2 Teratas,Pabrik Gula & Jumbo. Heboh Review dan Komentar Netizen!

Dua film yang paling ramai dibicarakan di Lebaran 2025, Pabrik Gula & Jumbo, menyuguhkan pengalaman menonton berbeda. Mana yang jadi favoritmu?

Lima film nasional rilis serentak sejak 31 Maret 2025, meramaikan bioskop dengan berbagai genre. Namun, Film Pabrik Gula dan Jumbo  mendapat perhatian lebih dari penikmat film.

Estimasi Penonton Hari ke-9

  • Pabrik Gula3.000.000 ++ penonton
  • Jumbo1.606.462 penonton

  • Qodrat 21.415.000 penonton
  • Komang 1.120.267 penonton

  • Norma: Antara Mertua dan Menantu –  500.000++ penonton

Pabrik Gula dan Jumbo,

Dari data diatas,  Pabrik Gula memimpin dengan horor yang membuat penasaran, Jumbo menyusul dengan daya tarik emosional kuat. Meskipun di 3 hari pertama Qodrat 2 sempat lebih unggul dari Jumbo. Lalu, seperti apa kelebihan dan kekurangannya?

ADVERTISEMENTS

Pabrik Gula: Horor Ritual yang Mencekam, tapi Klise?

Film ini mengangkat kisah mistis di pabrik gula tua yang terbengkalai. Atmosfer mencekam jadi daya tarik utama, tapi plotnya dinilai terlalu mirip dengan horor lain.

ADVERTISEMENTS

Kelebihan

  1. Atmosfer Horor yang Kuat
    Suasana seram yang dibangun dalam film ini mendapatkan banyak pujian. Penggunaan lokasi pabrik tua yang gelap, suara-suara aneh, dan elemen mistis khas budaya lokal memberikan sensasi horor yang lebih autentik.

  2. Visual dan Sinematografi yang Menunjang Ketegangan
    Gambar yang ditampilkan dalam film ini disebut sangat mendukung nuansa horor. Tata cahaya yang suram serta transisi kamera yang halus membuat penonton lebih larut dalam ketegangan.

  3. Terinspirasi dari Mitos dan Ritual Tradisional
    Seperti beberapa film horor Indonesia sukses lainnya, Film genre horor ini mengangkat elemen budaya lokal yang sudah dikenal menyeramkan oleh masyarakat. Ini menjadi daya tarik tersendiri bagi penonton yang menyukai kisah-kisah mistis dari legenda setempat.

ADVERTISEMENTS

Kekurangan

  1. Alur Cerita Terlalu Klise
    Salah satu keluhan yang paling banyak muncul adalah plot cerita yang dianggap mirip dengan film horor Indonesia lainnya. Beberapa penonton membandingkannya dengan KKN di Desa Penari, sehingga terasa kurang fresh.

  2. Jumpscare Berlebihan
    Ada yang merasa bahwa film ini terlalu mengandalkan jumpscare untuk menakut-nakuti penonton, alih-alih membangun ketegangan secara perlahan. Akibatnya, beberapa momen terasa terlalu dipaksakan dan mudah ditebak.

  3. Karakter yang Kurang Berkembang
    Penonton juga mengkritik pengembangan karakter dalam film ini yang dianggap kurang mendalam. Akibatnya, sulit bagi mereka untuk benar-benar terhubung secara emosional dengan tokoh-tokohnya.

ADVERTISEMENTS

Respons penonton di medsos

Twitter:

  • “Kalau buat aku, yg fresh di film ini cuma komedinya aja.. terlalu banyak jumpscare yg bikin susah menikmati ceritanya, tapi aslinya plotnya juga kureng” cuit @apoarmpit
  • “Film ini terlalu ngandelin jumpscare murahan yang diulang-ulang. Sekali dua kali okelah ya, tapi lama-lama kayak, “ha? ini lagi?” @yeheskiell

 Tiktok

  • “Kecewa sih gue nontonnya sumpah guys bosen banget, gitu-gitu doang ceritanya, kaya kehabisan ide gitu loh, ekspektasi gue ketinggian sih, padahal gue tunggu-tunggu banget.” @bangyud290 
  • “Sebenarnya ekspektasi gue rendah ya kalau soal film horor tapi ternyata, gong sih dan seru menurut gue.” @unusedacceve3
Pabrik Gula dan Jumbo

poster pabrik Gula Uncut via twitter.com

ADVERTISEMENTS

Jumbo: Animasi yang Menyentuh, Cocok untuk Semua Generasi

Bercerita tentang seorang anak bertubuh besar yang berjuang membangun kepercayaan diri. Film ini dianggap menyembuhkan inner child dan menyentuh emosi banyak orang.

ADVERTISEMENTS

Kelebihan 

  • Visual Berkualitas Tinggi dengan Sentuhan Lokal
    Animasi dalam Jumbo mendapat pujian karena detail dan kualitasnya yang setara dengan produksi internasional. Penggambaran latar Kampung Seruni membangkitkan nostalgia masa kecil, terutama bagi generasi milenial.

  • Cerita yang Menyentuh dan Universal
    Film ini mengangkat tema keluarga, persahabatan, dan keberanian yang relevan untuk semua usia. Pesan moral disampaikan melalui petualangan Don, tokoh utama, sehingga mudah diterima penonton.

  • Karakter yang Relatable
    Tokoh-tokoh dalam film ini, seperti Don, Mae, dan Nurman, merepresentasikan kehidupan sosial anak-anak Indonesia, membuat penonton merasa dekat dengan cerita yang disajikan.

Kekurangan 

  • Emosi yang Kurang Dieksplorasi Lebih Dalam
    Meskipun film ini berhasil menyentuh banyak penonton, beberapa merasa bahwa adegan emosionalnya masih bisa dieksplorasi lebih dalam. Tantangan besar yang dihadapi karakter utama menarik, tetapi resolusi konfliknya terasa terlalu cepat dan kurang memiliki pengembangan yang mendalam.

  • Alur Cerita yang Terlalu Familiar
    Beberapa penonton merasa bahwa plot cerita Jumbo mengikuti pola film animasi luar negeri, sehingga kurang menawarkan sesuatu yang benar-benar baru.

Respons Penonton

Dari Twitter:

  • “Film yg paling tepat untuk ditonton saat hidup lagi berat-beratnya. “@Hangyulali

  • “bukti bahwa animasi Indonesia bukan hanya mampu bersaing, tapi juga bisa menyentuh hati dengan cara yang sangat lokal, sangat relevan, dan sangat personal.” .”@yeheskiell_

Dari TikTok:

  • “Sepanjang durasi film gue jadi berefleksi soal inner child yang kesentil, tapi tergoyak, gue disadarkan masih ada anak kecil dalam diri gue”@nasrudinmardiansyah

  • “Jujur ceritanya kurang tersampaikan dengan baik, kurang fokus, kalau menghibur ya menghibur sih. Tapi animasinya keren”@jocastoy

Jumbo

Kesimpulan: Pabrik Gula dan Jumbo, Film Mana Favoritmu?

Pabrik Gula lebih unggul dalam jumlah penonton, sementara Jumbo kuat di aspek emosional. Keduanya menawarkan pengalaman yang berbeda. Jadi, kalian tim mana nih? Apakah tim Pabrik Gula  yang bikin merinding atau tim Jumbo yang menyentuh hati? Tulis pendapat kalian di kolom komentar

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini