Jatuh cinta memang indah. Apalagi jika cintamu bersambut. Orang yang kamu cintai balik mencintaimu dan kalian pun akhirnya berpacaran. Tapi rupanya untuk bisa melanjutkan hubungan ke tahap yang lebih serius di Indonesia, modal cinta saja nggak cukup. Kamu perlu mempertimbangkan banyak hal yang rumit. Hal-hal yang sebenarnya entah penting entah tidak ini bisa sangat menentukan kelanjutan hubungan percintaanmu. Memang tak semua orang mempermasalahkan, tapi bagi beberapa orang hal-hal ini bisa mengancam hubungan di masa yang akan datang jika terus dilanjutkan.
1. Pacaran beda agama itu madesu…
“Kita sih jalanin aja dulu, urusan agama kan urusan masing-masing,”
Enam bulan kemudian…
“Papa mama aku sih suka sama dia, katanya dia baik. Tapi ya gitu, kalau mau lanjut dia harus pindah agama,”
Satu tahun kemudian…
“Kemarin dia bilangnya dia yang mau pindah orang udah sering ikut acara keagamaan di rumah kok, tapi sekarang dia malah lebih rajin ibadah pake agamanya,”
Seperti yang sudah banyak Hipwee tulis, hubungan beda agama di Indonesia ini susah-susah gampang (banyakan susahnya). Diperlukan kesabaran dan kelapangdadaan yang sangat lebih agar kamu yang berada di hubungan ini nggak banyak-banyak makan perasaan.
2. Pacaran beda kewarganegaraan itu juga madesu (menurut ortu kamu).
“Namanya Claudio, Pa, dia dari Spanyol. Temen waktu pertukaran pelajar,”
“Dia bisa Bahasa Indonesia? Terus nanti Papa sama Mama ngobrolnya gimana? Nanti terus kamu mau dibawa ke negaranya? Kalau di sana kamu ternyata diapa-apain gimana? Nanti ternyata dia penyebar paham zionis?”
“Pa… %^!@$$”
Punya pasangan yang berbeda negara memang kelihatan keren. “Wuih, pacarnya bule!” begitu kira-kira komentar teman-teman kamu nanti. Tapi, apa kata orang tua kamu? Belum lagi kamu akan menghadapi celotehan orang-orang seperti, “udah ngapain aja tuh sama bule?”
Kalau pacar ‘bule’-mu itu tampangnya oke, kamu akan menemukan komentar, “ih kok bulenya mau sih sama mbak-mbak gitu?” atau “emang yang eksotis-eksotis gitu seleranya bule banget ya!” Kalau pacar ‘bule’-mu biasa saja, kamu akan menemukan komentar, “pasti itu bule-bule kere yang nggak laku di negaranya makanya lari ke Indo terus mbaknya mau.” Pokoknya semuanya serba salah deh!
3. Beda etnis juga lumayan madesu.
Di Indonesia ada banyak suku bangsa dan etnis yang beragam. Meski masalah beda etnis ini nggak terlalu menonjol, tapi nggak dipungkiri ada yang juga yang mempermasalahkan. Ada yang bilang orang Jawa ngga boleh sama orang Sunda. Orang Madura nggak boleh sama orang Dayak. Orang Batak kalau nikah sama yang bukan Batak, yang bukan Batak harus beli marga. Keturunan Arab konon harus dapat yang sama-sama keturunan Arab. Pokoknya ribet deh!
4. Beda status sosial, tapi tidak termasuk status media sosial.
Macam cerita-cerita roman jadul, perbedaan status sosial masih sering jadi penghalang hubungan percintaan di Indonesia. Ya meskipun katanya sudah bukan zaman Siti Nurbaya, kisa-kisah Galih dan Ratna masih sering terjadi dalam kisah kasih asmara di Indonesia. Rata-rata, ini terjadi jika keluarga si cewek jauh lebih berada dari pada si cowok. Kalau keluarga cowoknya yang berada sementara ceweknya sederhana, mungkin masih dianggap seperti cerita Cinderella ya, bisa happy ending gitu. Tapi, kalau kebalikan? Enggak tahu deh pakai dongeng apa!
5. Jarak usia yang terlampau mencolok juga jadi rintangan bagi mereka yang kasmaran.
Menurut penelitian, cewek-cewek mandiri lebih suka mengencani pria-pria yang jauh lebih tua. Sayangnya, di Indonesia belum biasa banget pasangan dengan jarak usia yang jauh. Mungkin delapan tahun paling maksimal. Selebihnya, dianggap nggak normal. Makanya kamu yang pacaran sama yang jauh lebih tua sering dianggap aneh. Istilah-istilah seperti odipuscomplex atau pasanganmu dianggap pedopil sering dilontarkan sebagai bahan guyonan (yang menyakitkan).
6. Nikah sesama satu marga di beberapa suku juga gak boleh.
Beda agama nggak boleh, beda suku nggak boleh, tapi sama marga juga nggak boleh. Pokoknya nggak boleh!
7. Sepupu yang punya kakek yang sama juga gak boleh.
Dengan alasan kesehatan keturunan, jatuh cinta dan menikah dengan sepupu juga dilarang. Kalau ada sepupu yang keren dan baik dan sepertinya sempurna, segera lupakanlah sebelum kamu terjerat ke dalam cinta yang rumit.
8. Jalinan cinta antar saudara sesusu.
Misalkan kamu punya ibu kandung yang menyusui kamu, bersamaan dengan kamu ada anak tetangga yang ibunya nggak bisa menyusui. Jadi, ibumu berbaik hati menyusui anak tetangga itu. Beranjak dewasa, kamu dan anak tetangga yang disebut juga saudara satu susuanmu itu jadi akrab dan ada perasaan yang berbeda. Tidak boleh! Itu sangat tidak boleh! Enggak tahu dalilnya apa dan kenapa pokoknya tidak boleh!
Masalahnya sekarang, ada istilah donor ASI. Ibu-ibu kini bisa menyusui bayi yang ibunya kesulitan memproduksi ASI. Nah, kalau kebetulan ibu kamu ASI-nya lancar dan beliau aktif mendonorkan asinya. Kemungkinan pasanganmu akan semakin berkurang dong?
9. Hubungan antar karyawan dalam satu perusahaan. Nah lho!
Atas nama kode etik pekerjaan, jatuh cinta pada rekan kerja dilarang keras. Eh, jatuh cinta boleh-boleh aja sih, tapi yang nggak boleh itu (ketahuan) pacaran apalagi sampai menikah. Kalau masih tetap ngeyel ya sebaiknya salah satu pindah cari pekerjaan di kantor lain gitu. Dilema ‘kan? Ketika kamu dihadapkan pada pilihan antara memperjuangkan cinta sama susahnya cari pekerjaan di Indonesia.
10. Salah satu udah pernah menikah (duda/janda).
Seperti kata lagu dangdut, “kau masih gadis atau sudah janda?” masalah status pernikahan juga menjadi polemik bagi kelangsungan hubungan percintaan di Indonesia. Kamu yang menjalin hubungan dengan seseorang yang sebelumnya sudah menikah akan selalu mendapat cemooh dari orang-orang, meskipun kamu sama sekali nggak ada kaitannya dengan perceraiannya. Orang tuamu juga akan berat memberikan izin untukmu mengencani seseorang dengan status ‘cerai hidup (ataupun mati)’ di KTP-nya.
11. Hubungan sesama jenis kelamin.
Ya gitu. Tafsirin sendiri ya, nanti dituduh menyebarkan paham liberal lagi.
12. Sama-sama pengen HTS-an. Ya udah pasti masa depannya suram.
Di luar hal-hal yang sifatnya eksternal seperti di atas masih ada hal lain yang sifatnya internal yang membuat hubungan percintaanmu bermasa depan suram. Kamu dan pasanganmu yang sama-sama masih pingin HTS-an, TTM-an, atau istilah lainnya itu hubungannya jauh akan lebih bermasa depan sulit dibanding yang punya masalah-masalah tersebut di atas.
Makanya, kalau sudah punya yang pas dan nggak ada masalah rumit seperti di atas segera diseriusin!