Sebagai penegak hukum yang gagah berani, pemberantas kejahatan, dan pembawa kedamaian, sudah semestinya badan kepolisian memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat. Lembaga yang terkenal dengan kepiawaiannya dalam menangani masalah ini tak perlu diragukan lagi sepak terjangnya. Mulai dari kasus kejahatan jalanan yang receh-receh hingga persoalan pejabat korup pun semua pasti dilibas habis tanpa pandang bulu. Memang begitulah citra polisi di negara ini. Salut banget pokoknya!
Tapi namanya juga polisi, pekerjaan yang digadang-gadang sebagai salah satu pekerjaan idaman ini banyak membuat orang jadi iri. Apalagi bagi mereka yang gagal berkali-kali dalam usahanya untuk menjadi bagian dari orang-orang gagah tersebut. Nggak heran jika belakangan ini banyak upaya-upaya buruk dilakukan demi menumbangkan popularitas dan nama baik kepolisian. Tapi, beda halnya dengan polisi-polisi di negara ini.
ADVERTISEMENTS
Negara lain sepertinya layak minder jika mendengar kiprah kepolisian beberapa waktu belakangan ini
Banyak masyarakat di berbagai belahan dunia menganggap bahwa kepolisian selalu memiliki dua wajah, humanis beringas. Meski terkadang kebanyakan wajah yang ditunjukkan bukan bentuknya yang kalem-kalem sih. Lagian juga kalau dipikir-pikir pasti aneh, penjahat mana yang bakal takut kalau lihat polisi yang bentuknya nggak garang begitu. Pro dan kontra tersebut akhirnya memunculkan akronim berbunyi A.C.A.B yang berasal dari sebuah singkatan bahasa Inggris. Gampangnya, singkatan tersebut digunakan sebagai slogan untuk memprotes tindakan polisi yang dinilai keluar dari batasan.
Ngomongin tentang akronim tersebut, sepertinya istilah A.C.A.B terlalu berlebihan jika digunakan di negara ini. Jauh dari kata beringas, arogan, dan sadis, polisi di negara ini punya sifat yang justru sebaliknya. Sifat-sifat yang konon hanya dimiliki oknum polisi di negara lain pada umumnya. Istilah oknum tersebut merujuk pada sedikitnya jumlah polisi yang memiliki sifat jauh dari kata beringas. Iya, wajah polisi yang garang dan tidak humanis itulah yang dilihat oleh banyak orang di luar sana. Tentu saja, tidak sama halnya dengan polisi di negara ini.
Alih-alih kerap mempertontonkan kekuatan mereka dengan petentang-petenteng, polisi di negara ini justru identik dengan sifat dan sikapnya yang lemah lembut. Tidak hobi tersinggungan, mengintimidasi warga sipil yang dinilai sembrono, apalagi hobi nembakin gas air mata sembarangan. Sungguh benar-benar wajah kepolisian yang begitu humanis. Ini baru namanya calon menantu idaman~
ADVERTISEMENTS
Kemarahan dan kehebohan sehari-hari warga sini paling-paling diakibatkan perkara thread viral dari warganet yang isinya spill sana spill sini. Nggak ada tuh yang marah-marah akibat urusan pulisi-pulisian
Hidup sebagai warga negara sini itu enaknya minta ampun. Masalah naiknya darah tinggi dan kehebohan sehari-hari paling diakibatkan lantaran viralnya kasus-kasus absurd di media sosial. Mulai dari dighosting gebetan tapi utangnya nggak dibayar, twit-twit sobat indigo ngaco, hingga apapun itu yang intinya spill sana-sini. Nggak ada sejarahnya jadi masyarakat di sini dibikin emosi dan naik darah akibat jengkel sama kelakuan polisi. Apalagi sampai ada yang membandingkan mereka dengan satpam sebuah bank lantaran sama-sama berseragam tapi dianggap lebih humanis. Yakali polisi mau disamakan dengan satpam bank, sih? Ndak mashoook blas gitu lo!
Orang sini pun nggak perlu setiap pagi dibikin nggak mood karena lihat ada berita tentang polisi yang melaporkan balik korban kekerasan akibat ulahnya, kemudian si korban ini malah balik nasib jadi tersangka. Anak-anak muda dan mahasiswa juga nggak perlu diuji kestabilan emosinya karena harus mendengar kabar seorang demonstran yang dibanting ala Smack Down saat melakukan aksi massa atau digempur habis-habisan dengan gas air mata. Itu masih belum seberapa, kabarnya di negara tetangga juga ada oknum polisi yang pakai narkoboy hasil dari barang bukti penangkapannya.
Sampai di situ saja? Tentu tidak, nasib masyarakat dari negara tetangga ini kayaknya memang apes banget. Udah polisinya baperan, hobi unjuk kekerasan, jadi pemakai dan pengedar narkoboy, ringan tangan membantu koruptor, pernah juga ada kabar tentang sorang oknum polisi yang merampok mobil beberapa waktu lalu. Weleh-weleh, ini oknum-oknum begitu kalau dikumpulin kayaknya bisa bikin pasukan sendiri deh. Dark lord aja paling juga dibikin pusing sama kelakuan mereka.
Yaahh, namanya juga manusia pasti banyak salah dan khilafnya. Jadi polisi di mata sipil itu kalau nggak salah, ya, salah banget. Apalagi buat orang-orang yang gagal masuk kepolisian, udah pasti gara-gara iri tingkat sensinya jadi mentok banget. Untung kita ini hidup di negara yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan perdamaian, jadi nggak perlu repot-repot menahan amarah dengerin kisah-kisah polisi seperti itu. Beruntungnya jadi orang Korea Selatan, setiap hari dibikin bangga dengan kisah-kisah aparat berseragam seperti di atas tadi :’)