin nggak sempat atau malu menceritakannya, tapi kakek dan nenek dengan gembira akan membuka kenangan lama. Mereka bisa bercerita misalnya dulu ayahmu pernah dikejar bebek sampai jatuh di sawah atau ibumu pernah jadi juara lomba joget patung di acara 17-an kampung. Tinggal bersama mereka juga berarti nggak lepas dari pembicaraan rahasia. Mungkin kamu pernah secara nggak sengaja mendengar kakek dan nenekmu membicarakan pamanmu yang nggak pernah muncul di acara keluarga, tapi nggak kamu ambil pusing karena itu masalah orang tua.
ADVERTISEMENTS
5. Sudah lebih dahulu menikmati asam dan garam kehidupan membuat mereka membanjirimu dengan berbagai nasihat yang old but gold dan nggak lekang oleh waktu.
Era kehidupanmu dan mereka memang sangat berbeda, bahkan nggak bisa dibandingkan. Kalau mereka mengalami susahnya ngirim uang, kamu cukup memencet tombol-tombol di mesin ATM dan uang terkirim dalam hitungan detik. Saat mereka mulai bercerita tentang kehidupan jaman dulu, jangan buru-buru antipati dan bilang, “Itu ‘kan jaman dulu.”, mereka nggak mau membandingkan jaman dulu dan sekarang. Yang sebenarnya ingin mereka sampaikan ialah nilai moral dan pelajaran hidup dari kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi dulu. Nilai moral nggak akan basi walau jaman berubah dan nasihat-nasihat mereka bisa jadi bekal seumur hidup untukmu. Mereka ingin kamu lebih sukses daripada mereka, maka mereka sering memberi nasihat supaya kamu kuat.
“Kalau mau sukses harus prihatin, jangan main terus kalau ujian ya.”
“Jaman semakin edan, harus jaga diri ya. Tapi jangan pilih-pilih teman, yang penting tahu membawa diri.”
ADVERTISEMENTS
6. Mereka juga mengajarkanmu kearifan budaya yang mulai jarang dipraktikkan. Nasihat mereka untuk menjunjung tinggi budaya leluhur juga sering disampaikan untukmu.
Pernah heran kenapa nenek menata jajan pasar, teh hangat, dan bubur di depan foto saudara yang baru meninggal? Atau bertanya-tanya kenapa mereka melarangmu tidur dengan posisi kepala di sebelah utara? Secara nggak langsung, mereka mengajarkanmu tentang kekayaan budaya asli yang ada di Indonesia melalui praktik kebudayaan. Kamu jadi tahu bahwa makanan yang ditata di depan foto saudara yang baru meninggal memiliki hubungan dengan kepercayaan Jawa bahwa arwah seseorang masih berada di sekitar rumah hingga 40 hari, sehingga harus diberi suguhan layaknya ketika masih hidup.
Posisi tidur dengan kepala menghadap utara juga nggak baik karena seperti orang yang sudah meninggal. Kekayaan budaya berupa kepercayaan itu mulai ditinggalkan di jaman modern ini, namun kamu tetap mendapatkannya dari kakek dan nenek. Mereka ingin berpesan supaya kamu melestarikan budaya leluhur dan harus bangga bahwa budayamu kaya.
7. Pernah diasuh oleh mereka dan melihat mereka semakin lemah membuatmu lebih memahami para lansia, bahkan memiliki perhatian khusus untuk mereka.
Bertahun-tahun diasuh mereka, kamu menyadari bahwa selain kamu bertambah besar, mereka pun bertambah tua dan lemah. Saat kamu masih kecil, kakek masih bisa mengajakmu jalan-jalan dengan sepeda onthel, namun sekarang beliau terbaring dengan selang infus dan semakin hemat bicara. Nenek yang dulu masih bisa memasak bubur sumsum kesukaanmu sudah bingung cara memegang sendok karena pikun. Mereka kembali seperti anak-anak dengan berbagai kelemahan fisik dan butuh bantuan untuk beraktivitas. Ikut merawat kakek dan nenek ketika mereka mulai lemah menyadarkanmu bahwa keinginan mereka sederhana; mereka hanya ingin menghabiskan sisa usia bersama orang yang mereka cintai. Karena dekat dengan kakek dan nenek, perhatianmu untuk para lansia bisa tumbuh, terutama untuk para lansia di panti jompo.
8. Sedih rasanya ketika mereka meninggalkanmu, namun mereka mengajarkanmu untuk memahami dan menyayangi orang tuamu ketika lanjut usia kelak.
Akhirnya, perjalanan hidup kakek dan nenek harus selesai. Kepergian mereka meninggalkan duka yang dalam untukmu. Rasanya seperti kehilangan orang yang selama ini dekat dan menyayangimu sampai akhir hayat. Di sisi lain dari kesedihanmu, kamu sekaligus bersyukur pernah merasakan kasih sayang dari mereka lebih daripada saudara-saudaramu yang nggak ‘dititpkan’ pada mereka. Dari mereka, kamu mendapatkan banyak pelajaran berharga yang menjadi bekal hidup. Berada di dekat mereka, diasuh dengan penuh cinta, menyaksikan mereka semakin tua dan lemah hingga menutup usia menyadarkanmu bahwa suatu saat nanti, orang tuamu akan mengalami fase seperti mereka ketika lanjut usia. Pelajaran dari kakek dan nenek akan membuatmu semakin menyayangi dan memahami orang tuamu kelak sehingga kamu nggak akan mengeluh saat orang tua semakin terbatas gerak fisiknya.
Tuh, betapa dalamnya hubungan anak-anak yang diasuh sama kakek dan neneknya. Kakek dan nenek juga merupakan orang tua kita yang selalu menyayangi dan mendoakan kita. Sayangilah mereka, walau kita tidak akan bisa membalas cinta mereka sebesar cinta yang telah mereka berikan.