Film "The Larva Island Movie" memang film anak-anak dengan warna yang meriah, tapi alangkah baiknya kamu sebagai orang tua, tetap mendampingi anakmu saat menonton film ini, ya.
Bagi kamu yang lelah dengan film-film berat, yang meskipun kadang ada kocaknya, nggak ada salahnya untuk mencari tontonan lain yang bisa bikin kita relaks saat menikmatinya. Seperti misalnya nonton film anak-anak atau kartun di akhir pekan—bahkan lebih asyik kalau bersama anak-anakmu. Namun kendati berlabel film anak, nyatanya film yang beredar di pasaran nggak serta merta layak untuk ditonton anak-anak lo. Ya, masih layak, tapi baiknya tetap dalam pengawasan orang tua.
Bisa dibilang, film “The The Larva Island Movie” ini salah satunya. Kita tahu larva-larva absurd ini memang kocak dan diperuntukan bagi anak-anak, tapi nggak semuanya bisa berterima bagi mereka lo. Yuk, simak ulasan film anak “The The Larva Island Movie” berikut ini!
ADVERTISEMENTS
Sedikit spoiler, begini sinopsis “The The Larva Island Movie”
Secara garis besar, film “The The Larva Island Movie” berkisah tentang seorang pemuda bernama Chuck yang tengah menceritakan kehidupannya saat terdampar di sebuah pulau kecil bersama para larva yang jahil (meski pada akhirnya mereka jadi bersahabat) pada seorang reporter. Tentu, orang normal mana pun nggak ada yang percaya bagaimana seorang manusia bisa berteman dengan seekor larva. Tapi kisah Chuck ini malah membuat orang-orang di kafe tertarik untuk menyimak ceritanya.
ADVERTISEMENTS
Bentuk animasi yang cukup bagus untuk anak-anak. Karakter kartun familiar dengan warna yang semarak
Rasanya karakter larva kuning dan merah itu memang sudah mendunia, nggak sedikit anak-anak yang mengenal kartun ini. Sebagai kartun untuk anak-anak, sudah sewajarnya mereka menampilkan visual yang menggemaskan dengan semarak warna yang memang baik untuk memancing perhatian anak-anak. Film “The Larva Island Movie” berhasil menyajikan kualitas gambar dan musik yang asyik untuk dinikmati, bahkan bagi orang dewasa sekalipun.
ADVERTISEMENTS
Nuansa gambar dan musik memang asyik, tetapi sulih suara yang seolah dipaksakan menjadikan film ini kurang maksimal
Film yang disutradarai oleh Byong-Wook Ahn ini saya akui memang memiliki kualitas gambar dan warna yang baik, namun untuk urusan sulih suara (dubbing), saya dan beberapa orang tua yang telah menonton film ini agak kurang srek sih. Aksi absurd para larva ini memang nggak didominasi oleh dialog, namun percakapan yang hanya 30% dari film tersebut cukup menganggu. Ya, bisa dibilang agak nggak sinkron sih, antara suara yang keluar dengan mulut para penuturnya.
ADVERTISEMENTS
Film “The Larva Island Movie” ini sewajarnya nggak untuk anak-anak, tetapi BO (bimbingan orang tua) atau semua umur. Anak-anak belum tentu paham slapstick dan silly humour begini 🙁
Kalau sulih suara bukan masalah bagimu, mungkin adegan lain dari film ini akan membuatmu cukup terganggu. Pertama, nggak sedikit adegan di mana Red dan Yellow saling melempar kentut untuk misi mereka, bahkan tokoh Chuck sendiri pun melakukan hal yang sama demi kepentingannya bertahan hidup di pulau itu. Kedua, adanya adegan saling rayu antarlarva yang cukup menggelikan (menjulurkan lidah sebagai alat geraknya ke wajah, dll). Bagi saya, adegan ini nggak perlu ada untuk ditonton anak-anak. Toh, selain menjijikan, agak kurang etis juga.
Selain perang kentut dan gestur menggoda, masih ada lagi adegan yang nggak sewajarnya ditonton oleh anak-anak. Yups, sebagian besar dari film “The Larva Island Movie” ini mengandung komedi kasar (slapstick) yang berulang. Memang hal tersebut masuk dalam kategori komedi, tapi kayaknya anak-anak masih belum boleh menonton adegan seperti itu deh. Acara TV “Opera Van Java” aja pernah kena teguran, kan?
Itulah kenapa film “The Larva Island Movie” ini nggak cocok untuk anak-anak, meski Netflix melabelinya 7+. Lagipula, film yang dibintangi oleh Hong Bum-ki, Kang Shi Hyun, dan Eddy Lee itu sebenarnya merupakan kumpulan adegan dari serial The Larva kok. Ya, hanya ditambah sedikit aja biar bisa dijadiin film. Hehehe.