“Dialah yang meminjam jaketmu!”
“Lah, tapi kamu yang mengambilnya, kan?”
Dalam bahasa tulis, apakah kamu bisa membedakan penggunaan kata lah dalam dua percakapan di atas? Untuk kalimat pertama, saya masih banyak menemui kasus penulisan lah yang dipisah. Seolah para penulis itu menganggap kata lah dalam dua kalimat di atas memiliki fungsi yang sama. Kalau dalam bahasa lisan sih memang hampir nggak terlihat bedanya. Homonim.
Selain kesalahan dalam penggunaan kata lah yang masih terbilang galib saya temui, ada pula orang yang kesulitan (atau nggak acuh?) dalam membedakan kata pun yang dirangkai dan dipisah. Sekalipun penulis dan editor Hipwee sendiri. 🙂
Yuk, simak pembahasan panduan menulis untuk partikel -lah, –kah, –pun, dan per berikut ini!
ADVERTISEMENTS
Penulisan partikel -lah dan –kah
Partikel -lah dan -kah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Nggak ada perlakuan khusus untuk kedua partikel ini. Contoh:
- Tutuplah pintu itu!
- Janganlah kau beranggapan seperti itu, Galih!
- Bukankah itu yang dinamakan cinta, Kekasih?
[CATATAN]
- Balik ke contoh percakapan di awal, penggunaan partikel lah yang dimaksud adalah kata seru (dalam cakapan) yang berfungsi untuk memberi tekanan atau menyungguhkan sesuatu. Makanya, ditulis terpisah dan berdiri sendiri, nggak bisa terikat seperti partikel -lah.
- Berdasarkan pemutakhiran, bahasa Indonesia udah nggak menggunakan partikel -tah lagi. Kata tah berfungsi sebagai kata tanya yang digunakan untuk bertanya pada diri sendiri. Bahkan dalam KBBI edisi terbaru, kata tanya tah masuk dalam ragam kata arkais atau kata yang nggak lazim. Contoh: Apa tah salahku, hingga dia meninggalkanku?
ADVERTISEMENTS
Penulisan partikel pun
Nah, penulisan partikel satu ini nih, yang masih sering disalahgunakan. Ingat, partikel pun ditulis serangkai sebagai bentuk terikat. Berikut deretan kata yang perlu kamu ingat!
- adapun
- ataupun
- bagaimanapun
- biarpun
- kalaupun
- kendatipun (kendati)
- maupun
- meskipun
- sekalipun
- sementangpun (sungguhpun, biarpun)
- sungguhpun
- walaupun
[CATATAN]
Kalau partikel pun yang memiliki arti juga, harus ditulis terpisah. Contoh:
- ada pun (ada juga)
- kamu pun (kamu juga)
- mau pun (berarti mau juga, bukan berarti meskipun, dan, serta)
ADVERTISEMENTS
Penulisan partikel per
Partikel per yang ditulis terpisah adalah yang memiliki arti (1) tiap-tiap atau setiap, (2) demi, (3) mulai, dan (4) dengan
Contoh:
1) Harga tanah di Jogja sudah berkisar di angka Rp3.000.000,00 per meter.
2) Mahasiswa diminta keluar ruang kuliah satu per satu.
3) Surat keputusan itu berlaku per Januari 2020.
4) Kamu bisa mengirim uang itu per wesel pos.
Partikel per yang ditulis serangkai jika memiliki arti dibagi
Contoh:
- Dua pertiga hartanya habis untuk berjudi.
- Masukkan satu pertiga bagian ke dalam mangkuk. (sepertiga)
Pun susah untuk mengingat struktur partikel ini, kalau kamu bisa memahaminya, pasti akan jadi lebih mudah. Seperti itulah cara penulisan partikel pun, -lah, -kah, dan per. Tabik.
Dirangkum dari berbagai sumber.
______________
Tentang penulis:
Penulis merupakan seorang bekas guru lulusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Negeri Jakarta yang kerap dijuluki polisi bahasa oleh masyarakat setempat.