Meskipun saat ini seni merajah tubuh kian populer, mereka yang memutuskan untuk “menandai” tubuhnya masih sering mendapat anggapan miring. Bukannya seni atau sarana ekspresi diri, tato dianggap “preman” atau urakan.
Nah, karena anggapan miring ini, banyaklah muncul pertanyaan atau komentar yang bisa mengganggu si empunya tato. Misalnya, soal pengaruh tato mereka buat masa depan dan agama. Lewat artikel ini, mereka yang bertato bakal memberikan pengakuan tentang pertanyaan-pertanyaan yang membuat mereka kesal. Apa aja, sih?
ADVERTISEMENTS
1. “Kenapa Bikin Tato?” – Digdo, 24
Ketika dijawab:
“Nggak tau.”
(Lhah, gimana sih!)
“Pengen aja…”
(Hah, masa’ cuma pengen aja, nggak ada alasan yang lebih bermutu?)
“Biar keren!”
(Keren apaan, mirip preman gitu…)
“Nah, situ mau nggak mulutnya saya tato biar nggak nanya-nanya?”
Emang susah ya bedain orang yang serius nanya sama yang sekedar nyinyir. Tato termasuk salah satu bentuk ekspresi diri. Alasan di balik keputusan untuk membuat tato bisa sangat pribadi, dan tidak harus dibagi sama orang lain. Jadi hati-hati ya jika mau bertanya.
ADVERTISEMENTS
2. “Berapa biayanya?” – Angga, 20
“Mureee aja sih! Satu gambar harganya 1,5 juta bisa dibayar nyicil 3x! Puassss?????”
“Wah, mahal amat! Mending gue nyicil panci deh pakai duit segitu!”
Ketika kamu berceletuk bahwa harga 1,5 juta itu terlalu mahal, hal ini bisa bikin si empunya tato tersinggung. Ingat, dia menganggap tato sebagai hal sakral. Buatnya, jumlah yang harus dia keluarkan memang harga yang pantas dibayar. Boleh ‘kan, kalau tiap orang punya prioritas keuangan yang berbeda-beda?
ADVERTISEMENTS
3. “Ditato Sakit Nggak, Sih?” – Galih, 24
MENURUT NGANAH? INI JARUM KETEMU KULIT, BROH!
Tato modern dibuat dengan mesin bertenaga listrik. Jarum membawa tinta yang ditusukkan keluar-masuk pada kulit di lapisan dermis, kira-kira 50-3000 kali tusukan per menit. Bayangkan aja cara kerja mesin jahit. Masih mau nanya ini sakit atau enggak? #pasang muka nggak santai sambil elus-elus tato singa
ADVERTISEMENTS
4. “Kenapa Di Situ, Nggak Di Sini Aja?” – Kiki, 18
Cewek yang bikin tato pertamanya saat usia 17 tahun ini mengaku kesal ketika ada orang yang ikut-ikut komentar soal letak tatonya. Ketika ada yang bilang:
“Ah, di leher belakang gitu ‘kan nggak keliatan, mending bikin di dada biar kelihatan lebih seksi!”
Lhah, kagak ikut bayarin aja nyuruh-nyuruh. Keputusan untuk membuat tato, baik dari segi desainnya maupun letaknya, adalah terserah si empunya tubuh.
ADVERTISEMENTS
5. “Pernah Nyesel Nggak Setelah Bikin Tato?” – Doni, 28
“Nggak sih. Nyeselnya bukan gara-gara tato, tapi pas ketinggalan satu episode Ganteng-Ganteng Serigala!”
Memilih untuk merajah tubuh adalah keputusan besar. Tentu seseorang sudah berpikir masak-masak sebelum benar-benar melakukannya.
ADVERTISEMENTS
6. “Gimana Kalau Susah Dapet Kerja?” – Damar, 24
“Ya udah, nggak usah kerja. Kita goyang dulu aja, yuk…”
Memang, ada beberapa profesi yang tidak diperuntukkan bagi mereka yang bertato. Misalnya saja Pegawai Negeri Sipil. Tapi, profesi di dunia ini ‘kan bukan cuma PNS?
Banyak kok orang bertato yang sukses dengan pekerjaan profesionalnya. Lihat aja Chef Juna.
7. “Ngapain Sih Tatoan? Fungsinya Apa?” – NN, 24
“Hmmm…”
“Hmmm…anu…”
“Hmmm…aduh, apa ya?”
Menurut mereka yang bertato, pertanyaan yang satu ini emang susah banget dijawab. Bukan karena nggak ada jawabannya, tapi karena pertanyaan ini bikin mereka mikir: “Lo mau bilang kalau menurut lo punya tato nggak ada gunanya? Terus gue harus bilang apa?”
8. “Gimana Soal Masa Depan?” – Rio, 22
ASSALAMUALAIKUM,
“Gimana kalau nggak usah repot mikirin masa depan orang lain, tapi mikirin masa depan masing-masing aja?”
“Kira-kira begitu, ya…”
WASSALAM!
9. “Bukannya Jadi Mirip Preman, Ya?” – Ica, 26
Yang namanya preman tuh biasanya malakin orang di jalan, terus ditangkap Polisi. Kayak gini nih…
Bukan yang kayak gini!
10. “Emang Nggak Takut Dosa? Tato ‘kan Haram?” – Moky, 28
Ketika ada yang mengaitkan tato dengan agama, jurus-jurus andalan orang yang punya tato adalah…
1. Senyum-senyum
2. Ketawa aja…
3. Melipir kabur!
Tato dan agama adalah dua hal yang sifatnya bisa jadi sangat pribadi. Sekali lagi, hati-hati kalau menanyakan ini.
Setelah membaca artikel ini, semoga kita bisa pikir-pikir dulu deh ketika mau bertanya tentang tato teman kita. Ingat, ketika kita hanya melihat tatonya sebagai gambar atau tulisan biasa, bagi dia itu adalah pilihan hidup!