Adalah Sukarno, Presiden Indonesia pertama dan satu-satunya yang mempunyai istri berjumlah sembilan. Sukarno memang terkenal punya karisma yang kuat dan pintar merayu banyak wanita. Wajahnya yang tampan dan suaranya menggelegar tentu banyak membuat wanita mudah jatuh hati. Apalagi beliau adalah seorang Presiden.
Saking kuatnya daya tarik Bung Karno, sineas Indonesia bernama Rukata Cinema sebenarnya sempat membuatkan film tentang kisah istri-istrinya. Film ini tentu menarik, sebab mengulas 9 istri-istri Sukarno. Namun, saat tengah melalui proses produksi, film ini mendapatkan hambatan karena tidak mendapatkan restu dari keluarga besar Sukarno. Gagal deh ditayangkan. Nah, buat Kamu yang penasaran. Langsung aja yuk simak siapa aja sih yang jadi istri Bung Karno dalam film 9 reasons tersebut?
ADVERTISEMENTS
1.Bagi yang belum tahu, Bung Karno menikah di usia muda. Utari bin HOS Cokroaminoto adalah istri pertama sah Sukarno~
Bagi Sukarno, Haji Oemar Said Tjokroaminoto merupakan seorang guru yang dihormati. Dari Tjokro, Soekarno belajar banyak mengenai politik dan pergerakan. Tidak heran jika rumah kos milik Tjokro di Gang V Paneleh, Surabaya, kemudian menghasilkan tokoh pergerakan nasional. Selain Soekarno, rumah kos itu juga ditempati tokoh Partai Komunis Indonesia, seperti Musso, Semaoen dan Alimin, serta tokoh Negara Islam Indonesia, Kartosuwiryo.
Akan tetapi, Tjokroaminoto bukan sekedar guru, melainkan mertua bagi Sukarno. Tinggal bertahun-tahun di rumah Tjokro membuat pria yang bernama kecil Kusno itu jatuh hati kepada putri sulung Tjokroaminoto, Siti Utari Tjokroaminoto.
Setelah sejumlah kisah romansa dijalani Sukarno dan Utari, keduanya menikah pada 1921. Saat itu Sukarno berusia 20 tahun, sedangkan Utari 16 tahun. Namun, karena kesibukan Bung Karno berpolitik, ia pun menceraikan Utari dan mengembalikan Utari pada Ayahnya, HOS Tjokroaminoto. Dalam film yang diproduski Rukata Cinema, Utarai diperankan oleh Acha Septriasa.
ADVERTISEMENTS
2. Saat Bung Karno tinggal di Bandung, Bu Inggit menjadi pelarian cintanya
Hanya Inggit Garnasih yang menjadi istri Bung Karno terlama, yaitu 20 tahun. Sukarno bertemu Inggit di Bandung saat Sukarno menimba ilmu di Institut Teknologi Bandung (ITB). Suami Inggit, Hasan Sanusi adalah tokoh pergerakan sekaligus teman baik HOS Tjokroaminoto. Inggit memang lebih tua dari Sukarno, namun saat menjadi istri sang proklamator, Inggitlah yang menemani Bung Karno dari penjara ke penjara, hingga sampai dibuang ke Ende, Flores dan Bengkulu oleh Belanda.
Boleh Dikatakan Inggitlah yang mengantarkan Bung Karno menuju gerbang kemerdekaan republik indonesia.
ADVERTISEMENTS
3. Ibu Negara pertama Indonesia, Fatmawati. Istri ketiga Bung Karno
Adalah Fatmawati yang menjahit bendera pertama Indonesia sekaligus menemani Bung Karno saat membacakan Proklamasi RI. Sukarno bertemu Fatmawati saat dirinya diasingkan Belanda ke Bengkulu, Sumatera. Selama diasingkan di Bengkulu, Sukarno mengajar di SMA Muhammadiyah, dan Fatma menjadi muridnya di sana. Ayah Fatma adalah tokoh Muhammadiyah dan teman baik Sukarno. Namun, tidak hanya itu, benih-benih cinta antara guru dan murid pun bersemi. Walaupun istri sah Sukarno, Inggit Garnasih memilih pergi dari hati sang proklamator.
ADVERTISEMENTS
4. Sukarno menyukai perempuan Jawa yang lemah lembut. Termasuk Bu Hartini
Hartini lahir di Ponorogo, Jawa Timur, 20 September 1924. Ia adalah istri keempat Presiden RI Soekarno. Ayah Osan adalah pegawai Departemen Kehutanan yang rutin berpindah kota. Hartini menamatkan SD di Malang dan ia diangkat anak oleh keluarga Oesman di Bandung. Hartini melanjutkan pendidikan di Nijheidschool (Sekolah Kepandaian Putri) Bandung. Hartini menamatkan SMP dan SMU di Bandung. Hartini remaja dikenal cantik, dan Hartini muda menikahi Suwondo dan menetap di Salatiga. Ia menjadi janda pada usia 28 tahun dengan lima orang anak. Tahun 1952 di Salatiga, Hartini berkenalan dengan Soekarno yang rupanya langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Saat itu Soekarno, dalam perjalanan menuju Yogyakarta untuk meresmikan Masjid Syuhada.
ADVERTISEMENTS
5.Ratna Dewi Sukarno, sakura pada musim pancaroba
Ratna Sari Dewi Soekarno yang lahir dengan nama Naoko Nemoto (根本七保子 Nemoto Naoko ) di Tokyo, 6 Februari 1940; umur 76 tahun) adalah istri kelima Soekarno yang merupakan Presiden Indonesia pertama. Dewi menikah dengan Soekarno pada tahun 1962 ketika berumur 19 tahun dan mempunyai anak yaitu Kartika Sari Dewi Soekarno. Dewi berkenalan dengan Soekarno lewat seorang relasi ketika Bung Karno berada di Hotel Imperial, Tokyo. Menjelang redupnya kekuasaan Soekarno, Dewi meninggalkan Indonesia. Setelah lebih sepuluh tahun bermukim di Paris, sejak 1983 Dewi kembali ke Jakarta. Pada 2008, ia kembali ke Jepang dan menetap di Shibuya, Tokyo. Salah satu istri tercantik Sukarno!
ADVERTISEMENTS
6. Kartini Manopo, model lukisan Basuki Abdullah yang membuat Sukarno jatuh cinta
Awal mula Sukarno jatuh hati pada wanita yang pernah jadi pramugari Garuda Indonesia itu saat melihat lukisan karya Basuki Abdullah. Sejak saat itu, Kartini tak pernah absen tiap kali Bung Karno pergi ke luar negeri. Kartini merupakan wanita asal Bolaang Mongondow, Sulawesi. Dia terlahir dari keluarga terhormat, sehingga Kartini menutup rapat-rapat pernikahannya dengan Bung Karno. Sejarah mencatat, Kartini merupakan istri kedelapan Sang Putera Fajar. Menikah dengan Kartini Manoppo, Bung Karno dikarunia anak Totok Suryawan Sukarno pada 1967.
“Aku mencintai kamu, aku ingin kau membalas cintaku….sekarang juga saya minta kepastian darimu ya atau tidak”
7. Sang penari istana yang membuat Sukarno tergila-gila
“Kami menikah di Jakarta bulan Mei 1963 dan Bapak berpendapat, sangat bijaksana kalau pernikahan ini tidak usah diumumkan kepada masyarakat luas. Kami berdua saling mencintai, tetapi menghadapi berbagai kesulitan. Selain itu, Bapak sudah mempunyai tiga istri dan usianya sekarang 63 tahun, sedangkan saya baru 23 tahun,” ujar Haryati. via viva.co.id
Nama Haryati baru muncul dalam buku kedua Cindy Adams, terbit tahun 1967 dengan judul, My Friend the Dictator. Cindy tanpa sengaja bertemu Haryati di Istana Tampaksiring, Bali, semasa mengikuti kunjungan Presiden Filipina Diosdado Macapagal. Haryati waktu itu sudah lebih dulu dikirim ke Bali untuk mendahului rombongan resmi. Haryati juga adalah seorang penari Istana kesayangan Sukarno.
8. Yurike Sanger mirip sekali dengan Pevita Pearce
Yurike Sanger adalah istri ketujuh Soekarno. Pertama kali Presiden Soekarno bertemu dengan Yurike Sanger adalah pada tahun 1963. Kala itu Yurike masih yang masih berstatus pelajar dan menjadi salah satu anggota Barisan Bhinneka Tunggal Ika pada acara Kenegaraan.
Kondisi Soekarno pada 1967 yang secara de facto dimakzulkan sebagai presiden berdampak pada kehidupan pribadi. Soekarno yang menjadi tahanan rumah di Wisma Yoso menyarankan agar Yurike meminta cerai.
9. Heldy Djafar, berselisih 48 tahun dengan Sukarno
Heldy Djafar yang lahir di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Provinsi Borneo, adalah istri kesembilan Soekarno. Heldy Djafar lahir dari pasangan H Djafar dan Hj Hamiah. Ia bungsu dari sembilan bersaudara dan menikah dengan Soekarno pada tahun 1966. Kala itu Soekarno berusia 65 tahun sementara Hedly Fadjar berusia 18 tahun. Saksinya adalah Ketua DPA Idham Chalid dan Menteri Agama Saifuddin Zuhri. Pernikahan keduanya hanya bertahan dua tahun. Kala itu situasi politik sudah semakin tidak menentu. Komunikasi tak berjalan lancar setelah Soekarno menjadi tahanan di Wisma Yaso, Jalan Gatot Subroto. Heldy sempat mengucap ingin berpisah, tetapi Soekarno bertahan. Soekarno hanya ingin dipisahkan oleh maut.
Akhirnya, pada tanggal 19 Juni 1968, Heldy yang berusia 21 tahun menikah lagi dengan Gusti Suriansyah Noor, keturunan dari Kerajaan Banjar. Kala itu Heldy yang sedang hamil tua mendapat kabar Soekarno wafat. Soekarno tutup usia pada tanggal 21 Juni 1970, dalam usia 69 tahun. Belakangan, satu dari enam orang anaknya, Maya Firanti Noor, menikah dengan Ari Sigit, cucu Presiden RI Soeharto.
Sukarno memang pintar mengambil hati wanita. Rayuan dan kemahirannya bicara mampu meluluhkan 9 wanita. Ya itulah Sukarno, Presiden RI pertama yang sangat karismatik. Bukan Sukarno kalau tidak bisa hidup tanpa wanita