Saban hari Jum’at seluruh cowok muslim diwajibkan melaksanakan salat berjamaah di masjid yang didahului dengan mendengarkan khotbah. Secara teknis prosesi ibadahnya singkat sih, sholatnya hanya 5-10 menit saja. Ditambah khotbah, hanya memakan waktu 30-40 menit.
Tapi dalam prosesi singkat itu, banyak pikiran yang sesungguhnya berkecamuk di pikiran cowok. Mau tahu apa saja yang ada di otak kami saat menjalankan ibadah yang hukumnya wajib bagi para pria Muslim ini.
ADVERTISEMENTS
1. Tiap Jum’at (hampir) semua cowok muslim tahu dia akan pergi ke masjid menjelang tengah hari nanti.
Seperti alarm biologis, kebanyakan cowok muslim udah ingat bahwa dia akan ke masjid hari ini sejak bangun tidur.
ADVERTISEMENTS
2. Jadi mereka mandi yang bersih, bercukur, memotong kuku, memakai wewangian dan mengenakan pakaian putih-putih karena hukumnya sunah. Rapihlah pokoknya!
Lumayan, kapan lagi grooming bisa jadi pahala? Kalau udah dandan gini, ustad-ustad tajir di TV lewat.
ADVERTISEMENTS
3. Sementara beberapa cowok lain suka (sengaja) lupa kalau hari ini adalah Jum’at. Baru beranjak ke masjid setelah malu diingatkan orang tua.
Bapak: “Mas, gak sholat?”
Kamu: “Ha Sholat apa Pak? Belum masuk Dzuhur…”
Bapak: “Elah, mas! Ini hari Jum’at! Ayo buru-buru Jumatan, keburu telat.”
Kamu: (dalam hati) Yaaaah, gagal usaha gue ngabur.
Gak apa-apa, yang penting ada usaha untuk nggak salat.
ADVERTISEMENTS
4. Spesies cowok paling ajaib adalah dia yang melaksanakan salat Jum’at biar bisa dibilang ‘Ganteng’ oleh teman-teman ceweknya :/
Yaelah, belum dijadiin pacar kamu udah mau diperalat gitu. Itu cuma kedok mereka supaya kamu berhenti nguberin mereka. Entah siapa yang kurang cerdas disini, ceweknya atau cowoknya?
ADVERTISEMENTS
5. Bagi kamu yang belum tahu, jamaah diminta tenang & diam selama mendengar khotbah. Bahkan menyuruh orang lain untuk diam pun gak boleh
ADVERTISEMENTS
6. Jadi walaupun isinya cowok semua, jangan harap ada sapaan seperti “Oi, Bro… Apa kabar?“
7. Jangan juga berpikir akan terdengar obrolan mengenai pertandingan Liga Champions beberapa malam yang lalu.
Jadi gak ada bahan obrolan deh.
8. Tapi tetap ada aja oknum-oknum yang gak bisa diam selama ibadah Jum’at contohnya, anak kecil. Kamu pun bicara dalam hati, “Wajar, mungkin ini salat Jum’at pertamanya…”
Mungkin ini kali pertama dia ikut bapaknya melaksanakan salat Jum’at. Wajar. Kuberi engkau kelonggaran, dik.
9. Jika si anak masih aja berisik kamu mulai berpikir, “Ini anak gak di-briefing dulu sama bapaknya apa?!”
Anak : Pak, itu yang jenggotan siapa? Kok ngomong sendirian di depan?
Bapak : (cuma bisa diam menahan malu, sambil meletakkan telunjuk di depan bibirnya)
10. Lalu perhatianmu tertuju pada pemuda-pemuda tanggung yang selama khotbah duduk di luar, tapi suara obrolannya terdengar hingga ke dalam masjid.
Kamu cuma bisa memberi tatapan sinis seolah ingin berkata “Diam, kampret! Gue mau dengerin khotbah, bukan dengerin cerita soal gebetan lo!”
11. Namun jamaah yang paling nyebelin adalah mereka yang sering lupa mematikan ponselnya. Terserah kalau dia mau SMS-an, tapi minimal di-silent dong, “Gak lihat apa papan peringatan di depan?”
12. Gak hanya jamaah lain yang kamu kritisi, khotib pun juga jadi sasaran “Aduh, Ustadz. Kalau bisa khotbah-nya pendek aja. Udah lapar nih…“
Selain harus menahan lapar dan kantuk karena durasi khotbah yang panjang, kadang kamu juga kesal saat isi ceramahnya kurang bijak dan menyebar kebencian ke salah satu golongan.
Duh Tadz, Islam ‘kan agama rahmatan ‘lil alamin….udah deh gak usah menebar kebencian.
13. Teringat soal lapar kamu mulai membayangkan, “Hmm… Ibu masak apa ya di rumah? Semoga rendang.” *Menelan ludah*
14. Yang udah beristri bergumam dalam hati, “Sayang siapin makanan apa, ya? Mudah-mudahan ayam bakar.” *Menelan ludah*
Akankah menu-menu lezat untuk makan siang itu udah menantimu di atas meja?
15. Sementara mahasiswa yang masih nge-kos: “Duh, nanti makan apa, ya? Masih ada duit gak di ATM?” *Mengelus perut*
Gak ada yang masakin, pulang dari masjid masih harus berjuang buat makan. Itu pun kalau ada uang. Berdoa yang khusyuk ya para mahasiswa, siapa tahu ada rejeki runtuh yang menanti!
16. Kalau para pekerja kantoran kadang bingung memutuskan: “Entar langsung balik ngantor apa makan dulu, ya?“
Kalau pekerjaan gak numpuk, makan dulu pastinya. Kalau kerjaan menumpuk, makan juga deh.
HAHHAHAHAHA.
17. Tapi tak jarang kamu malah kepikiran, “Apa kabar sandal/sepatu gue di luar sana? Mudah-mudahan masih ada ya Allah…..”
Jangan-jangan si kampret tadi malah nyolongin sandal-sandal orang! Sandal baru itu, baru 2 hari diperawanin. Awas aja kalo ilang.
Akhirnya, khotbah selesai dibacakan. Para jamaah mulai bangkit dari duduk untuk mendirikan salat
18. Karena dari tadi kebanyakan mikir kamu gak tahu khotib bicara apa aja tadi, “Aduh, pak Khotib ngomong apa aja ya tadi?“
Khotib menyudahi khotbahnya dan turun dari mimbar. Salat segera dimulai dan kamu gak menangkap apa-apa dari tadi karena asik mikirin orang lain.
19. “Kacau, kalau Jumatan-nya gak khusyuk gini bisa-bisa gagal ganteng, deh!“
PLEASE, MASIH ADA YANG MIKIR GINI? PLEASE! IMING-IMING GANTENG KARENA SALAT JUMAT ITU TIPU DAYA SYAITON!
20. Kalau kamu masih punya pikiran macam itu, satu hal yang harus kamu camkan: MASJID ITU BUKAN SALON DAN BUKAN KLINIK PERAWATAN KECANTIKAN!
Kalau mau tambah ganteng ke salon deh sana. Atau ke klinik kecantikan buat perawatan. Ke masjid itu untuk membuat hati dan imanmu tampan….
21. Mulai Jumat depan, selalu niatkan di dalam hati untuk beribadah karena Tuhanmu, bukan karena ingin tampan atau ingin disanjung.
Mulai Jum’at ini, hapus niat melaksanakan ibadah hanya untuk mendapat pujian atau melaksanakan ibadah hanya karena malu gak salat sendirian sementara keluarga dan temanmu berbondong-bondong datang ke mesjid.
Ayo Bro, bentar lagi udah masuk waktu Jum’atan nih. Segera siap-siap dan bergegaslah ke masjid. Kalau mau ketemu Tuhan aja malas, kamu yakin Tuhan nggak malas ngurusin semua permintaanmu yang aneh-aneh itu?
Sampai jumpa, Jum’at depan!