Semasa sekolah, kegiatan upacara merupakan salah satu agenda wajib yang harus diikuti oleh semua siswa mulai dari tingkat SD hingga SMA. Biasanya, kegiatan upacara ini dilakukan pada hari Senin di setiap minggunya. Petugasnya pun dari kalangan siswa sendiri. Barangkali kamu juga pernah mendapat suatu kehormatan tersebut, kan? Kayak ada rasa bangganya, meski kadang juga malu jika harus bertugas di depan teman-teman satu sekolah gitu, kan?
Jika kamu ingat, posisi petugas upacara ini selalu diisi oleh kalangan siswa yang paling dekat dengan guru dan tentunya nggak pernah ugal-ugalan. Pokoknya sobat-sobat berprestasi bakal relate bangetlah sama kenangan ini. Jika kamu masuk ke dalam geng yang hobi bertingkah sih kemungkinan besar nggak jadi petugas, tapi cuma jadi peserta upacara doang. Namanya juga harus seimbang, kan, ya, antara baik dan buruk~
ADVERTISEMENTS
1. Biasanya, yang jadi petugas upacara ini memang dipilih dari kalangan anak berprestasi, nurut, dan nggak suka aneh-aneh
Anak-anak yang dekat dengan guru sebenarnya dibagi jadi dua bagian. Mereka yang sering keluar masuk ruang BK dan mereka yang beneran berprestasi. Tapi kalau petugas upacara, ya, jangan ditanya lagi, udah pasti hampir nggak pernah diisi oleh siswa yang hobi dan langganan berurusan dengan guru BK. Sebaliknya, posisi tersebut biasanya diisi oleh anak-anak yang berprestasi entah dari akademik maupun bukan, nurut, dan jelas nggak pernah aneh-aneh. Anak geng sekolah jangan harap punya kenangan yang satu ini, ya! 😀
ADVERTISEMENTS
2. Orang yang paling tegas pasti dapat bagian jadi pemimpin upacara atau jadi komandan peleton
Pembagian tugasnya pun jelas dilakukan secara terstruktur dan sistematis ala anak sekolahan. Widiiiiihhh! Ya, siswa yang punya sifat tegas, dapat dipastikan kalau dia bakal didapuk jadi petugas yang menempati posisi pemimpin upacara. Siapa pun yang berdiri di posisi ini, kewibawaannya bakal meningkat secara drastis. Apalagi kalau dilihat sama adik-adik kelas. Aduuuh, kebayang banget gimana kerennya bisa jadi pemimpin upacara. 🙁
ADVERTISEMENTS
3. Nah, yang kalem-kalem biasanya dapat bagian yang membawa teks. Entah itu teks doa atau bisa juga teks pancasila
Kalau pemimpin upacara diemban oleh siswa yang punya wibawa dan ketegasan tinggi, beda halnya dengan petugas pembawa teks. Mulai dari teks doa, teks UUD 1945, teks Sumpah Pemuda, hingga teks Pancasila yang harus selalu siap sedia di belakang pembina upacara. Posisi ini biasanya ditempati oleh golongan siswa yang berkepribadian lembut, gampang dimintain tolong, dan tentunya kalem-kalem banget. Apalagi yang pegang bagian doa, kalau nggak anak OSIS, ya, pasti dari kalangan Rohis. Kadang, kalau orangnya terlalu menghayati, baca doa aja berasa dibacain puisi, adem banget!
ADVERTISEMENTS
4. Barisan paduan suara pasti diisi orang-orang yang suaranya nyaring, tapi kalau paling belakang sih biasanya cuma buat pelengkap aja~ 😀
Meski terkadang petugas paduan suara ini kerap dipandang sebelah mata karena dianggap mudah, tapi sebenarnya nggak semudah itu lo! Kamu harus pandai-pandai menyesuaikan tempo, menyamakan suara, dan juga memperhatikan dirigen. Bagian petugas ini selalu diisi oleh orang-orang yang punya suara nyaring, dan biasanya sekaligus anak ekskul paduan suara, jadi memang udah terlatih. Tapi kalau bagian yang belakang-belakang sih memang kerap diisi sebagai pelengkap aja biar kelihatan ramai. 🙁
ADVERTISEMENTS
5. Petugas pengibar bendera udah pasti jadi bagian yang paling dihindari, soalnya susah bener!
Selain pemimpin upacara, yang kerap disorot adalah petugas pengibar bendera. Sadar nggak sadar, bagian ini termasuk tugas yang paling berat dibandingkan semuanya lo. Bayangin aja kamu harus jalan di depan semua orang, menyesuaikan tempo dengan petugas panduan suara, dan harus tetap tersenyum meski dalam posisi tegap. Udah capek, pusing, pegel lagi mulutnya.
Dulu sih memang paling males kalau disuruh ikutan upacara tiap hari Senin. Alesannya pasti ada aja, mulai dari panas, lemas, telat, dan hal-hal lainnya yang kadang nggak masuk akal. Tapi lama-kelamaan kalau dipikir-pikir kok kangen juga di masa-masa itu, ya. Sekarang sih udah nggak bisa lagi merasakan momen serupa. :’)