Industri musik di Indonesia memang menjadi salah satu ranah yang mulai banyak disadari sebagai sebuah topik yang nggak bisa disepelekan begitu saja. Maraknya pembajakan, kurangnya penghargaan terhadap penciptaan, dan berbagai permasalahan lainnya turut mewarnai dunia musik yang secara kasat mata hanya dipandang sebagai sebuah hiburan pada umumnya.
Belum lama ini, dunia musik diramaikan dengan pernyataan Jerinx SID yang berupaya ‘menyentil’ Via Vallen di Instagram-nya terkait masalah bagaimana seorang penyanyi membuat cover lagu dan mengomersilkan hasil karya penyanyi aslinya. Nggak butuh waktu lama, Via Vallen segera melakukan klarifikasi yang juga diunggah di akun Instagram-nya. Warganet kemudian cenderung menempatkan diri untuk memihak. Nggak sedikit juga yang kemudian melontarkan tagar #TimVia sebagai sebuah bentuk dukungan.
Buat kamu yang belum tahu kasusunya, kepoin unggahan Via Vallen dan Jerinx SID berikut.
Tentu permasalahan ini nggak sesederhana mencari siapa yang benar dan siapa yang salah. Konflik ini justru membuka pembelajaran baru bagi musisi dan penikmat musik di Indonesia. Makanya, lebih baik menelusuri fakta-fakta berikut agar bisa melihat kasus ini lebih jernih lagi. Simak uraian Hipwee Hiburan berikut, yuk!
ADVERTISEMENTS
1. Jerinx SID sebenarnya berhak melayangkan keberatan atas karyanya. Bagaimanapun, pemilik sebuah karya punya hak penuh atas apa yang dia hasilkan
Kebanyakan warganet yang gelap mata membaca kritikan dari Jerinx justru mengklaim bahwa Jerinx hanya cari sensasi saja. Namun bagaimanapun, Jerinx berhak memberikan kritikan terhadap Via Vallen yang telah menggunakan karyanaya. Terlepas pada tahun berapa Via menyanyikan lagu “Sunset di Tanah Anarki” yang dia cover, kritikan ini justru bisa menjadi pembelajaran pada pendisiplinan untuk penampil dalam menggunakan karya seseorang. Menciptakan suatu karya tentu bukan hal yang mudah, bagaimana sebuah lirik dan melodi yang diciptakan penuh makna jadi sebuah elemen yang terkadang nggak bisa dibeli pakai uang. Rasanya kurang bijak kalau kita justru melakukan perundungan terhadap pencipta lagu karena mengungkit karya yang dia ciptakan sendiri.
2. Namun, klarifikasi dari Via Vallen juga mematahkan tuduhan mengomersilkan karya SID dalam bentuk DVD, secara hukum posisi Via Vallen juga nggak salah kok
Sebelumnya, Jerinx menyebutkan bahwa cover lagu “Sunset di Tanah Anarki” sempat dikomersilkan dan dibuat DVD. Sebagai pihak yang dikritik, Via Vallen juga berhak memberikan klarifikasi agar permasalahan tampak lebih jelas. Melalui unggahannya, Via menyebutkan bahwa dia nggak pernah mengomersilkan lagu cover-nya dalam bentuk DVD. Pun dalam video musik yang dia unggah di Youtube, Via mengaku sama sekali nggak menarik penghasilan dari sana. Selama ini Via hanya menarik penghasilan dari pertunjukan off air, di mana legalitas hukum atas ini di Indonesia sebenarnya sudah ada. Namun praktiknya masih sangat minim dan diperdebatkan. Dari kasus ini kita juga bisa belajar, jika seharusnya undang-undang pertunjukan (performance right) kembali dibicarakan dan diluruskan lagi praktiknya.
3. Selain itu, sebagai penyanyi yang sudah terkenal dan naik daun, Via Vallen dirasa siap buat mengampanyekan genre musik dangdut lewat lagunya sendiri
Sebagai penyanyi yang sudah nggak asing lagi di telinga masyarakat, sudah seharusnya Via Vallen memulai untuk menyanyikan lagunya sendiri. Meski sering kali dangdut menggunakan lagu orang lain untuk di-cover, namun nama besar Via Vallen kayaknya nggak perlu lagi memanfaatkan ketenaran lagu orang lain untuk memopulerkan nyanyiannya. Kayaknya seluruh Indonesia juga kangen dangdut yang baru nih. Semangat, Mbak Via Vallen! 🙂
4. Diakui atau nggak, layangan komplain dari Jerinx dengan gaya bahasa eksplisit justru makin memicu kemarahan warganet dan sulit untuk melihat permasalahan utamanya
Bisa jadi, ini salah satu faktor yang memicu kemarahan warganet. Gaya bahasa yang eksplisit justru membuat warganet semakin ‘membara’. Padahal kalau diamati secara jernih, kritikan yang dilayangkan Jerinx ini sah-sah saja untuk disampaikan. Justru kritik ini membuka wacana baru tentang bagaimana seharusnya seniman berkarya. Akhirnya, justru yang paling banyak dibicarakan warganet adalah soal Jerinx yang mengata-ngatai Via Vallen.
Sebagai masyarakat yang (seharusnya) sudah saatnya kritis, kita nggak perlu ikut ‘panas’ dengan perang komentar yang terjadi antara Jerinx dan Via Vallen. Sudut pandang itu selalu ada dan berbeda-beda. Namun kalau bisa lebih jernih dalam melihat suatu persoalan, tentunya hal ini justru bisa jadi sebuah pembelajaran buat dunia musik Indonesia.