Hari pertama masuk sekolah atau pun univeristas, pasti menyenangkan sekaligus mendebarkan dan merepotkan. Yup! Sehari sebelumnya, dari pagi sampai malam kamu disibukkan dengan membuat prakarya heboh; bola plastik yang dibelah buat dijadikan ‘topi’ dan diberi gaya agar mirip Gatot Kaca; kertas karton warna-warni yang disulap jadi tanda pengenal raksasa; karung goni untuk tas yang diisi berbagai macam alat tulis; makanan aneh-aneh seperti telur ceplok yang kuningnya di luar dan lain sebagainya.
Belum lagi harus menghapal salam-salam ospek dengan tariannya yang nggak jauh beda dengan acara joged-joged di televisi. Duh, ini sebenarnya mau masuk sekolah untuk cari ilmu kok malah didandani konyol begini sih?
Katanya sih untuk meningkatkan rasa solidaritas, kedisiplinan, kreativitas, ketahanan diri, serta membentuk karakter yang bla bla bla…
Membentuk karakter? Karakter apa?!
Berkali-kali kamu bertanya apa gunanya sih ikut beginian? Kamu pun mendapat jawaban yang sangat normatif yang berbunyi: “untuk membantuk karakter diri”. Tanpa pernah paham apa hubungannya pakai atribut aneh dan dibentak-bentak dengan menjadi orang yang lebih baik?
Mungkin maksudnya dengan berdandan konyol semacam itu, kamu akan terbentuk menjadi karakter yang tahan malu dan cuek walau kamu sadar bahwa kamu telah melakukan tindakan yang memalukan sekalipun. Korupsi, misalnya.
Selain itu, ospek juga dijadikan ‘sarana’ untuk pengenalan dan menyesuaikan diri di lingkungan belajar yang baru.
Konon tujuan ospek ini baik yakni memperkenalkan peserta didik yang baru pada lingkungan belajar yang baru dan mungkin jauh berbeda dengan kondisi tempat belajar yang lama. Benar saja, kamu jadi mengenal mana kakak senior yang tampangnya belagu dan suka bentak-bentak. Kamu juga dibentuk agar menghormati (atau takut?) orang yang lebih tua dan menuruti semua permintaannya sekalipun permintaannya aneh, seperti berbicara sendiri dengan dinding. Ya mungkin memang ini yang ingin diperkenalkan, lingkungan belajar yang penuh tekanan.
Kegembiraan beraroma balas dendam: “Yey! Ospek telah usai, tahun depan giliran aku yang memplonco adik kelas!”
Perasaan gembira pun kamu rasakan ketika masa orientasi yang menegangkan sekaligus melelahkan telah berlalu. Kamu benar-benar telah diterima menjadi warga sekolahmu yang baru. Tahun selanjutnya, saat kamu menjadi kakak kelas, kamu pun memanfaatkannya untuk ‘balas dendam’ pada adik-adik kelasmu.
“Dulu aku pas awal masuk disuruh nyanyi di tengah lapangan kalau nggak, nggak dapet tanda tangan. Sekarang giliranku nyuruh mereka ngelakuin apapun demi tanda tanganku!”
Dan begitu seterusnya…
“Ini kan sudah tradisi masuk sekolah ini memang ospeknya sadis.”
Di negara lain masa orientasi untuk murid baru tetap ada, tapi bentuknya sangat jauh berbeda…
Masa orientasi kampus/sekolah untuk angkatan baru bukan hanya terjadi di Indonesia saja, di negara-negara lain juga ada, kok. Tentu saja bentuknya jauh berbeda dengan masa orientasi yang pernah kita, anak yang seumur hidup sekolah di Indonesia, alami. Kegiatan-kegiatan seperti kerja kelompok atau outbond menjadi kegiatan orientasi di negara lain.
Di Australia, siswa baru diajak menikmati sejumlah unjuk bakat dari para senior mereka sebelum memulai kegiatan belajar mengajar.
Beberapa universitas di Australia mewajibkan siswa baru untuk masuk seminggu sebelum kelas belajar dimulai. Pada minggu tersebut, para siswa baru dapat menikmati berbagai kegiatan kampus. Ada konser atau pesta untuk menyambut kedatangan mereka. Ada pula penampilan aktivitas sosial yang dilakukan bersama. Puncak acara orientasi beberapa universitas di Australia juga sangat meriah dan menarik minat banyak orang. Tak hanya mahasiswa, masyarakat umum pun boleh ikut menyaksikan.
Organisasi mahasiswa di Finlandia secara independen mengadakan aktivitas orientasi untuk mahasiswa baru.
Setiap departemen organisasi mahasiswa di beberapa universitas di Finlandia, mengadakan berbagai aktivitas orientasi untuk mahasiswa baru. Siswa baru dibagi dalam beberapa kelompok kemudian didampingi seorang tutor dari siswa yang lebih senior untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas bersama kelompoknya. Aktivitas yang mereka lakukan bisa bermacam-macam. Mulai dari diberi pengarahan tentang kehidupan kampus yang baru, keliling area kampus, olahraga, dan bermacam-macam. Jangan lupa, Finladia merupakan negara dengan kualitas pendidikan terbaik di dunia dan mereka tidak perlu menggunakan perpeloncoan untuk masa orientasi siswa baru. FAKTA!
Sosialisasi tentang safe sex dan drink safe dilakukan di Freshers’ Week Irlandia.
Kegiatan orientasi mahasiswa baru diberi nama Freshers’ Week di Irlandia. Dalam waktu satu minggu, mahasiswa baru tidak hanya diberi kesempatan untuk mengenal universitas tempatnya akan belajar, namun juga mengetahui kota tempat universitasnya berada. Ini sangat menarik, karena pastinya banyak mahasiswa yang berasal dari luar kota atau bahkan luar negeri yang masih belum dapat beradaptasi penuh. Selain konser musik yang juga sering diadakan, ada juga kegiatan sosialisasi yang diadakan agar mahasiswa bisa saling mengenal dan berteman. Kalau dibayangkan, mungkin di kegiatan ini, kamu bisa menemukan gank baru di universitas.
Di pekan ini, berbagai perkumpulan mahasiswa juga diberi kesempatan untuk memperkenalkan diri pada mahasiswa baru. Berbagai perkumpulan mendirikan tenda untuk mencari anggota baru yang tertarik pada bidang yang sama. Yang menarik, selain sosialisasi kegiatan kampus, pada kegiatan ini juga dimanfaatkan untuk mempromosikan seks yang aman dengan memberikan selebaran dan kondom gratis. Mereka juga menggelar kampanye drink safe yang bertujuan untuk mengurangi penyebaran penyakit seksual dan mengurangi jumlah pemabuk.
Selain kekerasan fisik, kekerasan verbal dan bermacam perpeloncoan lain, masih ada banyak cara yang bisa digunakan sebagai kegiatan saat masa orientasi. Kalau kamu sendiri lebih suka kegiatan orientasi yang seperti apa sih?