Menerobos pintu palang kereta sepertinya udah jadi budaya yang melekat di masyarakat kita. Entah itu orang-orang yang tinggal berada di dekat palang-palang kereta daerah pinggiran hingga perkotaan besar. Bahkan, peraturan yang diterbitkan pemerintah terkait pelarangan untuk menerobos palang kereta ini rupanya sampai saat ini juga nggak pernah diperhatikan baik-baik sama para “penantang maut” ini.
Berbagai peristiwa dan kejadian-kejadian konyol yang terjadi di pintu palang kereta pasti membuat kita bertanya-tanya, “Apa memang benar hobi orang Indonesia ini adalah merepotkan diri sendiri?”. Gimana nggak ngerepotin diri sendiri, lha wong palang pintu itu diciptakan buat meminimalisir kecelakaan kok malah diterobosin. Memang sebagian orang Indonesia itu berjiwa pendekar!
ADVERTISEMENTS
Buru-buru banget? Udah nanggung kebelet “pup” apa gimana sih!?
“Alon-alon waton kelakon“
Slogan di atas rupanya udah nggak mampu lagi diterapkan di kehidupan masyarakat kita. Nunggu kereta lewat barang sekian menit aja nggak mampu, gimana ceritanya mau nunggu cintamu berbalas rasa yang sama. Hadeeeh~
Faktanya, banyak yang menerobos palang kereta tanpa alasan. Pokoknya cuma malas nunggu aja. Kalaupun alasannya karena udah nggak tahan pengin pup, seberapa krusialnya sih bersabar beberapa menit? Itu lebih baik daripada kamu berhenti di palang pintu kereta Jogja, tapi nyawanya udah sampai Jakarta alias bablas 🙁
ADVERTISEMENTS
Palang pintu kereta api adalah tempat terjadinya latihan berbagai atraksi dan olahraga ekstrim para atlet lokal berbakat tinggi
Ternyata, tempat magis yang sering terjadi momen-momen perpisahan nggak cuma seperti yang ditulis para pujangga-pujangga lo. Seperti misalnya di setasiun, terminal bus, atau bandara. Di palang pintu kereta kita juga bisa melihat momen perpisahan itu, coba tengok beberapa video yang viral ketika 2 orang berboncengan sepeda motor, yang satu udah sampai tengah rel kereta, yang satunya ketinggalan di belakang karena nyangkut. Sungguh perpisahan yang magis!
Nggak cuma sampai di situ, palang kereta api ini mungkin bagi sebagian orang bisa menjadi tempat latihan atraksi dan olahraga ekstrim mulai dari kayang, lompat jauh, angkat palang (yang tentu saja berasa angkat barbel) hingga latihan adu tangkas kucing-kucingan dengan penunggu palang jika sewaktu-waktu ketahuan. Dijamin mereka yang pernah melakukan aktivitas ini pasti makin berbakat jika diikutkan kompetisi dulu-duluan menjemput ajal.
ADVERTISEMENTS
Nggak ada takut-takutnya, padahal taruhannya nyawa!
Fenomena terobos-terobos palang pintu kereta api ini rupanya menjadi gambaran dan fakta bahwa masayarakat Indonesia itu memang hobi dan pecandu luka. Kalian semua yang predikatnya mentok sebagai pecandu senja mendingan minggir dulu, apalagi cuma pecandu kopi. Percayalah, kalian nggak ada bandingannya.
Nyatanya, selain jatuh cinta yang nggak pada tempatnya, jatuh ditubruk kereta api pun nyaris nggak pernah dihiraukan lo. Itu kan namanya benar-benar melampaui batas. Kalau melampaui batas yang bikin kamu menjadi keren sih nggak papa, kalau yang bikin kalian mati kurang-kurangin deh.
Akhirnya, kita semua harus tahu bahwa terkadang untuk merasakan sakit itu manusia harus benar-benar merasakannya dahulu. Ini bukan ngomongin jatuh cinta lo, tapi ngomongin atraksi duel menantang maut tadi. Kalau cintamu ditolak, rasa sayangmu diabaikan, jangan sedih. Kamu masih bisa menyayangi diri sendiri dengan cara mati normal, bukan dengan bergulat sama lokomotif kereta api.