Dengan jumlah kendaraan bermotor yang mencapai 16 juta unit, Jakarta tersohor karena kemacetannya. Pada jam-jam sibuk kemacetan bisa mengular hingga beberapa kilometer. Semua pengguna jalan pasti sebel jika terjebak macet. Tapi bagi segelintir orang macet adalah sumber rejeki. Kemacetan Jakarta menciptakan lapangan kerja bagi mereka.
Berikut ini beberapa profesi yang tercipta dari lalu lintas padat Jakarta:
ADVERTISEMENTS
1. Polisi Cepek yang udah gak mau lagi nerima uang cepek.
Walaupun suka ngatur-ngatur di jalan, mereka bukan polisi sungguhan. Polisi cepek akan membantu kamu belok di persimpangan atau belok berbalik arah. Tapi nggak gratis ya, siapkan beberapa koin sebagai imbalan jasa mereka.
ADVERTISEMENTS
2. Joki 3 in 1, buat mereka yang oke-oke aja kalo mobilnya dimasuki penumpang asing.
Aturan 3 ini 1 mewajibkan kendaraan beroda empat atau lebih untuk diisi sedikitnya 3 orang (termasuk sopir) saat melintasi ruas protokol pada jam tertentu. Aturan ini melahirkan pekerjaan bernama Joki 3 in 1. Seorang joki akan  menawarkan jasa untuk naik ke mobil kamu agar bisa terhindar dari tilang.
ADVERTISEMENTS
3. Tukang Parkir Ilegal, tak hanya di Jakarta hampir di seluruh Indonesia ada!
Tukang parkir ini, dengan seenaknya, mengubah badan jalan menjadi lahan parkir umum. Mereka akan meminta imbalan kepeada pemilik kendaraan yang parkir di lahan ilegal tersebut. Di kasus tertentu tukang parkir ilegal dianggap sebagai penyebab kemacetan.
ADVERTISEMENTS
4. Warung Dadakan yang datang-pergi mengikuti situasi dan kondisi.
Mendadak karena warung ini baru nongol jika hujan mengguyur Jakarta. Pemotor yang nggak mau diguyur hujan berteduh di bawah jembatan layang.
Hal ini dimanfaatkan penjual makanan dan minuman untuk menggelar lapak yang akhirnya menambah kemacetan karena kolong jembatan dijadikan tempat nongkrong.
ADVERTISEMENTS
5. Calo Jalan Alternatif ke Puncak, harus diakui mereka masih dibutuhkan meski GPS smartphone sudah canggih. Tapi entah sampai kapan…
Di waktu tertentu Kepolisian akan memberlakukan sistem buka-tutup agar arus menuju (dan dari) Puncak bisa lebih teratur. Namun beberapa pengendara nggak mau sedikit sabar. Ketidaksabaran itu dimanfaatkan oleh beberapa orang. Bukan cuma menjajakan vila doang, kini warga sekitar jalan ke puncak menawarkan jasa Calo Jalan Alternatif.
Intinya yang mereka tawarin adalah informasi tapi mereka juga menggunakan motor membuka  jalan alternatif melewati desa-desa kecil. Selain harus memberi mereka imbalan kamu juga harus menyisihkan sejumlah uang untuk tiap desa yang kamu lewati.
ADVERTISEMENTS
6. The Mighty and Powerful, Pengantar Jenazah
Mungkin orang-orang ini yang paling berkuasa di jalanan Jakarta. Membawa bendera kuning, mereka dibayar untuk membuka kemacetan. Mereka terkesan semena-mena hingga berani membuka jalan dari arah yang berlawanan.
Beberapa pengguna jalan mungkin kesal namun kebanyakan mengalah kepada pembawa bendera kuning ini karena mereka jauh lebih galak dari pada Polisi.
7. Jasa Pengawalan Voorijder, selain polisi.
Berdasarkan undang-undang, kendaraan yang diperbolehkan menggunakan sirine adalah pemadam kebakaran, ambulans, kendaraan jenazah yang sedang membawa jenazah,  penegak hukum yang sedang melaksanakan tugas, dan kendaraan petugas pengawal VIP. Keistimewaan ini diberikan kepada mereka karena memiliki tugas darurat dan penting.
Tapi nyatanya harga sirine dan lampunya itu cukup terjangkau jadi semua yang berminat bisa memasang alat itu di mobil pribadi. Belum punya sirine dan kamu udah keburu kejebak macet? Tenang beberapa kendaraan sok ‘darurat dan penting’ itu menawarkan jasa pengalawan. Jadi kamu bisa melewati kemacetan seperti pejabat negara.
8. Ojek Payung
Profesi ini memang tidak selalu bersinggungan dengan kemacetan Jakarta. Tapi ojek payung bisa menggambarkan gimana setiap situasi bisa dimanfaatkan jadi rezeki. Tukang ojek ini biasanya anak kecil yang menawarkan sewa payung untuk pejalan kaki yang kehujanan.
Dengan muka memelas dan tubuh basah kedinginan, kita nggak tega untuk menolak mereka, bukan?