Pesan-pesan tentang bertumbuh menjadi dewasa diari film-film Studio Ghibli | ilustrasi oleh Hipwee
Saat butuh hiburan karena penat setelah aktivitas yang padat, cukup sering saya mendambakan tontonan yang ringan tapi berkesan. Lumayanlah, bisa buat hiburan sekaligus mencari inspirasi. Hingga akhirnya, saya memilih nonton film animasi garapan Studio Ghibli yakni My Neighbor Totoro (1988).
Animasi yang disutradarai oleh Hayao Miyazaki ini sukses membuat saya merasa dipeluk dan disuguhi cokelat hangat, nyaman, santai, dan berkesan. Sebagai orang dewasa di usia seperempat abad lebih, saya juga sangat terhibur dengan ilustrasi yang disajikan. Hal ini pula yang saya dapatkan dari film-film Studio Ghibli lainnya.
Apakah kamu juga pernah merasakan hal demikian saat nonton film animasi, terutama dari Studio Ghibli?
Saya sepakat dengan orang-orang yang menganggap Studio Ghibli menemani langkah-langkah mereka dalam proses pendewasaan. Meski film-film dari Disney, Pixar, dan studio animasi lainnya juga tak kalah soal pesan moral, Studio Ghibli punya kekhasan pesan kehidupan tentang pendewasaan yang lebih dalam. Mulai dari soal penerimaan diri, ketakutan khas orang dewasa awal, dan keberanian keluar dari zona nyaman.
Seperti apa pelajaran lengkapnya yang bisa mengajarkan kita tentang proses pendewasaan dari film-film Studio Ghibli? Simak yuk, hitung-hitung cari tontonan buat hiburan, sekaligus dapat pencerahan dalam menjalani kehidupan orang dewasa. Ssst, ada bonus wallpaper lucu juga, lo~
ADVERTISEMENTS
1. Belajar menerima keadaan dan beradaptasi dengan hal baru dari Satsuke dan Mei di My Neighbor Totoro
Salah satu film animasi Studio Ghibli paling legendaris adalah My Neighbor Totoro (1988). Film animasi ini menceritakan petualangan kakak beradik Satsuke dan Mei yang baru pindah rumah dan harus beradaptasi dengan lingkungan di sekitarnya.
Satsuke dan Mei bertemu dengan makhluk unik bernama Totoro yang merupakan penjaga hutan tak jauh dari rumah baru mereka. Mengikuti setiap tantangan bocah yang sedang beradaptasi di lingkungan baru seperti berkaca dengan realita yang sering kita temui sehari-hari, nggak mudah, menantang, tapi kalau dijalani dengan tulus ternyata cukup seru dan menyenangkan.
Dari petualangan Satsuke, Mei, dan dibantu si imut Totoro, kita bisa belajar bagaimana cara menaklukkan tantangan dengan menerima keadaan apa pun yang harus dijalani. Cerita kasih sayang keluarga yang hangat, ringan, dan menenangkan membuat kita berpikir tentang hal-hal sederhana yang ternyata menyimpan makna. Seperti tawa tanpa beban saat Satsuke, Mei, dan Totoro berlari di padang rumput padahal sang ibu sedang terbaring di rumah sakit.
Menjadi dewasa berarti menjadi lebih menerima, kan? Baik diri sendiri, orang lain yang ikut andil dalam kehidupan, maupun keadaan.
ADVERTISEMENTS
2. Belajar membangun tekad yang kuat untuk mencapai tujuan seperti Chihiro di Spirited Away
Dalam berproses menjadi dewasa, memiliki tekad yang kuat ibarat senjata dalam bertempur. Namun, membangun tekad yang kuat bagi sebagian orang memang nggak mudah.
Hal ini bisa kita pelajari dari tokoh Chihiro dalam film Studio Ghibli yang cukup populer, yakni Spirited Away (2001). Film animasi bergenre fantasi ini mengisahkan petualangan anak perempuan bernama Chihiro yang terjebak di dunia gaib bersama kedua orang tuanya.
Di dunia gaib tersebut Chihiro harus berjuang sendirian karena kedua orang tuanya berubah menjadi babi. Secara garis besar, film ini menceritakan petualangan dan perjuangan Chihiro untuk bisa kembali ke dunia nyata dan menolong orang tuanya. Petualangan Chihiro di dunia gaib mengubah pribadinya yang manja dan penakut menjadi lebih dewasa setelah berhasil keluar dari dunia itu.
Banyak plot twist yang mengajak kita untuk berpikir tentang proses pendewasaan, terutama soal tekad yang kuat dalam mencapai tujuan dan kerelaan untuk memaafkan, baik pada diri sendiri, keadaan, dan orang lain. Selain itu, film ini juga mengajarkan kita untuk menjalin hubungan baik dengan siapa pun.
ADVERTISEMENTS
3. Belajar berani mengambil langkah besar untuk keluar dari zona nyaman dari Sophie di film Howl’s Moving Castle
Menonton Howl’s Moving Castle (2004) bagi anak-anak mungkin seperti menyaksikan kisah petualangan yang seru. Sementara bagi orang dewasa, kisah Sophie dalam animasi ini cukup menyentuh hati dan mengusik pikiran ketika memaknai tiap plot twist dengan mendalam.
Howl’s Moving Castle merupakan film animasi Studio Ghibli berlatar kekejaman perang. Animasi ini mengisahkan seorang gadis belia bernama Sophie yang dikutuk menjadi nenek tua oleh penyihir jahat.
Di tengah rasa takut dan kertidakpercayaan diri, Sophie memberanikan diri mengambil keputusan besar untuk keluar rumah yang digambarkan seperti zona nyaman. Ia memutuskan pergi mencari penyihir muda yang tinggal di kastil berjalan untuk mematahkan mantra kutukan itu.
Andai Sophie nggak memutuskan keluar dari zona nyaman dan memulai perjalanannya, ia nggak akan bertemu dengan Howl dan mengalami petualangan hebat penuh kemagisan. Dari Sophie dan petualangannya, kita bisa belajar banyak tentang proses pendewasaan diri.
Ternyata, memutuskan keluar dari zona nyaman bukan hal yang buruk asal tekad selalu kuat untuk berjuang dan menemukan tujuan yang kita inginkan.
ADVERTISEMENTS
4. Belajar tentang percaya pada diri sendiri sehingga tak perlu menjadi orang lain dari Kiki’s Delivery Service
Banyak orang yang kehilangan jati diri dan nggak tahu akan melangkah ke mana padahal secara usia harusnya sudah punya pengalaman. Menjadi dewasa kadang memang sesulit itu, apalagi ketika nggak percaya sama diri sendiri dan potensi yang dimiliki.
Menonton film animasi Kiki’s Delivery Service (1989), kita bisa belajar banyak hal tentang proses pendewasaan, terutama soal kepercayaan diri. Film animasi populer dari Studio Ghibli ini mengisahkan petualangan Kiki yang pergi ke sebuah kota asing untuk belajar sihir.
Petualangan Kiki nggak mudah, sering kali ia hampir dipatahkan oleh keadaan yang membuatnya berpikir untuk berhenti dan menyerah. Namun, jiwa tangguh Kiki selalu membuatnya berdiri tegak untuk berani mempercayai segala potensinya. Cerita Kiki memang cukup ringan, diwarnai petualangan seru yang menghibur.
Namun, kisah Kiki tentu mengingatkan setiap orang dewasa untuk selalu mempercayai diri sendiri meski kadang keadaan bisa kapan saja mematahkan.
ADVERTISEMENTS
5. Belajar proses pencarian jati diri tanpa takut dihakimi dari si kecil Ponyo
Ketika menentukan apa yang kita mau, kadang kita terbentur dengan rasa takut nggak akan diterima, bahkan dihakimi. Padahal, proses pencarian jati diri nggak akan sempurna jika nggak bisa benar-benar jadi diri sendiri, kan?
Dari film Ponyo (2008) garapan Studio Ghibli ini, kita belajar menemukan jati diri dan kebenaran dari seekor ikan kecil bernama Ponyo. Film animasi ini menggabungkan kehidupan fantasi dan realita yang kerap kita temui di usia dewasa awal.
Ponyo, si ikan ajaib yang punya sihir, ternyata punya keinginan besar menjadi manusia seutuhnya. Dengan kekuatan sihir yang dimiliki, Ponyo memang bisa berubah menjadi manusia. Hingga akhirnya ia bertemu dengan anak kecil bernama Sousuke yang menyelamatkannya saat tersangkut botol.
Hubungan Ponyo dan Sousuke pun layaknya anak kecil yang bersahabat dengan hewan peliharaannya. Petualangan mereka cukup seru ketika dunia dilanda bencana karena ayah Ponyo murka. Mengikuti kisah Ponyo seperti melihat seorang manusia yang sedang mencari jati diri, kadang dianggap mustahil dan ditentang. Namun, Ponyo punya caranya sendiri dalam menentukan arah hidupnya.
Itulah 5 film animasi dari Studio Ghibli yang bisa mengajarkan kita cara bertumbuh menjadi orang yang lebih dewasa. Ceritanya yang ringan dan animasi yang keren cukup menghibur, tapi pesan-pesan cukup dalam bagi orang dewasa.