Ketika sakit, tubuh serasa lemas nggak berdaya. Mau makan nggak enak, mau jalan pusing, intinya ngapa-ngapain susah. Maka dari itu mendapat pelayanan yang baik adalah hal utama yang diinginkan oleh setiap pasien manapun di setiap rumah sakit. Bahkan beberapa orang bersedia membayar mahal sebagai ganti kualitas pelayanan rumah sakit.
Namun bagaimanan jika sebaliknya? Ketika kita sedang sakit kemudian dirawat di rumah sakit tapi mendapatkan pelayanan yang buruk, tentu kesal bukan? Barangkali itu yang dirasakan oleh seorang pasien wanita yang marah-marah sembari menangis dalam video yang sedang viral belakangan ini. Bagaimana kisahnya? Simak baik-baik, semoga jadi pelajaran buat kita semua.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Sebuah video viral yang menampilkan seorang pasien perempuan yang menangis karena menjadi korban pelecehan seksual oleh perawat rumah sakit
Baru-baru ini beredar sebuah video yang menghebohkan media sosial. Video yang diunggah oleh akun Instagram @thelovewidya ini menampilkan seorang perempuan yang sedang memarahi perawat sebuah rumah sakit di Surabaya. Seperti yang ia jelaskan sendiri di caption unggahannya tersebut. Di atas ranjang, ia menceritakan bagaimana dirinya dilecehkan oleh perawat National Hospital Surabaya itu.
“..Psikis saya. Saya nggak bisa tidur nggak bisa makan, saya nangis. Setengah empat saya tidur, itupun nggak pules.. saya nggak bisa makan.. saya terhina. Kamu puter puter p******a saya ini..”
Video berdurasi lebih kurang satu menit itu diunggah oleh Widya (@thelovewidya) Rabu (25/1) kemarin. Unggahan tersebut ditonton sebanyak 127,253 kali dan mendapat 1.728 komentar.
ADVERTISEMENTS
Kesaksian pasien itu disaksikan oleh 4 perawat (termasuk pelaku) dan beberapa keluarga korban. Pelaku mengakui bahwa ia meremas payu*ara pasien, “Saya khilaf,” dalihnya
“..kamu mengaku dulu apa yang kamu perbuat.. tapi kamu pegang p******a saya kan, kamu remas-remas sampai dua atau tiga kali kan kamu masukin tangan, kamu puter-puter p****g saya kan … ngaku! ngaku kamu!”
Sambil terisak tangis Widya menjelaskan kejadian yang ia alami. Dalam penjelasannya ketika ia sedang dalam lemas nggak berdaya saat sedang dalam pengaruh obat bius, ia menerima pelecehan seksual dari salah seorang oknum perawat laki-laki.
Di hadapan ketiga perawat lain dan beberapa orang lain (diduga keluarga korban) sang oknum perawat mengakui bahwa ia melakukan tindakan asusila tersebut. Oknum perawat tersebut nggak bisa lagi mengelak perbuatannya. Ia hanya terdiam dan menundukan kepala. Kemudian ia meminta maaf. Namun sang korban menolaknya sebelum ia mengakui perbuatannya tersebut. Akhirnya pelaku mengakui perbuatannya, “saya khilaf”.
Akhirnya sang pelaku meminta maaf dengan menyalami korban dan beberapa orang lain yang ada di lokasi tersebut.
ADVERTISEMENTS
Sudah seharusnya seorang pasien yang lemah nggak berdaya mendapatkan perlakuan yang baik, bukannya malah dilecehkan. Selain itu kita juga harus selalu waspada
Dalam keadaan sakit tak berdaya masih terpengaruh obat bius ada saja oknum perawat lelaki yang nakal tega melecehkan, pasien harus dilindungi bukan dilecehkan !!! – W
Mendengar kabar ini tentu membuat kita miris. Seharusnya sebagai penyedia layanan kesehatan, rumah sakit seharusnya menyediakan perawatan medis yang baik, pelayanan yang nyaman serta keamanan yang layak kepada pasien. Karena orang sakit butuh semua bentuk perhatian tersebut agar kondisi tubuh mereka membaik atau sembuh.
Selain itu, tindakan asusila yang dilakukan oleh oknum perawat tadi harus segera diberi sanksi yang sepadan atau dikeluarkan sekalian dari rumah sakit, agar nggak ada korban lainnya. Meski mengaku hanya khilaf, tapi tetap saja tindakan tersebut melecehkan pasien yang bisa menyebabkan berbagai hal buruk. Dalam kasus ini pasien tentu trauma; nggak bisa tidur dan makan karena takut dilecehkan lagi.
Harusnya pelayan masyarakat bisa lebih bijak dalam mengemban tanggung jawabnya, bukan malah menyesatkan dan merugikan orang yang membutuhkan jasanya!
Dari kasus ini kita mesti belajar untuk lebih berhati-hati atau waspada ketika dirawat atau ada salah satu keluarga yang dirawat inap. Karena terbukti, meski Widya dirawat di rumah sakit besar yaitu National Hospital Surabaya, namun tetap nggak menghindarkan dirinya dari kemalangan menjadi korban pelecehan seksual. Seenggaknya jangan tinggalkan pasien sendirian di kamar. Karena bagaimana pun juga ingat kata Bang Napi; kejahatan terjadi bukan karena ada niat pelakunya. Tapi juga karena ada kesempatan. Waspadalah! Waspadalah!