Bagi para pengguna aplikasi media sosial Twitter, tentunya udah nggak asing lagi dengan istilah ‘nitip jualan’. Ya, biasanya kalimat tersebut bisa dengan mudah kita temukan di berbagai utas viral yang tengah jadi pembahasan warganet. Uniknya, dari sekian banyak barang-barang yang dijual dengan cara nyempil-nyempil di tengah keramaian utas tersebut, yang paling sering ditemukan adalah warganet yang berjualan akun Netflix dan Spotify premium.
Apalagi di tengah masa pandemi seperti sekarang ini yang membuat ruang gerak siapa pun jadi terbatas, otomatis menonton film dan mendengarkan musik jadi salah satu hiburan yang paling menyenangkan. Masalahnya, terkadang orang-orang yang jualan akun Netflix dan Spotify ini kalau dipikir-pikir kayak hantu, di mana ada utas viral, di situlah ada mereka berjualan. Tentu ini jadi topik yang menarik buat dibahas karena nggak cuma sedikit lo yang tiba-tiba nongol dan menawarkan hal tersebut.
ADVERTISEMENTS
Sebelum penjual Netflix dan Spotify ini ramai diceng-cengin, dulu pernah ada penjual pemutih dan peninggi badan yang nggak kalah resek
Ramainya penjual akun Netlfix dan Spotify di Twitter ini memang bisa dibilang belum terlalu lama menjamur. Sebelum ada fenomena tersebut, kalau kamu ingat, dulu pernah ada hal serupa yang sering terjadi di Instagram. Bedanya kalau warganet Twitter ini jualan akun, orang-orang di Instagram ini jualan obat pemutih dan peninggi badan yang nggak kerap kali nggak jelas, apakah aman digunakan atau sebaliknya.
Keduanya memiliki persamaan yang kocak, yaitu sama-sama dengan mendadak muncul di unggahan orang lain dengan menawarkan apa yang mereka punya. Bahkan sampai seringnya didapati fenomena semacam itu, sekarang tiap ada utas viral di Twitter selalu ada aja yang bertanya tentang keberadaan orang-orang penjual akun Netflix dan Spotify itu. Bagi sebagian orang, keberadaan mereka memang dinanti-nanti, tapi bagi sebagain lagi malah diceng-cengin karena dianggap resek.
ADVERTISEMENTS
Kadang mereka ini sering nggak melihat situasi, asal ada utas viral aja langsung buat gelar lapak. Padahal utasnya lagi ngomongin hal serius
Dianggapnya mereka sebagai sosok yang menyebalkan oleh warganet lainnya ini bukan tanpa alasan. Pasalnya, para penjual akun Netflix dan Spotify ini sering banget nggak melihat situasi saat berjualan. Pokoknya asal ada utas yang lagi viral dan ramai dikomentarin aja langsung gercep banget buat gelar lapak. Mending kalau yang dibahas di utas tersebut cuma sebatas spall-spill tentang kelakuan penghuni Twitter khas Indonesia. Tapi kenyataannya, mereka ini sama sekali nggak menghiraukan hal tersebut.
Bayangin deh, apakah etis, kalau misalnya ada utas tentang korban pelecehan, minta bantuan karena kondisi yang urgent, atau utas lainnya yang sekiranya serius untuk dibahas, kemudian dengan tiba-tiba nongol sambil kasih komentar, “Misi hyung, nitip lapak dong, barangkali ada yang berminat akun Netflix dan Spotify premium, mumpung lagi promo nih!”? Udah gitu kadang pede banget lagi, kalau ditegur tahu-tahu hilang gitu aja. Hadeeeh~
ADVERTISEMENTS
Tapi namanya aja warganet Indonesia. Lha wong ada bom meledak di dunia nyata aja masih sempet-sempetnya jualan makanan kok, apalagi cuma di media sosial
Sebenarnya mau jualan apa pun di media sosial itu nggak ada salahnya kok, selama itu masih paham kondisi dan situasi yang sedang terjadi. Kalau memang ada utas ramai yang pembahasannya lucu dan kocak atau hal-hal yang nggak terlalu serius dan sensitif, boleh-boleh aja kamu mau jualan Netflix atau Spotify di situ. Tapi kalau yang dibahas lagi serius dan kira-kira nggak patut buat direcoki, ya, jangan jualan di situ. Simpel, kan?
Tapi apa boleh buat sih, namanya aja juga orang Indonesia. Jangankan jualan akun Netflix dan Spotify atau obat pelangsing dan pemutih kulit, orang ada bom meledak di dunia lengkap dengan kejadian baku tembak aja masih ada yang sempet-sempetnya jualan makanan keliling kok. Nyali dan kelakuan serta sifat optimis ala orang Indonesia ini memang patut banget buat diacungi jempol. Namun dalam kondisi-kondisi tertentu, kadang juga bikin kesel nggak sih? 🙂