Nggak bisa dimungkiri lagi bahwa dari zaman dulu hingga saat ini, yang namanya film adalah salah satu hiburan masyarakat yang paling laris dan paling meriah. Dari filmlah kita bisa melihat berbagai macam hal yang ada di dunia ini, meski dalam bentuk fantasi. Berbeda dengan saat ini, kalau sekarang kita mungkin bisa dengan mudah mengakses film dari berbagai macam cara, dulu cuma ada satu cara, itu pun harus ramai-ramai. Ya, dengan mengadakan layar tancap!
Tentunya jauh berbeda dengan bioskop atau sekadar streaming lewat internet. Meski terkadang film yang diputar cuma itu-itu aja dan nggak terlalu update, tapi sensasi dan kenangannya itu lo yang tetap hidup sampai sekarang. Mulai dari masyarakat pedesaan hingga kota-kota besar, hampir semua pasti pernah merasakan kenangan manis kejayaan era layar tancap ini.
ADVERTISEMENTS
Filmnya sih terkadang memang nggak terlalu update, tapi yang diputar nggak melulu tentang film lokal, melainkan juga film luar negeri. Seru banget!
Namanya juga zaman dulu,akses untuk mendapatkan film terbaru nggak segampang kayak era yang serba internet seperti sekarang ini. Alhasil film-film yang diputar yang cuma itu-itu aja, kadang malah film yang udah booming beberapa tahun sebelumnya. Meski begitu, setiap ada hiburan layar tancap, hampir pasti nggak pernah yang namanya sepi pengunjung. Apalagi film yang diputar nggak melulu film lokal, tapi juga film internasional. Biasanya sih kalau yang diputar adalah film luar negeri, antusiasme penontonnya bakal membludak banget. Benar-benar jadi pemersatu banget deh pokoknya.
ADVERTISEMENTS
Sensasinya benar-benar beda dan nggak terlupakan. Kalau nonton ini berasa mau pesta kebun, bawaannya macem-macem mulai dari tikar sampai bekal~
Kalau kamu ingat, saat ada pertunjukan layar tancap di suatu daerah, kamu pasti bisa menemukan fenomena unik berkaitan dengan para penonton yang hadir. Sekarang mungkin popcorn dan softdrink udah jadi bekal yang cukup buat nonton bioskop, beda halnya dengan era layar tancap. Jangankan cuma dua makanan dan minuman itu, yang ada malah kayak mau pesta kebun, segala macam hal dibawa. Mulai dari tikar, selimut, bantal, termos, gelas, buah-buahan, sampai kopi. Pokoknya benar-benar lengkap banget kayak orang mau piknik keluarga. Makanya nggak heran jika zaman segitu orang mau nonton layar tancap nggak ada bedanya dengan rombongan pecinta alam mau camping.
ADVERTISEMENTS
Layar tancap biasanya juga kerap diselenggarakan di akhir pekan dan jadi hiburan paling meriah untuk semua kalangan masyarakat
Untuk menarik antusiasme dari banyak orang berbagai kalangan, umur, dan latar belakang, biasanya layar tancap diadakan setiap akhir pekan. Alasannya sih simpel, biar anak sekolahan hingga pekerja bisa turut serta menonton bersama-sama. Kecuali memang film yang hendak diputar adalah film khusus untuk orang dewasa, baru deh mulai diputar tengah malam dan tentunya di hari-hari biasa. Lapangan pedesaan atau halaman kantor kecamatan juga menjadi pemilihan tempat yang paling favorit.
ADVERTISEMENTS
Kalau sekarang mungkin permasalahannya adalah nggak boleh bawa makanan dari luar saat nonton bioskop, dulu sih musuh utamanya cuma satu, yaitu hujan!
Namanya juga layar tancap, pasti selalu diadakan di tempat terbuka yang bisa dihadiri oleh banyak orang. Meski bisa menampung penonton dari berbagai macam daerah di sekitarnya, tapi kalau udah gerimis dikit aja pasti bubar alias misbar. Ingat nggak sih, dulu kalau lagi seru-serunya adegan aksi, terus tiba-tiba hujan, pasti auto bete sendiri! Makanya zaman segitu jasa pawang hujan laris banget tuh buat menghadapi permasalahan kayak gini. 😀
Meski sebenarnya sekarang masih ada hiburan legendaris yang satu ini, namun persebarannya nggak bisa dibilang sebesar dulu. Jika ada pun mungkin tetap udah dibalut alat-alat yang serba modern. Memang jatuhnya lebih simpel dan jauh lebih enak sih, tapi sensasinya tetap aja beda~