“Lapeerr! Mau makan keluar tapi
jomblogak ada temennya!”
Lagi hujan deras, tiba-tiba laper. Laperrrr banget! Parahnya, kamu juga udah keburu mager di kos. Nyuruh pacar buat datang dan bawain makanan? Boro-boro, aku kan jomblo! Enaknya gimana yah?
“Aha! Delivery aja!”
Delivery makanan akhirnya jadi satu-satunya pilihan di kala hujan, mager, dan jomblo. Harga yang semakin mahal pun tak jadi masalah dalam kondisi yang darurat. Tapi pikir, pikir, pikir, kok jadi rempong banget ya order makanan online?
ADVERTISEMENTS
1. McB, KakFC, BisaHut, atau kantin kampus… Duh, pilih yang mana ya?
Gak kayak dulu, sekarang banyak banget restoran yang menyediakan layanan antar. Kalau dulu kamu harus telepon, sekarang bisa juga pesan lewat layanan internet. Bukan cuma gerai-gerai makanan di mall aja, kafe-kafe dan rumah makan yang tersebar di sekitar area kampus dan kos juga sudah banyak yang punya layanan pesan antar. Gak heran kamu harus mikir cukup lama sebelum akhirnya memutuskan gerai makanan mana yang sesuai keinginan.
“Yang ini enak, tapi mahal. Yang ini kurang suka. Haduuuh, apa ya?”
30 menit kemudian….
“Apa ya?” #firstworldproblem
ADVERTISEMENTS
2. Setelah lama memilih restoran yang mana, kamu juga harus berjibaku dengan masalah klasik lain: “Pilih menu apa nih?”
Semua menu terasa enak dipandang, gak tahu deh kalau udah sampai rumah. Kamu pengen beli semuanya, tapi cuma bisa maklum sama budget anak kos. Di sisi lain, kamu makin dilema…
“Yah, minimal order Rp 250.000,00”
*nangis darah*
ADVERTISEMENTS
3. Meski udah mulai jengkel, rasa lapar mengalahkan segalanya. Bahkan debat kusir dengan pelayan di telepon dijabani.
Kamu : “Mbak, katanya lagi ada promo ya mbak?”
Operator : “Oh ya Mbak? Maaf, kami sedang tidak ada promo atau diskon khusus.”
Kamu : “Ah masak sih Mbak? Baru kemarin ini saya lihat promonya!”
Operator: “Sepertinya itu khusus cabang lain, Mbak.”
10 menit kemudian nelpon lagi…
Operator : “Iya, Mbak! Ada diskon 10%. Maaf ya. Saya masih karyawan baru di sini.”
KZLLL!
ADVERTISEMENTS
4. Pas menu udah fix dan tinggal bayar, sistem pembayaran online lost. Mungkin server-nya lagi down atau modem kamu kehabisan kuota.
“Yah, jadi ini kudu ngulang pesen dari awal lagi tau gak? Saldo gue kadung ilang apa gak nih?”
*gubrak*
ADVERTISEMENTS
5. Kamu melonjak girang ketika sadar masih menyimpan voucher gerai makanan. Sebelum akhirnya kamu membaca…
“Voucher ini hanya berlaku untuk dine-in”
atau
“Voucher ini berlaku untuk pembelian di atas Rp 500.000,00”
ADVERTISEMENTS
6. Kalau ribetnya seperti ini, kamu pengin banget bisa masak menu-menu enak itu di dapur sendiri. Tapi mereka selalu menolak berbagi resep.
“Maaf, Mbak. Saya gak tahu. Saya cuma jawab telepon aja, gak ngerti isi dapur.”
atau
“Maaf, Mbak. Rahasia perusahaan. Kami gak bisa kasihtahu karena masalah kompetitor.”
Kamu berusaha keras mencari resep menu-menu itu juga sama Mbah Google. Tapi nihil! Rasanya kok beda, ya?
7. Masalah baru muncul lagi. “Menu yang Anda pilih tak tersedia“.
Jualan siomay, kok siomaynya tidak tersedia?
8. Terkadang ada pula gerai makanan yang mengharuskanmu login untuk order. Tapi yaa elahhh….
“Login-nya lama bangettttt!”
atau
“Password cuma bisa dipakai sekali order. Padahal orderanku tadi gagal karena koneksi error!”
9. Apa?! Ada biaya internet juga?
Percaya atau tidak, beberapa gerai makanan dan waralaba punya yang namanya Internet Convenience Fee. Alih-alih nyaman, kamu malah harus membayar lebih mahal lagi, melampaui harga makanan yang kamu beli.
10. Saking laparnya, kamu gak sadar kalau ada yang namanya “Syarat dan Ketentuan Berlaku”.
Hoahmmm… Jadi kapan aku bisa makan? Padahal hujannya udah reda.
11. Sudah kehilangan akal, kamu klik OK semua pilihan di pemesan online. Gak tahunya, waktu pengirimannya lama.
Lamaaaa… Lama-lama aku kenyang makan angin, nih!
12. Ting tong! Petugas delivery datang dengan menu yang salah!
Kamu : “Lah, Mas? Saya kan pesan pizza yang ukuran jumbo. Kok yang dianterin yang small?”
Pizza boy : “Di rincian pesanannya, mbak pesan yang small kok.”
“Arrggghh!”
13. Setelah cuma bisa pasrah dengan keadaan, kamu makan dengan perasaan sedih. Cita rasa masakanmu sudah tak senikmat ekspektasinya.
“Yah, makanannya keburu dingin.”
atau
“Udah gak semangat lagi makannya. Udah ilfil!
Begitulah kira-kira keribetan yang mungkin diakibatkan ketika kamu memilih layanan pesan antar atau order makanan secara online. Duit habis banyak, waktu tersita, ribet lagi. Kayaknya lebih cepet kalau datang ke sana langsung deh. Makanya, jangan malas gerak ya mblo!