Konten mukbang kini kian digemari. Bukan hanya bagi para penonton setia YouTube, melainkan juga para pembuatnya. Belum lama ini kita sempat menyaksikan bagaimana Dek Rere viral dengan video mukbang mi goreng. Nah, kali ini ada video mukbang yang viral. Dua orang remaja membuat video mukbang mi instan di tengah gunungan sampah TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Meski menjijikan, tapi menarik jika dipandang dari pesan yang disampaikan.
ADVERTISEMENTS
Video mukbang mi instan viral. Biasanya mukbang di dalam ruangan, kali ini di antara gunungan sampah TPA
Lain daripada yang lain, video mukbang channel TerasKosTV. Biasanya, mukbang dilakukan di dalam ruangan–entah di studio sendiri atau di warung makan, namun video yang bertajuk Mukbang di TPA Antang – Teras Kost TV itu malah di luar ruangan. Parahnya lagi lokasi yang dipilih di TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Sungguh sebuah konsep yang bertolak belakang. Makan di antara bau dan menjijikkannya tumpukan sampah.
Video itu dibuka dengan Ari dan Iwan yang berencana membuat konten mukbang. Kemudian mereka memutuskan memilih tempat pembuangan sampah sebagai lokasi mereka melakukan mukbang mi goreng. Iyuuuuh~ -_-
Dari segi konten memang menjijikkan tapi jika dinilai dari pesan yang ingin disampaikan sih menarik juga
Video mukbang youtuber dari Makassar sejatinya hanya ditonton 95 ribu viewers. Namun banyak akun media yang membicarakannya. Nggak lain karena konten ini dianggap cari sensasi dan menjijikkan. Nggak bisa dimungkiri, konten ini memang menjijikkan. Mendengarnya saja sudah mual, apalagi mencobanya sendiri. Benar saja, Ari dan Iwan pun berulang kali memuntahkan mi yang disantapnya.
Namun, jika ditilik dari pesan yang coba mereka sampaikan, sejatinya konten ini baik. Mereka ingin merasakan apa yang dirasakan oleh orang-orang yang bekerja di TPA. Mereka pengen menunjukkan bahwa masih banyak orang-orang nggak beruntung yang harus makan, tidur, dan beraktivitas lainnya di tempat pembuangan sampah. Dan ternyata benar, nggak jauh dari lokasi pengambilan gambar ada warung makan. Kebayang nggak sih setiap hari makan di situ? Hmm.
Maksud mereka sebenarnya baik, namun konsepnya aja yang kurang tepat. Perlu belajar mengonsep konten lagi kali, ya? 😀
Mereka bermaksud sekadar ingin mengingatkan kita semua yang sering menghamburkan uang makan di restoran agar bersyukur. Masih ada yang kurang beruntung. Maka sudah sebaiknya kita nggak menyianyiakan makanan yang kita pesan. Habiskan, jangan dibuang-buang. Kasihan mereka yang mencari duit saja susah hingga terpaksa makan di tempat yang sebenarnya nggak layak. Namun memang pilihan kontennya saja yang kurang tepat karena menjijikkan.
Tapi agaknya kita maklum, mereka masih muda. Nggak perlu meghujat berlebihan. Cukup sampaikan kritik yang membangun. Agar mereka belajar membuat konten yang lebih baik lagi di kemudian hari. Semangat!