Akhir pekan lalu, tiba-tiba banyak pengguna sosial media yang mengubah foto profilnya dengan menambahkan bendera warna-warni pelangi. Beberapa akun juga mengunggah status dengan hashtag #lovewins.
Wuiiih, kayaknya hubungannya lagi pada direstuin nih!
Bukan! Buat kamu yang belum tahu, itu merupakan simbol dukungan terhadap pernikahan sejenis. Jadi ceritanya, baru-baru ini pemerintah Amerika Serikat mengesahkan pernikahan sejenis di semua negara bagian AS. Ada dari kamu yang teriak,
“Yeeeeaaayyy!!!” karena kegirangan.
Tapi, banyak juga yang dari kamu yang teriak,
“Iyuuuuuh!!!” tanda penolakan.
Sebelum Amerika, beberapa negara sudah terlebih dahulu melegalkan pernikahan sejenis. Bahkan di sebuah negara ada pernikahan lintas dimensi! Amrik mah telat. Dan inilah dampak kehidupan dan ‘bencana’ di negara-negara yang telah melegalkan pernikahan sejenis:
Pemerintah Islandia melegalkan pernikahan sejenis pada tahun 2010, empat tahun setelahnya mereka dinyatakan sebagai negara kedua yang paling bahagia di dunia.
Salah satu foto yang diunggah polisi di Islandia. Saking senengnya tuh negara, nggak ada kerusuhan, polisi jadi kurang kerjaan. Jadi deh kerjaannya ngasih makan bebek. Bencana ini!
Belanda melegalkan pernikahan sejenis pada tahun 2001 dan Belanda secara konsisten masuk dalam 10 negara paling bahagia di dunia.
Kebahagian itu pasti azab!
Belgia melegalisasi pernikahan sejenis pada 1 Juni 2003, dan kini menjadi negara dengan pendidikan terbaik untuk anak-anak.
Hubungan langsungnya apa? Mungkin gak ada. Tapi ini terjadi setelah legalisasi perkawinan sejenis.
Setelah melegalisasi pernikahan sejenis 3 Juli 2005, industri wine mengalami peningkatan pesat di Spanyol.
Mungkin hanya suatu kebetulan? Bisa jadi. Tapi petani dan pengusaha anggur merasakan dampaknya.
Kanada melegalkan pernikahan sejenis pada 20 Juli 2005 dan menjadi negara paling terdidik di dunia.
Norwegia melegalisasi pernikahan sejenis pada 1 Januari 2009, lalu dinobatkan menjadi negara paling damai.
Mungkin karena “cinta” semakin kuat, jadi mereka jadi dianggap sebagai negara yang terdamai. #lovewins
Pada 29 Mei 2013, Perancis melegalkan pernikahan sejenis. Setelahnya, Perancis menjadi negara yang paling popular di kalangan wisatawan.
Yakin nggak mau diajak ke Perancis karena di sana mendukung pernikahan sejenis? Bisakah kamu menahan godaan romantisnya Paris?
Uruguay menjadi negara ke-14 yang mendukung pernikahan sejenis, presiden yang mengesahkan juga mendonasikan 90% gajinya untuk mereka yang membutuhkan.
Tepatnya tanggal 5 Agustus 2013, Uruguway melegalkan pernikahan sejenis. Di Uruguay urusan semacam pendidikan itu gak penting, jadi mereka bikin pendidikan gratis. Ih, dasar negara pendukung same sex marriage!
New Zealand melegalkan pernikahan sejenis pada tahun 2013, dan selanjutnya menjadi salah satu negara yang bebas dari korupsi.
Disusul dengan Finlandia yang melegalkan pernikahan sejenis November 2014 dan menjadi negara dengan urutan ketiga terendah dalam hal korupsi.
Idih, jadi negara paling bersih dari korupsi (urutan ketiga pula) aja bangga…
Mei 2015, Irlandia jadi negara yang pertama kali mengesahkan pernikahan sejenis berdasar pemungutan suara. Demokrasi macam apa ini?!
Selanjutnya, Irlandia menempati urutan kesepuluh dalam daftar negara terbaik untuk mendewasakan diri.
Dari rangkuman data tersebut, mungkin kamu bisa bilang nggak ada hubungannya sih pelegalisasian pernikahan sejenis dengan prestasi pencapaian prestasi suatu negara. Tapi yang jelas, negara-negara tersebut nggak ada apa-apanya dibanding Indonesia.
Bagaimana dengan di Indonesia? Duh, pernikahan beda agama saja masih sulit, cuy!
Ketika semua pada sibuk mem-posting tentang pernikahan sejenis dengan hashtag #lovewins, mereka muda mudi Indonesia yang sedang menjalani hubungan beda agama pun hanya bisa terdiam meratapi keadaan.
“Cukup melegalkan nikah beda agama aja, aku udah bahagia kok, Pak Presiden, Pak Menteri, Pak DPR/MPR siapa pun itu…” batin mereka.
Tapi tenang! Pernikahan sejenis kelamin, pernikah beda agama sih lewat, di Indonesia bisa menikah beda alam!
Setelah dulu sempat heboh, kini ada lagi lho yang menikah dengan peri. Memang sih untuk legalitas pemerintahnya nggak tahu seperti apa. Tapi, yang jelas banyak masyarakat yang mendukung pernikahan Mbah Kodok dengan peri ini. Hal itu dapat dilihat dari sumbangan masyarakat yang mencapai 150 juta rupiah untuk pernikahan beda alam ini. Undangan yang disebar untuk pernikahan ini sebanyak 800 undangan, dan tanpa disangka tamu yang datang lebih dari 800 undangan. Mereka yang datang pun sangat ramai hingga tarif parkir dipatok 5000 hingga 10.000 rupiah.
Jadi, kalau cuma pernikahan sejenis (yang masih sama manusia aja), pernikahan beda agama (yang masih beda jenis kelamin) sih lewat, karena di Indonesia sudah biasa dengan pernikahan beda alam seperti nikah sama peri.