Ide Joko Anwar sepuluh tahun lalu akhirnya terealisasikan dalam sebuah film berjudul Perempuan Tanah Jahanam. Akting Tara Basro dan Marissa Anita cukup menjanjikan, ditambah penampilan Christine Hakim yang brilian. Sayangnya, kesan yang ditimbulkan dari eksekusi babak akhir ini terjun bebas dari ekspektasi penonton. Kali ini, film Perempuan Tanah Jahanam belum berhasil memberikan teror bagi pecinta horor dan gore.
Joko Anwar berpesta lagi. Setelah meluncurkan film Gundala yang digadang bakal jadi benchmark film superhero lokal, sang sutradara langsung geber film horor. Perempuan Tanah Jahanam adalah film yang dibilang sudah ditulis semenjak sepuluh tahun lalu. Ide cerita yang memang berbeda dari ‘puji-pujian terhadap setan’ ini jelas lebih segar.
Sayangnya, sebagian penonton mungkin bakal merasakan banyak kekecewaan jika menonton hingga akhir. Nggak sedikit mereka yang sudah patok ekspektasi ketinggian dibuat muram begitu layar bioskop selesai diputar. Sebagian lainnya kemudian bingung, seperti saya, kenapa semua review film ini begitu positif dan nyaris tidak ada kritik? Simak selengkapnya di Hipwee Hiburan berikut.
1. Ekspektasi: Horor ini bakal berdarah-darah dan sadis. Realitas: Memang ada sih, tapi kurang nendang~
Trailer film ini sudah menunjukkan betapa elemen penyiksaan bakal banyak ditampilkan di sini. Trailer film Prempuan Tanah Jahanam memang tidak bohong. Demi tidak terciptanya spoiler yang mengalir deras seperti darah tanah jahanam, maka intinya janganlah terlalu berharap bahwa elemen darah-darah di sini akan tampil gahar. Darah tetap mengalir, tapi kekejaman belum juga dibilang mengerikan.
2. Ekspektasi: Film ini dibintangi aktor yang bakal tampil memukau. Realitas: Mereka semua memang piawai memainkan peran
Ngomongin soal performa para aktor ‘langganan’ sutradara Joko Anwar, mereka memang piawai. Sebenarnya hal ini tak perlu dirisaukan karena realitas bakal memenuhi ekspektasi penonton. Tara Basro tampil cemerlang, dibantu Marissa Anita yang juga tidak kalah mencuri perhatian dengan lawakannya. Christine Hakim? Jangan ditanya. Bahkan Ario Bayu tampak seribu wajah, bisa jadi remaja tanggung, dan bisa pula jadi seorang bapak. “Bapak, aku anakmu, Pak.” Hmmm~
3. Ekspektasi: Bakalan banyak penampakan dan jump scare ngagetin. Realitas: Teror hantu hanya sekadar teror; seram, tapi nggak bikin pecinta horor cukup risau
Film ini patut diapresiasi karena nggak menggunakan senjata jump scare buat menakut-nakuti penonton. Sebaliknya, atmosfer film ini dibangun dengan baik. Lokasi dan cerita seolah ikut andil dalam menciptakan elemen ngeri. Maka jangan khawatir, film horor ini tidak pakai formula kuno demi terlihat seram.
4. Ekspektasi: Cerita yang mindblowing dan eksekusi akhir tidak tertebak. Realitas: Benar ceritanya bagus, tapi pengadeganan yang buruk membuat kita kecewa sampai akhir
Untuk ukuran proyek sebesar ini, film Perempuan Tanah Jahanam bisa dikatakan berpotensi mengundang kekecewaan penonton. Premis yang diberikan Joko Anwar memang baik, tapi penulisan naskah film ini terlihat agak malas dengan pengadeganan cerita yang buruk. Sehingga mungkin di babak akhir, timbul kekecewaan dan harapan yang terjun bebas. Menyaksikan film ini dibangun layaknya jatuh cinta pada seorang perempuan yang cantik luar dalam. Tapi menyelesaikan film ini sama dengan patah hati karena si perempuan tidak mungkin kita miliki.
5. Ekspektasi: Keluar bioskop dengan kagum ditambah perasaan ‘diteror’ yang belum hilang. Realitas: Keluar bioskop dengan perasaan campur aduk, kekecewaan yang klise, dan rasa penasaran mengapa Joko Anwar bisa begini?
Bagian klimaks menuju akhir film bisa dibilang merupakan elemen paling kuat. Jika bagian ini tidak mampu memberikan kesan pada penonton, maka kesan baik yang ada di awal adegan pun bisa terabaikan. Kesan yang terbentuk dari film ini jauh dari ekspektasi semula mengenai betapa kerennya horor garapan Joko Anwar. Penyampaian yang seolah dipaksakan agar durasi dipersingkat membuat penonton lalu kebingungan. Jika memang penceritaannya selugas itu, kenapa kita perlu menonton film?
Akhir kata, ulasan ini tidak dimaksudkan untuk menghentikan niatan khalayak buat menonton film Perempuan Tanah Jahanam. Justru, kamu mungkin perlu membuktikan apakah kesan yang didapat setelah menonton film ini bakal berbeda?