Pernah nggak sih kamu dengar istilah “kampungan”? Sering, kan? Ya, istilah ini biasanya digunakan untuk mengolok-olok entah itu bercanda atau serius kepada siapa pun, khususnya bagi orang kampung yang dianggap norak saat melihat hal baru. Tapi jarang, kan, kamu dengar ada istilah “kotaan”? Bahkan hampir nggak pernah, karena mungkin yang dianggap layak untuk olok-olokan, ya, istilah kampungan itu tadi.
Tapi rupanya, saat ini banyak juga lo orang-orang kota yang akhirnya dapat ejekan balik sama orang-orang kampung. Kasusnya pun sama, sama-sama dianggap norak saat melihat hal yang mungkin baru pertama kali dilihatnya. Nah, biar nggak perlu ada debat lagi, ini alasan kenapa kita nggak perlu nyinyirin anak kota yang gumunan atau suka heran tiap liat alam bebas.
ADVERTISEMENTS
1. Penerimaan setiap orang beda-beda, mungkin bagi mereka wah banget, bagi kita udah biasa aja
Kamu perlu tahu bahwa penerimaan setiap orang dengan berbagai latar belakang itu berbeda-beda banget. Bisa jadi menurut kita itu adalah hal yang biasa aja, wajar, dan nggak perlu dibesar-besarkan, tapi menurut orang lain hal tersebut adalah hal baru yang menarik banget. Begitu bertolak belakang dengan kita, tapi mau gimana lagi, lha wong bagi mereka itu memang menarik kok. Nggak ada salahnya, kan? Ibarat kamu lagi jatuh cinta, menurutmu orang yang kamu sukai ya oke banget, tapi bagi orang lain biasa aja, bahkan nggak ada menarik-menariknya sama sekali. Sah-sah aja kok~
ADVERTISEMENTS
2. Mungkin kita sebagai anak kampung, kalau dibawa ke kota besar yang banyak gedung tingginya juga bakal kaget dan terheran-heran kayak gitu
Sama halnya dengan kita yang bilang kalau hal tersebut norak, berasa kayak nggak pernah lihat pohon-pohonan. Tapi kalau memang kenyataannya kayak gitu gimana? Orang-orang itu bangun tidur yang dilihat cuma gedung pencakar langit, asap kendaraan, macet panjang, jadi wajar aja kalau lihat pemandangan kayak gitu langsung takjub. Kita pun sebagai anak kampung mungkin kalau dibawa ke kota besar juga sama-sama gumunan, heran, kaget, pokoknya nggak bedalah kayak mereka. Makanya, nggak ada gunanya pada debat begitu, kita ini sama-sama kagetan. 🙁
ADVERTISEMENTS
3. Ya udah sih, bahagianya orang kan punya mereka sendiri. Biarin aja!
Setiap orang punya sumber bahagianya masing-masing. Orang kampung ada yang bahagia cukup dengan tinggal di kampung tanpa harus ke mana-mana, tapi ada juga yang bahagianya karena mereka bisa lihat kota besar. Begitu pula dengan orang kota, ada yang nyaman hidup di kota, tapi ada yang lebih bahagia kalau mereka bisa merasakan hujaunya perkampungan dan daerah-daerah terpencil. Nggak etis aja rasanya kalau kita mempermasalahkan bagaimana orang bisa merasa bahagia. Udah, nggak usah ikut campur deh~
ADVERTISEMENTS
4. Lha wong kadang orang desa mau nggak mau kalau cari duit juga ke kota, kan? Intinya nggak perlu lah debat masalah begituan~
Kalau dipikir-pikir, semua manusia saling ketergantungan. Udah wajar kalau orang kota butuh lihat yang seger-seger, dan orang kampung juga banyak yang datang ke kota demi cari duit dan sesuap nasi. Saling ngerti aja lah maksudnya, nggak perlu pakai kata kampungan buat ejek-ejekan, nggak perlu ngeledekin orang kota pula kalau mereka kelihatan norak cuma karena lihat alam bebas. Intinya, nggak ada yang perlu didebatkan dari permasalahan yang satu ini karena memang seharusnya jadi hal yang biasa-biasa aja.
Mulai sekarang, nggak usah salty kalau lihat orang kota gumunan tiap lihat alam bebas, buat orang kota juga nggak perlu pakai istilah kampungan buat ejek-ejekan lagi. Sama-sama paham aja kalau kita semua ini juga pada suka heran kalau lihat hal-hal baru yang mungkin kelihatannya wah banget. Dan ingat juga, wah buat orang bisa jadi cuma biasa aja buat kita, begitu juga sebaliknya, dan itu nggak ada salahnya. Toh, semua ini cuma masalah persepsi kok. 🙂