Meski berbentuk animasi, film "Soul" sebenarnya mengangkat topik cukup serius dan kurang cocok untuk anak-anak (apalagi balita). Dikemas dengan apik dan menarik, pencarian makna hidup dibuat semengalir mungkin. Coba tonton deh, siapa tahu kamu dapat memukan jawaban atas makna hidupmu.
Tayang perdana di hari Natal, “Soul” menjadi film yang membuat penontonnya berpikir ulang perihal kehidupan. Sepertinya film garapan Pixar-Disney ini sengaja dirilis mendekati akhir tahun deh, pasalnya momen pergantian tahun sangat sesuai dengan pesan yang pengin disampaikan. Sekilas, banyak orang berpikir “Soul” adalah tipikal film animasi: lucu, ringan, dan penuh humor. Anggapan ini nggak salah, tapi nggak sepenuhnya tepat. Bisa dibilang, film ini akan memberikan jawaban kepada penonton, terutama mereka yang sedang memikirkan pertanyaan besar: apa tujuan hidup kita di dunia ini?
Eits, jangan sangka, ya. Film “Soul” masih dibalut humor tipis-tipis kok. Alih-alih jadi tontonan berat nan melelahkan, “Soul” justru gambarkan cerita sarat makna dengan sederhana. Nggak muluk-muluk deh ceritanya. Daripada makin penasaran, langsung simak aja ulasannya, yuk!
ADVERTISEMENTS
Sedikit cerita Film Soul. Sedikit aja, ya. Kalau banyak-banyak mending tonton filmnya aja :p
Ide cerita film “Soul” sudah tercetus sejak 23 tahun lalu. Film karya rumah produksi Pixar ini cukup unik. Bagi penggemar film, pasti tahu betul nih perbedaan “Soul” dengan film Pixar lainnya. “Soul” berangkat dari gagasan yang menarik: apa jadinya bila jiwa yang ingin mati bertemu dengan jiwa yang ingin hidup?
Film “Soul” menceritakan tentang lelaki dewasa bernama Joe Gardner (Jamie Foxx) yang sangat mencintai musik Jazz. Setelah bertahun-tahun merasa terjebak sebagai guru musik, akhirnya Joe memiliki kesempatan untuk menjadi musisi. Namun selangkah menuju impiannya itu, Joe terlibat satu kejadian spiritual. Ia masuk ke dunia ambang hidup dan mati. Jiwa Joe bertemu tokoh 22 (Tina Fey), sebuah jiwa yang sangat bertolak belakang dengan dirinya. Nah, pertemuan ini mengubah cara pandang Joe maupun 22 tentang kehidupan. Di sinilah semua petualangan bermula.
ADVERTISEMENTS
Film “Soul” memang diselingi humor segar dan visualisasi karakter menggemaskan, namun film ini lebih layak dijadikan “teman” menerung lo daripada film anak-anak
Penonton harus buang jauh-jauh pikiran bahwa film ini dikhususkan untuk anak-anak. Seperti sudah disinggung, film ini bukan film tipikal karya Pixar yang biasanya menggunakan sudut pandang anak-anak. “Soul” menampilkan sudut pandang orang dewasa yang tengah alami life crisis. Jalan cerita didominasi kisah Joe Gardner sebagai tokoh utama yang galau soal hidup.
Film ini mengajak penonton untuk merenungkan hidup. Pertanyaan-pertanyaan tentang kehidupan pasti dialami oleh banyak orang, kan? Ada yang bilang, semua orang akan menemui keresahannya masing-masing, tinggal menunggu waktunya tiba. Melalui film ini penonton seolah diajak untuk berpetualang, mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan hidup.
Nggak heran kalau film ini ditayangkan menuju akhir tahun, ya. Soalnya, abis nonton kita langsung merefleksikan diri. Buru-buru melihat masa yang telah berlalu sembari memikirkan kehidupan yang telah dijalani. Lantas kita berpikir, mau menjalani hidup seperti apa di masa depan?
ADVERTISEMENTS
Walaupun tuai banyak pujian, film “Soul” tetap punya kekurangan. Ya, ibarat pepatah bijak: nggak ada gading yang nggak retak
Film yang disutradari oleh Pete Docter ini nggak luput dari kekurangan lo. Dibanjiri pujian dari para kritikus, film ini tetap memiliki celah. Dengan durasi yang relatif singkat, penonton nggak cukup terpuaskan karena masih banyak teka-teki. Setiap peristiwa seolah melompat-lompat dan tanpa sebab. Penonton akan sedikit kebingungan karena beberapa adegan nggak terjelaskan dengan baik.
Sedikit meleset dari ekspektasi, film “Soul” rupanya nggak terlalu bikin emosional. Cerita yang mengaduk-aduk perasaan yang menjadi kekuatan dari film Pixar selama ini. Tapi film “Soul” nggak bisa membangkitkan sisi emosional penonton. Di beberapa adegan, penonton dibuat hampir pecah tangisnya, namun sebelum rasa terenyuh penonton sampai titik puncak, adegan lanjutannya malah biasa saja. Jadi rasanya tuh nanggung-nanggung gimana gitu~
Terlepas dari kekurangannya, film “Soul” bisa menjadi pilihan tontonan selama liburan atau akhir pekan lo. Film ini tetap memberikan hiburan tersendiri. Bagi penonton yang cari film animasi sederhana nan bermakna, film “Soul” harus masuk daftar nih. Yuk, langsung tonton di Disney+!