Sudah menjadi hal yang lumrah jika KKN menjadi salah satu kewajiban mahasiswa sebelum menyelesaikan masa studinya. Kegiatan ini bertujuan agar mereka mengabdi langsung di kalangan masyarakat luas, menimba ilmu sebanyak-banyaknya, dan sekaligus berbagi ilmu tentang apa yang telah dipelajari di bangku perkuliahan. Masalahnya, KKN saat ini tentunya jauh berbeda dengan KKN di masa-masa sebelum pandemi. Begitu juga program kerja alias proker yang harus dijalankan secara mandiri maupun berkelompok.
Jika biasanya proker KKN dijalankan secara terjun langsung ke lapisan masyarakat, di masa pandemi ini semua mendadak berubah jadi online. KKN online, program kerjanya juga harus online karena mahasiswa nggak bisa bertatap muka dengan masyarakat lansung. Ini menjadi hal baru yang nggak mudah, apalagi jika harus menyesuaikan program kerja online yang sebelumnya memang belum pernah dilakukan. Biar kamu nggak bingung, coba deh beberapa referensi di bawah ini.
ADVERTISEMENTS
1. Untuk mengembangkan semangat kebersamaan di antara pemuda dan pemudi desa, bisa menggunakan cara mabar alias main game bareng dengan jadwal yang telah ditetapkan
Bagi anak zaman sekarang, istilah mabar bukan hal yang baru lagi di telinga mereka. Jadi kamu nggak perlu takut jika ingin memasukkan istilah tersebut ke dalam program kerja KKN online kamu. Jangan salah, kegiatan mabar ini biasa dilakukan oleh anak-anak kampung untuk mengisi waktu luang di masa pandemi dan juga sebagai ajang seru-seruan bersama lo. Untuk mengingkatkan semangat kebersamaan, kamu bisa juga membuat kompetisi antara pemuda dan pemudi. Sistemnya bisa solo player, bisa juga main team biar semakin rame. Nah, setelah itu jangan lupa juga untuk ngasih hadiah bagi para pemenang. Dijamin prokermu bakal laku keras!
ADVERTISEMENTS
2. Pengin yang lebih bisa diterima di kalangan anak muda hingga orang tua? Bisa juga tuh peningkatan hasil produksi tani melalui metode gim “Harvest Moon” atau “Hayday”
Jika pada poin pertama tadi dirasa begitu terbatas karena sasarannya hanyalah pemuda dan pemudi, program kerja yang kedua ini jelas beda. Nggak cuma kalangan pemuda, bahkan bapak-bapak dan ibu-ibu pun bisa masuk. Kita semua tahu bahwa harga bahan makanan di masa pandemi ini sedikit melonjak karena mungkin tingkat produksinya yang juga terbatas. Maka dari itu, perlu diadakannya program kerja pelatihan untuk meningkatkan hasil produksi tani dan pangan melalui gim “Harvest Moon” dan “Hayday”.
Dua permainan tersebut dinilai memberikan gambaran dan pelajaran kepada pemainnya tentang gimana cara mengolah pertanian mulai dari awal hingga panen. Dijamin praktis, peserta juga seneng, antusias, dan tentunya nggak perlu banyak biaya yang keluar. Cukup butuh kesabaran aja kalau ngajarin orang tua main game.
ADVERTISEMENTS
3. Terkait strategi pengembangan tata letak desa, bisa juga melalui metode gim “Clash of Clans” dan “Sim City”
Kebersamaan pemuda udah, peningkatan hasil pangan dan pertanian juga udah, kini saatnya merambah ke bagian pengembangan tata letak desa. Sebab, mau bagaimanapun desa yang baik adalah desa yang tertata dengan rapi dan didukung dengan fasilitas publik yang memadai. Lucunya, semua ini bisa dipelajari lewat gim “Clash of Clans” atau yang biasa disebut dengan “COC”, dan juga “Sim City” bagi mereka yang ingin belajar dengan tahap lanjut. Proker yang satu ini cocok banget nih jika dilakukan anak-anak jurusan Arsitektur, Perencanaan Wilayah Kota, dan dipadukan dengan anak-anak IT yang memang udah biasa mainin dua gim ini.
ADVERTISEMENTS
4. Produktivitas kaum ibu-ibu jika sedang gabut pun boleh diisi dengan program kerja yang super menarik, adain aja pelatihan untuk menguasai trik viral TikTok
Nggak bisa dimungkiri lagi bahwa saat ini TikTok menjadi salah satu aplikasi media sosial yang banyak digemari oleh orang dari berbagai kalangan. Tentu hal ini bisa digunakan sebagai program kerja untuk produktivitas ibu-ibu jika sedang gabut. Daripada ibu-ibu di luar sana keracunan demam TikTok dan bikin konten nggak berfaedah yang malah membahayakan banyak orang seperti yang belakangan ini viral, mending dikasih pelatihan untuk bikin konten aman, namun tetap bisa viral. Mantep banget nggak tuh?
ADVERTISEMENTS
5. Terakhir, bantu masyarakat untuk mencari alternatif jalan keluar dalam mengakali mahalnya pengeluaran biaya untuk melakukan aktivitas belajar secara daring. Misalnya kayak gini nih~
Mohon maaf, para intel lagi ga pada jualan bakso,
HT nya dipake buat kelas online.
.
.
Kelas satu masuk….
Ibu guru out…
Roger….
dicopy …. pic.twitter.com/sp6yhVV9VV— Kondektur Bus™ (@kondekturbus_) July 23, 2020
Di masa-masa seperti ini, kreativitas dan pikiran yang out of the box sangat ddibutuhkan di seluruh lini kehidupan. Salah satunya adalah mencari jalan keluar dan mengakali mahalnya biaya untuk aktivitas belajar secara daring yang dilakukan setiap hari. Nah, pengunaan HT sebagai alat ganti HP dalam berkomunikasi secara berkelompok ini bisa banget nih dianjurkan dan diajarkan kepada para orang tua yang kewalahan dengan aktivitas belajar daring anaknya. Belajar lancar, latihan jadi intel juga bisa. Kurang apa lagi coba?
Buat anak-anak kuliahan di luar sana yang sedang mengalami permasalahan dan pusing karena rencana-rencana KKN yang mendadak bikin ribet, coba deh praktikkan beberapa saran di atas tadi. Udah simpel, nggak butuh banyak duit, bisa diterima di berbagai kalangan, dan tentunya mudah banget buat dilaksanakan. KKN beres, hasil pun juga memuaskan kok. 😀