Millennial memang lagi demen-demennya bermedia sosial. Segala hal, sebisa mungkin pasti diunggah dan dibagikan ke teman-temannya, mulai dari kegiatan makan, bermain bersama, hingga soal tontonan pun nggak jarang ‘dipamerkan’ melalui media sosial. Menjadi bagian dari millennial yang aktif di medsos memang salah satu gaya hidup yang sah-sah saja dilakukan. Namun bukan berarti kita lantas melupakan norma dan nilai yang berlaku di masyarakat dong.
Sepekan ini, umat Muslim menjalankan ibadah puasa Ramadan. Bagi masyarakat yang mayoritasnya beragama Islam, suasana Ramadan di Indonesia terasa kental banget. Mulai dari iklan dan program acara di televisi, promosi berbagai produk khusus bulan puasa, sampai berbagai baliho ucapan; selamat menjalankan ibadah puasa. Nggak terkecuali jagat medsos yang banyak banget berisi imbauan beribadah di bulan suci. Tapi sayangnya, ketika momen ibadah ini dijadikan konten untuk aplikasi Tik Tok yang seringnya ditampilkan dengan lagu tempo cepat diiringi berjoget, kok, jadi nggak pantas banget, ya?
ADVERTISEMENTS
Beberapa warganet belakangan membicarakan dua unggahan Tik Tok yang tengah viral. Keduanya pun bernada sama, bermain Tik Tok saat momen ibadah
Sekelompok remaja putri yang mengenakan mukena pun tampak sedang melaksanakan salat berjemaah. Namun selepas musik diputar, satu persatu dari mereka pun bergoyang. Bukan hanya satu, ada unggahan serupa yang juga viral belakangan ini. Adalah sekelompok remaja yang tengah bersujud (tampaknya memang sedang melakukan ibadah salat dengan khusyuk), tiba-tiba terdengar suara musik dengan tempo cepat. Nggak lama kemudian mereka pun berjoget mengikuti irama.
ADVERTISEMENTS
Seolah ‘main-main’ dengan ibadah, warganet pun nggak jarang yang jadi geram. Banyak juga yang kemudian menyinggung soal aplikasi Tik Tok
Terlepas apakah mereka sedang nggak berniat ibadah dan hanya seru-seruan, warganet merasa hal tersebut nggak pantas banget. Pasalnya mereka juga mengenakan atribut ibadah dan berada di tempat ibadah. Bukankah nggak seharusnya berman-main soal ibadah seperti ini? Apalagi masyarakat kita hidup dengan falsafah Pancasila yang nomor satunya berbunyi ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’? Tentu unggahan seperti ini langsung jadi bulan-bulanan warganet. Bahkan nggak jarang lho yang menganggap ini sebagai penistaan.
Beberapa warganet juga kemudian melebarkan emosinya pada sang aplikasi Tik Tok alias media di mana semua unggahan semacam ini dibagikan. Ada yang menuntut pihak Tik Tok harus mulai memfilter kontennya, bahkan sampai ada yang saking emosinya, menuntut pemblokiran Tik Tok lho. Kalau beneran diblokir maka, fix, akan menambah panjang deretan aplikasi dan platform online yang dilarang beroperasi di Indonesia.
ADVERTISEMENTS
Bukan sekali ini terjadi lho. Kasus yang hampir serupa pernah terjadi pada seorang gadis yang main Tik Tok saat kakeknya meninggal
Beberapa waktu yang lalu warganet juga pernah dihebohkan oleh unggahan seorang gadis yang jadi viral karena saking nggak masuk akalnya. Saat sang kakek meninggal ia justru mengunggah konten Tik Tok dengan lagu See You Again. Niat hati memang menggambarkan rasa duka dengan lagu itu. Namun jadi rancu ketika sempat-sempatnya ia mengunggah kontent Tik Tok sambil berjoget dan memperlihatkan wajah kakeknya. Hmm. Banyak yang kemudian ragu apakah si gadis ini benar-benar bersedih atau nggak.
ADVERTISEMENTS
Kalau mau ditelaah lagi, sebenarnya aplikasi Tik Tok hanya sedikit ikut andil. Sisanya adalah tergantung kebijakan pengguna
Aplikasi semacam Tik Tok memang menyediakan berbagai keceriaan dan hiburan untuk dinikmati berbagai kalangan. Pihak pengembang pun mungkin nggak akan terbayang jika aplikasi mereka akan digunakan sedemikian rupa. Sisanya tentu tergantung bagaimana penggunanya. Di sinilah peran orang tua benar-benar dibutuhkan untuk mengawasi anak-anak di bawah umur dalam menggunakan ponsel pintar dan aplikasi di dalamnya.
Nyatanya bukan hanya Tik Tok, sebatas swafoto saat orang-orang menjalankan ibadah dan kemudian membagikannya di medsos juga banyak. Lalu kalau dia berswafoto sendiri sementara yang lain sudah mulai ibadah, dia ikutan ibadah nggak, ya? Jangan heran kalau banyak warganet yang tiba-tiba menasihati; Ibadah nggak boleh ria, Mas!
Semakin mudahnya teknologi, memang (harusnya bisa) membuat kualitas manusia bisa menjadi lebih baik, tapi tentu dengan beberapa syarat. Salah satunya adalah tanggung jawab dalam mengunggah dan menanggapi konten di media sosial. Coba deh, refleksi lagi, ya, apakah kita sudah bijak dalam bermedia sosial?