Bahasa memang alat komunikasi paling mendasar bagi makhluk hidup. Tanpa bahasa, orang jelas akan kesulitan untuk bersosialisasi. Bahkan dengan jamaknya bahasa yang ada di dunia ini, masyarakat sejauh ini sepakat menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa universal yang bisa digunakan oleh masyarakat lintas benua. Nggak perlu jauh-jauh, masyarakat di seluruh Indonesia pun bisa saling memahami percakapan dengan menggunakan bahasa Indonesia.
Seiring perkembangan zaman dan tingkat kearaban, orang-orang akhirnya melahirkan bahasa baru yang disesuaikan dengan keadaan dan tujuannya, yakni bahasa slang. Bahasa slang ini adalah ragam bahasa nggak baku yang digunakan dalam lingkar pertemanan yang khusus, tujuannya agar orang di luar lingakaran tersebut nggak bisa memahami mereka. Bahasa slang ini pun berbeda-beda di setiap daerah. Kendati akhirnya kata slang bisa tersebar ke seluruh penjuru, seperti kata anjay yang belakangan viral di masyarakat berkat persebaran informasi yang begitu pesat di jagat maya.
Mengenai kata slang anjay yang heboh diperbincangkan di dunia maya, Komnas PA akhirnya mengeluarkan edaran pers yang berisi imbauan untuk berhenti menggunakan kata anjay. Hal ini pun akhirnya menjadi polemik dan sempat menjadi trending topic di media sosial, terutama Twitter. Lantas, seperti ini respons dari warganet mengenai larangan penggunaan kata anjay oleh Komnas PA, dari yang selow dengan ngasih meme hingga Ivan Lanin yang mengatakan bahwa kata itu netral~
ADVERTISEMENTS
1. Agaknya warganet nggak terlalu khawatir dengan imbauan dari Komnas PA deh, karena mereka masih punya stok banyak~
ADVERTISEMENTS
2. Bagaimana kalau anjay adalah nama seorang anak? Apakah dilarang juga?
ADVERTISEMENTS
3. Kalau waktu kecil kamu pernah ngaji, harusnya paham cara baca kata anjay yang benar~ 😀
ADVERTISEMENTS
4. Meme ini ditujukan pada mereka yang fobia pada kata anjay. Akurat juga, ya? 🙂
ADVERTISEMENTS
5. Sepertinya warganet dari Jawa Timur nggak keberatan dengan keputusan Komnas PA yang melarang kata anjay. Ya, karena mereka udah punya istilah lain~
🤡: we have blocked “ANJAY”
anak sby be like
👦: you have no power here JANCOK— Tulang punggung kamu (@Vinre__) August 30, 2020
ADVERTISEMENTS
6. Hati-hati kalau kamu takjub dengan sesuatu, jangan sampai kata anjay yang keluar dari mulutmu!
7. Ingatkan juga pada temanmu yang hampir keceplosan mengatakan “anjay” di ruang publik!
8. Sementara dari platform sebelah, ada seorang youtuber yang mengunggah video mengatakan kata anjay sebanyak 100.000 kali sebagai bentuk protesnya pada orang yang melarang penggunaan kata tersebut
9. Ivan Lanin pun turut merespons persoalan ini dengan cukup sederhana; memberikan contoh penggunaan kata dalam sebuah kalimat yang berbeda, ihwal kepantasan. Katanya, kata itu netral
10. Twit Ivan Lanin pun dibalas oleh Eka Kurniawan, yang mengatakan bahwa kata itu nggak netral, tetapi ia diciptakan oleh manusia dengan niat, emosi, nilai, dll.
Tidak, kata tidak netral. Kata tidak lahir dari kekosongan. Ia diciptakan manusia (dg niat, emosi, nilai, dll), sama tidak netralnya ketika dibaca/dipakai (juga oleh manusia yg punya niat, emosi, nilai, dll). https://t.co/iVk4bX6Hu1
— Eka Kurniawan (@gnolbo) August 29, 2020
11. Hal yang paling epik adalah ketika 12 ribu lebih warganet meramaikan di kolom komentar akun Instagram @komnasanak dengan kata anjay dan komentar lainnya~
[BONUS]
Karena kontroversi ini bikin warganet sambat terus, alhasil akun @nksthi (Nanti Kita Sambat Tentang Hari Ini) pun menjelaskan silsilah kata anjay yang lagi naik daun itu~
Seperti kita tahu, bahasa merupakan alat komunikasi paling mendasar. Penggunaan kata-kata adalah kesepakatan bersama dalam tubuh masyarakat. Memang nggak ada salahnya pemerintah membuat larangan untuk penggunaan kata-kata tertentu guna menjaga paparan negatif pada anak-anak. Tetapi kata anjay adalah bahasa slang yang diciptakan dan digunakan untuk keperluan tertentu. Apakah nggak sebaiknya instansi yang bersangkutan membahas mengenai penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar secara formal aja? Toh, sejauh ini masyarakat kita sepertinya belum sepenuhnya akrab dengan bahasa Indonesia sendiri, bukan?
Anjaaay, bijak banget~ 🙂