Sering Merasa Sedikit ‘Berbeda’ dari Teman Sebaya? Ini 17 Tanda Kamu Lahir di Era yang Salah!

Perbedaan memang ada di mana-mana. Dua orang tidak mungkin sama persis. Kamu dan teman dekatmu yang kamu sebut sealiran dan selalu sepakat dalam segala hal pun pasti memiliki perbedaan, entah kalian sadari atau tidak.

Tapi pernah nggak sih kamu merasa begitu berbeda dengan teman-temanmu? Bukan cuma soal selera fashion, film, ataupun musik. Melainkan juga sampai pola pikir. Pernah nggak kamu merasa “tersesat” di dunia ini, nggak ngerti teman-temanmu pada ngeributin apa? Atau mungkin, kamu sering disebut terlalu dewasa?

Kadang kamu sampai berpikir: apa aku lahir di tahun dan era yang salah, ya? Apa harusnya aku lahir 30, 40, bahkan 50 tahun lalu ya?

Hmmm… kalau kamu mengalami hal-hal di bawah ini, berarti benar, kamu terlahir di era yang salah.

ADVERTISEMENTS

1. Kamu dan temanmu seumuran. Tapi, banyak topik obrolan mereka yang bikin kamu merasa “ketinggalan”

segala sesuatu terasa memusingkan

segala sesuatu terasa memusingkan via rebloggy.com

“Itu apa ya? Kok gue gak tahu…”

Berteman dengan orang yang seumuran mungkin paling gampang. Setidaknya kalian hidup di era yang sama dan dikelilingi hal yang sama. Sehingga kalian bisa nyambung kalau ngobrol, karena topik yang kalian hadapi sama.

Tapi ternyata nggak begitu juga. Kamu sering merasa berbeda era dengan teman-temanmu. Bukan hanya soal usia, tapi juga soal pola pikir. Kamu merasa lebih tua dari teman-temanmu, padahal kalian sebaya. Kamu pun nggak selalu tahu mereka lagi heboh soal apa.

Teman: “Duuh sekarang di mana-mana lagi hits coloring books ya…”

Kamu: “Coloring books? Buku mewarnai?”

Teman: “Iyaa… yang lagi hits!”

Kamu: *jujur gak tahu*

ADVERTISEMENTS

2. Media sosial? Kamu juga gak addicted atau apa. Bahkan suka bingung sama yang baru macam Snapchat atau Path

“Snapchat? Haduuuh itu apa lagi?”

Perubahan dunia yang serba cepat ini juga sangat membingungkan bagimu. Rasa-rasanya kamu selalu ketinggalan. Baru ngerasain asyiknya main Twitter, teman-temanmu pada pindah ke Path. Baru buka Path, teman-temanmu udah ribut ngelihat Snapchat. Haduuuh, itu makanan apa lagi?

Capek Barbie ngikutin perkembangan zaman!

ADVERTISEMENTS

3. Kadang kamu nggak ngerti kenapa teman-teman meributkan sesuatu. Misalnya: kenapa Zayn Malik keluar dari 1D

Ooh...

Ooh… via wifflegif.com

Ketika Zayn Malik keluar dari One Direction, kamu akhirnya tahu setelah sepanjang hari orang-orang di sekitarmu membicarakan itu, kamu mengerti bahwa itu keputusan pribadinya. Ya udah, gimana lagi?

Tapi bagi orang lain jelas hal itu bikin patah hati. Lalu mereka akan memikirkannya sampai pusing tujuh keliling. Haduuuh… kamu ngelihat mereka pusing sampai juga ikut pusing!

ADVERTISEMENTS

4. Gantian, kalau kamu punya musisi atau bintang film idola, teman-temanmu banyak yang gak tahu itu siapa.

Mbak Audrey Hepburn

Mbak Audrey Hepburn

Kalau kamu ngomongin musik favorit, teman-temanmu pasti kicep, gak tahu mau menanggapi apa. Sama sepertimu yang selalu kicep saat teman-temanmu ngomongin lagu favorit mereka.

Maklum, karena musisi favoritmu barangkali hidup saat kamu belum dilahirkan.

Dan saat menemukan orang seusiamu yang juga mengerti siapa itu Frank Sinatra, Doris Day, Led Zeppelin, Bob Dylan, sampai Koes Plus, rasanya kamu bagaikan menemukan saudaramu yang hilang. Pastinya kamu sangat bersyukur karena kamu nggak sendirian.

ADVERTISEMENTS

5. “Tumben lo tahu ini lagu siapa?” adalah respon temanmu saat kamu bilang “Eh! Ini Adele ya?”

ekspresi temanmu saat kamu tahu lagu yang dia nyanyikan

ekspresi temanmu saat kamu tahu lagu yang dia nyanyikan via www.tumblr.com

Ketika akhirnya kamu tahu salah satu lagu hits masa kini yang mereka gandrungi, teman-temanmu begitu terharu sehingga merasa perlu membuat perayaan. Sementara dalam hati kamu berkata “Ya gimana aku nggak tahu, tiap hari kalian nyanyiin itu.”

ADVERTISEMENTS

6. Kamu nggak punya banyak teman. Prinsipmu, teman gak perlu banyak, yang penting selalu dekat

temanmu cuma sedikit, tapi dekat semua

temanmu cuma sedikit, tapi dekat semua via calumxhemmings.tumblr.com

Kata orang, masa muda adalah masa bergerak. Temuilah orang sebanyak-banyaknya, dan bertemanlah seluas-luasnya. Tapi mungkin temanmu bisa dihitung dengan jari. Menurutmu definisi teman adalah, sosok-sosok yang kamu bisa mengekspresikan dirimu apa adanya tanpa takut dicela. Juga sosok-sosok yang selalu ada untukmu, mendengar ceritamu, memberimu saran-saran sepenuh hati, bukan cuma basa-basi. Itulah teman bagimu. Nggak perlu banyak, yang penting selalu ‘dekat’. Kalau di luar itu, mungkin hanya ‘kenalan’.

7. Lagipula, kamu memang lebih suka menghabiskan waktu sendirian

me-time

me-time via id.pinterest.com

Menghabiskan waktu seorang diri adalah momen berharga bagimu. Kamu terbiasa ke mana-mana sendiri, dan melakukan apa-apa sendirian. Momen me-time seperti itu memberimu ketenangan dan kesempatan untuk ‘mengobrol’ dengan dirimu sendiri.

8. Bagimu, berdiam diri di rumah membaca buku atau mendengarkan radio lebih menarik daripada hangout rame-rame nonton film di bioskop.

Baca buku lebih menarik daripada hang out

Baca buku lebih menarik daripada hang out via tyrasbookshelf.blogspot.co.id

Hang out di hari Minggu mungkin menyenangkan bahkan keharusan bagi orang lain. Tapi kamu selalu merasa hari Minggu terlalu sayang untuk dilewati dengan aktivitas ‘ramai’ seperti itu. Alih-alih hang out dari mall ke mall dengan teman-teman, kamu lebih suka berdiam diri di rumah. Membaca buku atau mendengarkan radio adalah zona nyamanmu selama ini.

Banyak yang nggak mengerti dengan kesukaanmu menghabiskan waktu sendirian seperti ini. Sama sepertimu yang nggak mengerti di mana menariknya pesta hura-hura yang sering mereka lakukan. Membayangkan aktivitas gaduh seperti itu saja sudah membuatmu lelah.

9. Apakah kamu cenderung menyukai orang yang lebih tua? Memang, kematangan mereka terasa cocok denganmu. Sayangnya teman-temanmu menuduh kamu penyuka Om-om 🙁

Takeshi Kaneshiro, 43 th, single

Takeshi Kaneshiro, 43 th, single via uomini-belli.tumblr.com

Sulit bagimu untuk menyukai orang yang usianya sebaya. Malah rasanya kamu melihat mereka begitu kekanak-kanakan dan membuatmu pusing. Itulah mengapa kamu selalu lebih tertarik pada orang yang usianya jauh lebih tua. Kedewasaan dan kematangan mereka adalah hal yang membuatmu terpesona.

Kamu merasa lebih nyambung berinteraksi dengan mereka. Dan tentu saja, mereka lebih bisa memahamimu ketimbang teman-teman sebayamu sendiri. Kalau kamu cewek, kamu akan dituduh penyuka Om-om, padahal kamu hanya merasa menemukan sosok yang satu frekuensi denganmu.

10. Kamu bingung kenapa orang dulu-duluan beli iPhone 6, sementara bagimu HP apapun tak masalah asal bisa buat komunikasi

asal bisa buat nelepon dan SMS, selesai masalah

asal bisa buat nelepon dan SMS, selesai masalah via giphy.com

Orang lain selalu pengen jadi yang terdepan dalam dunia teknologi. Kamu… Uhm… Gak punya duit sih gak begini. Bahkan sedikit heran juga kenapa banyak orang berlomba-lomba memiliki ponsel bergambar apel itu dulu-duluan.

Bagimu, fungsi HP adalah untuk komunikasi. Selama bisa melakukan fungsi itu semua, kamu tak merasa perlu punya yang paling canggih sampai ada fingerprint-nya!

11. Kadang kamu lebih ingin berkirim surat tulisan tangan daripada chat atau email. Cuman…sama siapa?

surat pos

surat pos via www.tumblr.com

Kemajuan teknologi memang nggak main-main. Kalau zaman kerajaan dulu, seseorang harus naik kuda selama berhari-hari untuk menyampaikan pesan, sekarang kamu hanya perlu menunggu 3 detik sambil menyeruput kopi untuk mendapatkan balasan dari pesanmu. Mudah memang. Tapi entah mengapa, kamu sering membayangkan betapa menyenangkannya berkomunikasi via surat. Kamu akan merasakan sensasi menulis dengan tinta, lalu membungkus dengan amplop dan membeli perangko, lalu mengirimkannya ke kantor pos. Sayangnya kamu tak pernah menemukan orang yang bisa kamu ajak berkirim surat 🙁

12. Kamu pun jauh lebih suka membaca dengan buku fisik. E-book gak punya aroma buku dan tinta yang khas layaknya buku yang “asli”

buku dan aroma magisnya

buku dan aroma magisnya via glader-wolf.tumblr.com

Iya sih, dengan adanya ponsel berlayar dan berbagai aplikasi book reader sampai Tablet Kindle, orang jadi bisa membaca buku di mana dan kapan saja. Tapi apa mereka itu nggak paham? Bagimu membaca buku bukan sekadar menyerap informasi dari tulisan, tapi juga menghirup aroma kertas dan tinta yang memabukkan itu~

13. Kamu tahu pasti siapa dirimu, dan apa yang kamu inginkan. Melakukan segala sesuatu tanpa tujuan? No way.

kamu tahu ke mana tujuanmu

kamu tahu ke mana tujuanmu via weheartit.com

Sementara teman-teman sebayamu masih dilema menentukan cita-cita dan galau menemukan jati diri, sejak jauh-jauh hari kamu sudah tahu siapa dirimu dan apa yang kamu inginkan. Kamu tahu apa yang nggak kamu sukai dan mengapa. Kamu juga tahu kelak kamu ingin jadi apa dan bagaimana cara meraihnya. Seluruh hal yang kamu lakukan sudah pasti ada hubungannya dengan dua hal dasar itu. Melakukan sesuatu tanpa tujuan yang jelas dan hanya untuk senang-senang semata? Ah, nggak deh. Makasih.

15. Kamu bisa membaca situasi dengan baik. Membaca mood orang pun bisa kamu lakukan

kamu juga super sensitif

kamu juga super sensitif via www.lifehack.org

Kamu selalu memikirkan segalanya masak-masak dan anti bertindak gegabah. Kamu juga terbiasa untuk membaca situasi sebelum mengambil tindakan. Kamu juga seorang yang sangat sensitive terhadap keadaan seseorang. Temanmu tak perlu mengatakan apa yang terjadi, dan kamu bisa menebak bahwa dia sedang tidak baik-baik saja. Rasa sensitifmu ini memang berguna untuk mengatur segala tindakanmu. Tapi ada kalanya justru merepotkan karena kamu sering merasa bersalah tanpa sebab.

15. Kamu sering melamun berlama-lama untuk merenungkan kehidupan, dan karena itu orang-orang menyebutmu kurang kerjaan.

kamu lebih sering merenung, daripada bergaul

kamu lebih sering merenung, daripada bergaul via graphicalness.rssing.com

Kamu begitu menyukai kebijaksanaan. Bagimu, kehidupan adalah anugerah terindah sekaligus misteri yang sungguh membingungkan. Setiap kejadian-kejadian kecil di sekitarmu, kamu yakin, pasti ada makna yang tersembunyi di baliknya. Itu yang membuatmu tak bosan-bosan mencari makna kehidupan. Rasanya kebahagiaanmu tak lengkap jika kamu bahkan tak tahu apa itu sebenarnya bahagia.

Hobimu adalah merenung, dan memikirkan segala kejadian. Sementara orang-orang seusiamu sibuk memikirkan karir yang cemerlang, gaji yang selangit, dan percintaan yang hangat, kamu justru lebih sering memikirkan kenapa kamu diciptakan. Sebenarnya dari situ, kamu bisa mengambil pelajaran untuk hari-hari selanjutnya. Tapi orang selalu mengataimu kurang kerjaan.

16. Segala sesuatu yang berbau antik dan vintage membuatmu terkesima

inikah rumahmu di masa lalu?

inikah rumahmu di masa lalu? via www.penawaskata.com

Bukan cuma soal musikmu yang kuno. Kamu juga selalu tertarik pada benda-benda yang tua dan ketinggalan zaman. Rumah kuno yang kata teman-temanmu seram justru begitu indah bagimu. Kamu jadi membayangkan bagaimana rasanya tinggal di rumah seperti itu. Dan jangan lupa, kalau ada film dengan setting kuno, kamu pasti nggak sabar untuk segera nonton. Kenapa? Apa kamu merasa di zaman itulah seharusnya kamu hidup? ;p

17. Dan finally, kamu pun mengambil kesimpulan. Mungkin kamu memang terlahir di era yang salah.

inilah eramu yang sesungguhny!

inilah eramu yang sesungguhnya! via www.tumblr.com

Tapi akhirnya kamu mengerti, bahwa seleramu memang berbeda. Mungkin seharusnya kamu terlahir di era Soekarno atau Rano Karno. Tapi apalah daya, nyatanya kamu terlahir di era Justin Bieber dan Aliando-nya Prilly Latuconsina.

Tapi jangan terlalu khawatir. Perbedaan sudah pasti ada di mana-mana. Apa kata orang tidaklah terlalu penting. Selama kamu menerima dirimu sendiri dan nyaman dengan segala ‘keanehanmu’, kamu sehat dan aman 🙂

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi