Servis sepeda motor bagi sebagian dari kita mungkin terdengar sebagai salah satu aktivitas yang biasa-biasa aja. Pasalnya, hampir masing-masing dari kita pasti pernah melakukan kegiatan yang satu ini, baik servis rutin maupun servis kondisional karena adanya kerusakan dadakan. Orang Indonesia pun biasanya juga terpecah menjadi dua bagian kalau urusan servis menyervis kendaraan roda duanya. Ada yang mengandalkan bengkel resmi, tapi ada pula yang lebih mending di bengkel-bengkel biasa.
Semua pasti dengan berbagai pertimbangan pribadi yang nggak bisa disamakan satu orang dengan yang lainnya. Mulai dari perbedaan biaya, tingkat kepercayaan, hingga alasan absurd seperti misalnya termakan strategi marketing. Nah, ngomongin tentang strategi marketing ini, pasti kamu yang sering servis di bengkel resmi sering banget merasakan cobaan sekaligus jebakan betmen seperti yang ada di bawah ini.
ADVERTISEMENTS
1. Selalu dibikin dilema mau servis di bengkel biasa atau bengkel resmi
Sebelum melakukan perawatan rutin kepada sepeda motor yang kita miliki, persoalan yang satu ini sering banget bikin kita jadi dilema. Mau servis di tempat biasa takut nggak terpercaya dan cuma abal-abal, tapi kalau mau servis di bengkel resmi takut juga jika nanti biaya yang dikeluarkan ternyata meledak dari perkiraan awal. Apalagi kalau orang tua udah ikutan sewot, kita maunya ke bengkel biasa, mereka maunya ke bengkel resmi. Belum servis aja udah dibikin pusing duluan.
ADVERTISEMENTS
2. Awalnya cuma niat mau servis dan ganti oli, eh tahu-tahu pakai acara ganti rantai, ganti kampas rem, dan lain sebagainya
Cobaan yang kedua ini pasti sering banget dialami oleh orang-orang yang memilih servis sepeda motor di bengkel resmi. Dari rumah udah punya bayangan kalau nanti setibanya di bengkel cuma sekedar mau servis ringan dan ganti oli kayak biasanya. Tapi, setelah dikabarin kalau servisnya udah selesai, nggak jarang mendadak jadi merembet ke hal-hal lain. Mulai dari ganti lampu, ganti rantai, kuras radiator, cek injeksi, ganti kampas rem, dan lain sebagainya. Ngaku deh, kamu juga pada pernah kayak gini, kan?
ADVERTISEMENTS
3. Udah gitu terkadang teknisinya nggak ngabarin dulu pula kalau ternyata yang diganti ada banyak banget
Servis sekaligus ganti berbagai macam sukucadang kalau memang diperlukan sebenarnya juga nggak ada salahnya sih, apalagi kalau udah diberitahu oleh petugasnya sejak awal. Tapi, yang jadi masalah adalah biasanya orang-orang bengkel ini jarang banget ngasih tahu kita terlebih dauhulu agar melakukan konfirmasi. Kalau membengkaknya nggak sampai ratusan ribu sih mungkin nggak terlalu bikin kaget juga, tapi seringnya sampai 2 atau 3 kali lipat. Giliran dikasih tahu dari awal udah berasa kayak calon korban MLM, kena prospek terooss~
ADVERTISEMENTS
4. Biasanya yang jadi korban kayak gini sih seringnya kaum perempuan, meski nggak menutup kemungkinan juga kalau cowok juga bisa merasakan
Dari seringnya kejadian-kejadian absurd yang selalu jadi cobaan tersendiri saat servis sepeda motor di bengkel resmi, biasanya yang paling kerap jadi korban adalah kaum-kaum cewek. Bukan tanpa alasan, orang-orang bengkel ini selalu memberikan penjelasan dengan halus dan bikin para cewek jadi mikir, “Oh, iya, juga nih, kalau nggak diservis nanggung juga.”
Akhirnya dari yang awalnya cuma mau ganti oli mendadak ganti semua sparepart. Meski begitu, korban-korban dari kaum cowok pun nggak sedikit juga kok.
Terlepas dari serba-serbi tersebut, servis di bengkel resmi maupun bengkel biasa memang memiliki sisi positif dan negatifnya masing-masing sih. Pelajarannya, kalau kamu mau servis di bengkel resmi alangkah baiknya memastikan terlebih dahulu apa yang benar-benar ingin diservis. Kalau ternyata kamu diprospek untuk servis bagian lainnya, langsung aja ditolak, biar nggak bikin bingung.