Bong Joon-Ho kembali menorehkan masterpiece dalam film Parasite yang juga memperoleh penghargaan Palme d'Or. Sutradara jenius asal Korea Selatan ini juga mematahkan anggapan kalau film-film Korea Selatan selalu punya 'warna' yang sama dan nggak bisa out of the box. Nyatanya film berjudul Parasite punya formula yang benar-benar segar. Film ala festival yang menang penghargaan tidak pernah seringan ini untuk diikuti.
Kemiskinan, sosioekonomik, adalah tema dan lahan basah bagi perfilman dalam beberapa tahun belakangan. Menjual kesedihan dan kemalangan sekaligus menjadikannya semua tikaman terhadap kondisi sosial kita selalu menarik untuk dikulik.
Bernuansa mirip dengan film asal Jepang, Shoplifter (2018), Bong Joon-Ho mengemas tema sosioekonomik jadi lebih dari sekadar kritik, melainkan juga sebuah wahana roller coaster bagi semua yang menonton. Kita akan diajak terombang-ambing bersama plot yang disajikan sineas dalam film Parasite. Kali ini Hipwee Hiburan mencoba menelaah elemen-elemen penting dalam film ini yang membuat penonton begitu pasrah diri hingga detik akhir scene dalam film ini ditampilkan.
ADVERTISEMENTS
Karakter yang nakal dan tricky membuatmu ngeri-ngeri sedap semenjak mereka menjalankan aksi ngawurnya. Semua demi uang, baby
Tokoh protagonis biasanya digambarkan sebagai pribadi yang nyaris sempurna. Seorang yang paling pantas mendapat apa yang digambarkan sebagai goals dalam film. Sayangnya, Bong Joon-Ho tidak ingin dengan mudah memberikan ini. Justru, tokoh yang ia tawarkan terkesan bekerja di luar standar moral. Setidaknya penonton diajak untuk menjadi nakal dan mengikuti akal-akalan picik tokoh protagonis. Inilah yang bikin kita semakin galau saat film hampir berhdapan dengan konflik. Ada ketakutan tokoh protagonis yang terlanjur kita cintai menerima konsekuensi dari hasil perbuatan mereka.
ADVERTISEMENTS
Komedi satire segar, akan menyedot perhatianmu. Sampai ngakak pun kamu bakal tertawa lepas, meski menertawakan kondisi sosialmu sendiri
Jenis komedi yang ditampilkan dalam film Parasite nggak sekadar komedi renyah yang membuat penonton tertawa sesaat. Sebaliknya banyak adegan satire dan menyindir tapi justru membuat tergelak. Bagaimana keluarga miskin layaknya keluarga Ki-woo berjuang di era millenial, memenuhi kebutuhan dasar untuk mengakses internet layaknya kita yang selalu mencari gratisan wifi dan sebisa mungkin hemat kuota.
ADVERTISEMENTS
Jangan memikirkan film ini ber-genre apa, sedari dulu batasan itu berusaha didobrak Bong Joon-ho lewat beberapa filmnya
Kalau kamu memaksakan memasukkan film ini dalam genre atau subgenre tertentu, percayalah itu kan sulit. Drama keluarga yang dibalut berbagai intrik komedi, bertemakan sosioekonomis di mana kelas sosial begitu menjerat, hingga upaya berdarah-darah yang menjadikan film ini lebih kepada misteri dan tragedi. Film ini bisa dikatakan mix genre, dan sineas secara halus menyamarkan garis-garisnya dari tiap scene dan bridging plot yang baik.
ADVERTISEMENTS
Mendingan, kamu duduk manis dan jangan menebak-nebak ending saat nonton, lantaran kamu mungkin akan kecewa
Ketika film lain sibuk membuat formula plot twist dan memasukkan petunjuk di adegan-adegannya, Parasite justru akan mengabaikan petunjuk yang mereka buat sendiri. Layaknya hidup, tidak semua yang terjadi di masa depan sejalan dengan firasat kita di hari kemarin. Tidak ada yang namanya kebetulan, tidak ada yang namanya rencana. Di akhir film, kamu justru akan melihat bahwa membuat perencanaan lebih sering tidak berjalan seperti apa yang diharapkan. Sebaliknya, saat kita tidak memiliki harapan terhadap keberhasilan rencana, semua akan berjalan dengan begitu ‘asyik’.
Bukan bermaksud hiperbola untuk menyatakan film ini mendekati sempurna. Namun film ala festival dengan seabrek penghargaan belum tentu bisa dicerna oleh penonton yang awam akan unsur rumit film. Namun Parasite justru perkawinan antara keduanya, menengahi kesenangan penonton dan kritikus dalam sebuah layar film. Film ini adalah sebuah rekomendasi menarik dan rekreasi unik.