Ternyata lembaga eksekutif itu gak cuma dipegang Bapak Presiden saja lho. Mahasiswa juga bisa berperan menjadi badan eksekutif. Kehidupan kampus memang tidak bisa dilepaskan dari yang namanya politik. Maka dibentuklah penggerak politik dalam kampus yang kemudian disebut BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa).
Banyak orang mengangap sebelah mata mahasiswa-mahasiswa ini karena kebanyakan tidak lulus tepat waktu, kritisnya kebangetan, sampai hobi demo. Padahal ada perjuangan yang tersimpan d ibalik kegiatan sebagai anggota atau pengurus BEM. Nah kali ini Hipwee akan mengupas hal hal yang kamu rasakan ketika kamu menjadi anak BEM. Yang anak BEM, ayo kepal tangannya di udaraaaaa!
ADVERTISEMENTS
1. Ketertarikan untuk bergabung dengan BEM bisa jadi muncul karena kamu nggak mau jadi mahasiswa “kupu-kupu”
Eits, ini bukan kupu kupu yang terbang di hinggap di tanaman ya. Tapi ini “kupu – kupu” (Kuliah Pulang- Kuliah Pulang)
Saat memasuki gerbang perkuuliahan, inilah waktunya kamu bisa melakukan banyak hal. Tentunya selain mendengarkan kuliah di kelas. Kamu bisa mengikuti berbagai jenis kegiatan mahasiswa untuk menggali kemampuanmu.
ADVERTISEMENTS
2. Atau…karena dari dulu kamu udah nge-fans sama Soe Hok Gie
Tokoh muda karismatik yang satu ini memang tak pernah kehilangan pesonanya. Soe Hok Gie adalah fitur nyata seorang intelektual muda yang masih jadi pedoman bagi generasi muda aktivis hari ini.
ADVERTISEMENTS
3. Di antara presentasi berbagai UKM, kamu bakal menemukan slogan “HIDUP MAHASISWA INDONESIA”. Nah, itulah BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa)
ADVERTISEMENTS
4. Pertama kali gabung di BEM, kamu gak luput dari prosesi DIKLAT (Pendidikan dan Pelatihan).
Masuk BEM juga gak gampang lho. Semua peserta bakal disaring melalui aktivitas bernama DIKLAT. Kamu dapat penggemblengan dari Diklat Ruang sampai Diklat Lapangan. Kebayang Ngapain aja? Bisa dari menulis esai tentang kamu sendiri sampe tentang seberapa besar nasionalismu. Dari pelatihan kepemimpinan, sampai belajar public speaking.
ADVERTISEMENTS
5. Diklat lapangan: Menjadi momen dimana senior idolamu bakal tampil. Ups, buat para cewek ini biasanya nemuin idolanya di sini. Gimana ngak? Makhluk eksis di sini tempatnya!
Cewek cewek anak baru, sedang kumpul di kantin.
Wah kak A keren yaa, udah punya cewek belum ya? *ngarep mode on*
ADVERTISEMENTS
6. Tak jarang kamu punya tugas untuk membuat event kecil. Nah disinilah kamu mulai menemukan teman sepermainanmu selama aktif jadi anak BEM mahasiswa nanti.
Kakak Angkatan: “Oke, coba kalian handle seminar tentang Kenaikan BBM, ya?”
Kamu: *cengo*
Teman: “Kita harus gimana nih?”
Kamu: “Gak tau juga….”
Teman: “Hmmm ya udah, pikir sambil makan yuk.”
*makan siang bareng* *jadi sahabat seperjuangan selama kuliah*
7. Setelah kamu lolos jadi anak BEM. Kamu bakal berasa punya keluarga baru. Kamu sering diajakin senior buat main ke sekretrariat.
(lewat di depan senior BEM)
Senior: “Woy Tin, ngapain?”
Kamu: “Mau pulang, Bang..”
Senor: “Ngapain pulang? Cupu! Masih sore! Ayo ke sekre aja.”
Kamu: *nurut* *belum sadar kalau nongkrong di sekre itu kayak nongkrong di lumpur hisap. Suka bikin lupa waktu*
8. BEM memang membuatmu tidak jadi mahasiswa “kupu-kupu” sih. Tapi, kamu malah jadi mahasiswa “kura-kura”
Enggak kok, bukan karena kamu lambat. Tapi…
9. Bergabung dengan BEM menjadikan KUliah-RApat-KUliah-RApat jadi agendamu sehari-hari
Hari ini jam 2 rapat divisi. Besok jam 4 rapat bikin mading. Lusa jam 5 rapat pameran bulan Juni. Agenda rapat mulai mengisi jadwal kegiatanmu.
10. Kamar kosan pun jadi jarang terjamah
Kamar rapi jali~ wangi~ bersih~ Ha iya. Jarang banget tidur di sini. Kosan mah cuma buat nitip barang aja.
11. Sebab kamu lebih sering menghabiskan waktu di sini
Sekretariat BEM sudah jadi rumah kedua bagimu. Gak jarang kamu meninggalkan kemeja khusus buat masuk kuliah, sepatu, jas lab, carger laptop, carger handphone mu, udah berasa pindah kosan. Kosan gratis nih (gak ada ibu kosan yang nagih bayar).
Tidak hanya sebagai tempat bertemu dengan rekan-rekan sesama aktivis. Di sekre kamu juga biasa numpang tidur, numpang mandi, ngerjain tugas, sampai mencari pelipur lara waktu kegetiran hidup melanda.
12. Gaya berpakaianmu pun mulai berubah. Modis ala-ala BEM
Tas Ransel Gede : Isinya laptop, proposal kegiatan, sabun, sikat gigi, baju ganti buat kuliah, sepatu
Pakai Jaket : Karena keseringan kudu pulang malem, kamu kudu pake jaket biar gak masuk angin. Gak jarang kamu makin eksis karena kamu punya PDH (Pakaian Dinas Harian).
*Foto kabinet dulu ahhh*
12. Terlalu sibuk di BEM, akhirnya kuliahmu lah yang jadi korban
Masuk ke kelas: Kalau ada kuis doang
Kalau pas masuk ke kelas: TIDUR!
Ngantuk Bang, ngantuk…semalam rapat sampai jam 12 malam. Maklumin ya Bang ya?
Seandainya bisa, pasti tugas tugas kuliah akan bernyanyi dengan nada melankolis padamu: “Jadikan aku yang kedua, buatlah diriku bahagia”
13. Bagi kebanyakan anak BEM, kuliah itu artinya hanya UTS dan UAS
14. Sisanya….TITIP ABSEN!
Kalau pacarmu sekelas, urusan labih gampang tinggal minta tolong aja sama doi. Kalau gak, kamu minta tolong teman teman dekatmu. Reaksi temen yang kamu mintai tolong buat titip tanda tangan hanyalah pasrah.
15. Saat menjelang UAS teman-temanmu sibuk belajar. Kamu pun tak kalah sibuk: pinjam catatan dan berusaha belajar dengan sistem kebut semalam
Anak-anak BEM pasti dekat banget sama yang namanya “aksi.” Kegiatan ini udah sedekat urat nadi, deh
11. Rasanya pertama kali ikut AKSI buat anak BEM? Ada tiga macam reaksi:
a. Golongan yang mikir, “Ini buat apaan sih teriak-teriak kayak orang gila di jalan?”
(suara dalam hati) “Ya ampun, ini ngapain sih? Teriak-teriak gak didengar orang? Mending aku nyanyi aja di kamar mandi.”
b. Golongan yang merasa bangga kalau turun ke jalan
Terkadang aksi di jalan memang perlu biar orang orang ngelihat apa yang kita suarakan. Untuk mengaspirasikan nasib rakyat. Karene keadilan harus kita perjuangkan. Panas-panas begini tidak sebanding dengan akibat dari ketidakadilan. Dan mahasiswa macam ini lah yang bakal eksis di BEM sampai nanti, karena mereka mau susah payah demi orang lain.
c. Golongan yang gak enakan. Ikut aksi karena solidaritas sama teman sesama BEM
12.Agenda BEM yang seabrek akhirnya membuatmu biasa pulang malam
Jadwal hidup anak BEM:
- Jam 7-12: kuliah (kalau nggak titip absen)
- Jam 12-3: rapat
- Jam 3-6: rapat (2)
- Jam 7-9: diskusi di sekre
- Jam 9-11: persiapan aksi
- Jam 11-1 pagi: ngobrol ngalor-ngidul di sekre
Pulang saat matahari sore masih bersinar adalah mitos bagi anak BEM!
13. Alhasil, kebanyakan anak BEM jadi akrab sama satpam kampus
Kamu: “Pak, kopi Pak. Nih, pagi-pagi enaknya ngopi.” (sembari menyodorkan kopi panas)
Pak Satpam: “Hmmm pasti ada maunya nih. Ada rapat lagi ya nanti malam? Mau gak dikunciin gerbangnya?”
Kamu: “Ah, Bapak tahu aja. Hehehehe. Iya Pak, tolong titip motor saya ya Pak. Jagain ya Pak.”
Pak Satpam: “Yaaaa. Hih, bisa aja nih ya nyogoknya.”
14. Sekian lama berkecimpung di BEM, kamu pun jadi makin eksis. Menjelang Pemilihan Raya fotomu terpajang di seantero kampus
Anak BEM yang perstasi dan kinerjanya baik biasanya “dipinang” untuk mengisi posisi dalam kabinet. Nah, demi mendapatkan posisi partaimu tentu harus menang dulu di Pemira.
Mukamu pun mulai bertebaran dimana-mana. Baik lewat poster, baliho, Facebook page, sampai website.
15. Selain jadi mahasiswa yang eksis di kalangan mahasiswa, anak BEM juga biasanya eksis di kalangan dosen lho.
Soalnya kamu bakal sering berhadapan dosen buat konsultasi dan perijinan kegiatan atau kamu sering bikin ulah mengganggu “ketentraman” kampus dengan mencari kesalahan-kesalahan yang ada pada kebijakan mereka. Nah ini nih bukti anak BEM bersikap kritis.
16. Definisi derita adalah saat kamu bertemu dosen yang tidak bisa menerima kritik. Di kelas, gak jarang kamu bisa jadi bulan-bulanan mereka.
Kamu: (lihat dosen) (mati deh gue, kemaren baru gue ajak berantem dia soal kebijakan parkir kampus)
Dosen: “Siapa yang bisa jawab? Coba Nicho kamu ‘kan biasa ngomongin soal kebijakan? Coba jelaskan tentang bla bla bla…”
Nah lho. Apes banget nih, urusan luar dibawa bawa.
Terus kamu terancam dapet nilai C atau malah gak lulus (Lebay banget kalau yang ini).
17. Stigma orang terhadap anak BEM adalah mahasiswa yang hobinya demo dan orasi di jalan
Kalau udah dianggap begini, pengen teriak: “Eh hellooooo, divisi BEM itu gak cuma aksi doang lho yaaa~”
18. Tidak banyak orang tahu bahwa “aksi” anak BEM juga bisa diwujudkan lewat kegiatan bakti sosial
19. Atau beraksi lewat membuat gugatan tentang ketidak sewenangan- sewenangan.
BBM naik : siapa yang bersuara?
Bayar kuliah mahal fasilitas minim : siapa coba yang lapor ke dekanat?
Lampu tempat nongkrong mati: siapa juga coba yang lapor?Anak BEM tuh!
20. Karena dilatih bersikap kritis, beginilah kalau kamu lagi ngomongin soal politik sama teman teman sekelasmu yang bukan anak BEM.
“Eh, gilee sekarang sambel di warung burjo mang jarwo udah gak sepedes dulu yaa”
“Iya, cabenya mahal kali”
“Emangnya gimana sih?”
“Iya soalnya negara kita udah dikuasai oleh importir china,and bla blaa blaaa”
” Ahh, lebay looo”
Sikap kritismu juga kadang bikin males temen temen non BEM buat ngobrol sama kamu soal politik. Kalau penjelasanmu udah sampe kemana mana. Temenmu bisa mati berdiri dengernya.
MEN, TADI LU NANYA MEN! GUE JELASIN BAIK-BAIK DAN LOGIS KOK MALAH DIBILANG LEBAY? MAUNYA APAAA?
26. Semakin lama, ketika kamu udah jadi senior, kamu pun mulai menyadari bahwa temanmu mulai banyak yang lulus. Sedangkan kamu masih punya tanggung jawab di BEM.
Ohemji, mereka pada buru buru amat sih keluar kampusnya. Aku sedang menikmati jadi mahasiswa nih!
(telepon berbunyi)
Kamu: “Halo Ma”
Mama: “Kak, lagi apa?”
Kamu: “Lagi di sekre, Ma. Habis rapat koordinasi.”
Mama: “Kapan mau skripsi, Kak?”
Kamu: “Hmmm…masih sibuk Ma. 2 tahun lagi gimana?”
Mama: “Mulai bulan depan gak mama kirimin uang ya. Mau?”
Kamu: (dalam hati) Ya nasib…begini amat.
27. Tak jarang kamu galau soal kuliahmu yang jadi lebih lama dari yang lain.
Kamu angkatan 2008.
Lihat angkatan 2009 lulus: Oh ya udah, gak papa.
Lihat angkatan 2010 lulus: mulai migrain.
Lihat angkatan 2011 lulus: kalau gak dicegah teman, bisa ada tragedi sayat nadi. KAPAN GILIRAN GUEEE?
Tapi memang ini konsekuensi yang harus kamu lalui untuk jadi aktivis kampus. Semester akhir kamu berjuang mati matian.
*Lebih jarang tidur nih*
28. Meski kuliahmu jadi lama. Dengan aktif menjadi anak BEM, kamu mendapatkan apa yang jarang didapatkan dari orang lain.
Banyak banget hal yang gak bisa didapet di ruang kelas tapi bisa kamu pelajari dengan berorganisasi. Cara pandangmu, sikapmu, dan bagaimana berinteraksi dengan teman seorganisasimu.
29. Nasionalisme-mu pun tak bisa diremehkan. Kamu jadi kritis soal korupsi, soal kesejahteraan masyarakat, sampai ikutan galau setiap ada reshuffle kabinet. Kamu tidak lagi hanya memikirkan soal dirimu sendiri, tapi juga kemajuan bangsamu.
Kami, pemuda Indonesia, harus mengisi kemerdekaan Indonesia. Tanah air Indonesia adalah segalanya.
30. Kemampuan multitaskingmu juga handal. Gimana enggak? Kamu bisa ngejalanin 24 jam buat tugas, kuliah, rapat, proyek, kegiatan, seminar, orasi, dan menghadapi pacar yang sering ngambek karena kamu terlalu sibuk.
Tapi inget pesennya bang Haji Roma yaa, begadang jangan begadang.
31. Relasi anak BEM pun terkenal cukup solid. Gak jarang ketika kamu ketemu senior di dunia kerja, jalanmu jadi lebih dimudahkan.
Waktu wawancara di PT X dan kebetulan bosnya adalah senior di BEM.
Bos : “Dilihat dari CV-mu, kamu pernah aktif di BEM ya?”
B :” Iya, Pak, dulu di divisi jurnalistik.”
Bos : Oalah, ya ampuuun, kamu itu yang dulu pernah liputan di bandung itu yaaa? Hai Brooo *Peluk*
B: *langsung keterima kerja*
32. Dengan pengalaman yang seabreg dan aspirasimu terhadap kebijakan dan rakyat, gak ada alasan bagimu menyesali keputusan untuk bergabung di BEM. HIDUP MAHASISWA INDONESIA! HIDUP RAKYAT INDONESI!
BEM mengajarkanmu jadi mahasiswa yang tidak tinggal di menara gading. Kamu dididik jadi mahasiswa yang peka dan bermanfaat bagi orang-orang sekitar. Di BEM, kamu tak pernah merasa tinggi hati. Karena ilmu tak ada artinya sebelum bisa dimanfaatkan demi kemajuan bangsa dan orang-orang di sekitarmu.
Jungkir balik jadi anak BEM memang amazing banget. Sebagai anak BEM kamu mendapatkan apa yang gak didapatkan oleh mahasiswa non BEM. Kamu memikirkan urusan banyak orang. Kamu punya kesempatan belajar berfikir, berproses. Bagimu, belajar itu bukan hanya soal membaca buku dan mendengarkan dosen. Proses belajar yang sesungguhnya adalah saat kamu turun langsung demi menyuarakan aspirasi masyarakat.
Kamu menjadi cikal bakal pergerakan di Indonesia, yang mampu bicara lantang, dan lebih bijaksana.
HIDUP MAHASISWA INDONESIA *sambil genggam tangan*
HIDUP MAHASISWA INDONESIA!! HIDUP RAKYAT INDONESIA!