Pernah nggak sih kamu membaca testimoni dalam sebuah iklan obat kuat di koran-koran lokal? Atau mungkin pernah sesekali melihatnya di berbagai macam platform media sosial. Isi testimoninya tak jauh dari nada kesombongan kaum cowok, seperti “istriku sampai kewalahan”, “istri saya minta ampun”, “Mantap, 5-0” atau “Sampai lima ronde saya ladeni”.
Namun apa sih sebenarnya yang membuat kaum cowok bisa mempunyai pikiran: aku harus kuat di ranjang. Seolah-olah, hanya itulah cara satu-satunya untuk membuktikan nilai seorang lelaki membuktikan kejantanan. Apakah semua laki-laki harus mengukur kejantanan mereka dengan cara seperti itu? Mungkin akan ada beberapa orang yang mengira bahwa bahasan ini nggak penting, padahal hal ini sangat terkait dengan budaya dan deskripsi gender yang saat ini sedang banyak diperdebatkan. Yuk kita simak aja pembahasan di bawah ini!
ADVERTISEMENTS
Pertama, ada anggapan bahwa maraknya obat kuat yang dijual merupakan akibat budaya kita yang patriarki
Dalam menyikapi maraknya penjualan obat kuat saat ini, beberapa orang menilai fenomena tersebut lahir akibat budaya patriarki. Meskipun ada obat untuk para cewek, tetapi kita sudah terlanjur melekatkan obat kuat terhadap kaum cowok.
Penyebabnya, itu tadi: budaya patriarki. Menurut Ferena Debineva, peneliti sekaligus ketua Support Group and Resource Center on Sexuality Studies (SGRC), kultur menuntut cowok sebagai pelaku aktif dalam sebuah kehidupan. Bagi cowok, menjadi kuat bukanlah pilihan lagi, tetapi sudah jadi kewajiban.
Kalau kamu (terutama para cowok) masih ragu dengan pernyataan di atas, coba sekarang kita iseng-iseng pilih sekumpulan kata. Menurutmu mana yang cowok banget antara ‘gagah-kuat-tangguh’ atau ‘perhatian-penuh kasih sayang-lemah lembut’? Jawabanmu pasti takkan lepas dari penilaian yang mengarah pada pertunjukan kekuatan.
Loyo adalah sebuah aib. Maka dari itu, jangan heran kalau di pinggir-pinggir jalan, kamu bakal menemukan toko-toko obat kuat. Mereka menjual banyak macam dan jenis obat kuat, mulai dari via*ra, chi*lis, tisu magic, hajar jahanam sampai ke ludah lebah, p*nis harimau, tanduk rusa, krim kuda jantan hitam. Apalagi yang mereka tawarkan selain membuat cowok diakui kejantanannya di ranjang?
ADVERTISEMENTS
Nyatanya nggak hanya budaya saja yang membuat cowok harus merasa kuat dan lebih unggul dari cewek
Di samping kultur, sebenarnya ada peran lain yang membuat cowok merasa dirinya harus lebih di atas dan harus lebih kuat dibanding cewek dalam urusan ranjang, yaitu keegoisan. Cowok memang telah umum diketahui sebagai makhluk yang egois. Maunya mendapat cewek perawan, enggan mendapatkan yang tak perawan untuk jadi istrinya, tapi dirinya sendiri sudah tak perjaka lagi. Ada ungkapan lain juga yang dapat menunjukkan keegoisan kaum cowok. “Senakal apa pun cowok, mereka pasti mencari cewek baik untuk dijadikan istrinya.” Pasti nggak bakal asing dengan ungkapan tersebut. Betul?
Dan ihwal urusan ranjang, keegoisan cowok dapat dilihat dari bagaimana dia lebih mengutamakan nafsu pribadinya semata. Setelah mencapai puncak kepuasan, cowok bisa dengan mudah meninggalkan pasangannya yang mungkin tak mendapatkan kepuasan. Meninggalkan pasangannya di ranjang yang terperangkap dalam lamunan, kemudian terlelap tidur. Tak ada pillow talk, yang diyakini para psikolog sebagai momen terbaik untuk saling berkomunikasi antar pasangan.
Kemudian tak ada relasi lagi antara hubungan intim dengan pengekspresian kasih sayang. Hubungan suami-istri kemudian bukan lagi perkara kasih sayang, perhatian, komunikasi, kompromi, dan kedekatan, melainkan hanya tiga kata penting: er*ksi, durasi, ejak*lasi.
ADVERTISEMENTS
Pada akhirnya, cowok perlu paham cewek akan sangat merasa dicintai ketika cowok bisa memberikan kelembutan. Bukan karena cowok merasa lebih kuat dan perkasa
Kembali lagi ke masalah kultur, tak bisa dimungkiri lagi kalau cewek merupakan makhluk yang lembut. Tanya saja pada teman-temanmu yang cewek. Suruh mereka untuk memilih: ingin diperlakukan lembut atau ingin diperlakukan kasar? Diperlakuan lembut pasti jadi jawaban yang baku. Itulah kunci penting bagi para cowok.
Kebanyakan cewek bisa mendapatkan mencapai puncak kenikmatan bukan hanya pada kegiatan sek*ual. Cukup mau jadi pendengar yang baik, menggandeng tangan di tempat umum, memeluk mesra saat sama-sama mendapat kesenangan, menyeka air mata saat pasanganmu sedih, itu pasti bisa membuat seorang cewek merasa bahagia karena memilki cowok sepertimu. Bukan hanya masalah ranjang ‘kan?
Cewek bisa merasa bahagia bila perasaannya, emosinya, dan ungkapan hatinya diperhatikan oleh cowok. Bila itu sudah terpuaskan, maka tubuhnya akan mengikuti. Cewek adalah makhluk yang merangkai kehidupannya dengan mengedepankan hati dan perasaannya, lalu mengkonversikan semuanya secara berkesinambungan.
Oleh karena itu, kesampingkan egomu, kesampingkan khasiat-khasiat obat kuat, lalu jadilah cowok yang bisa memberikan kasih sayang seutuhnya. Cewek itu lahir untuk disayangi, bukan ditundukkan. Jangan ada lagi persepsi seperti itu. Ingat, obat kuat pasti punya efek samping yang memiliki dampak buruk bagi kesehatan kamu di kemudian hari.