Kamu pasti tidak asing lagi dengan nama Taj Mahal ‘kan? Bangunan yang sempat menjadi salah satu dari 7 keajaiban dunia ini memang terkenal indah dan menakjubkan. Kisah di balik pembangunan masjid ini juga sudah populer bagi masyarakat dunia, meliputi kisah dramatis dan pembuktian cinta sejati pada wanita yang amat dicintainya. Taj Mahal dibangun oleh Shah Jahan, Raja dari India, untuk mengenang mendiang istrinya Mumtaz Mahal. Kini Taj Mahal yang dibangun sejak 1632 hingga 1953 sudah masuk dalam daftar warisan dunia UNESCO.
Nggak usah jauh-jauh ke India, ternyata di Indonesia juga ada lho bangunan yang dibangun atas dasar romantisme. Bangunan ini berbentuk masjid, kisahnya mirip dengan Taj Mahal. Sama-sama merupakan pembuktian cinta seorang pria pada wanitanya. Kamu yang penasaran dengan kisahnya, simak ulasan Hipwee di bawah ini ya!
ADVERTISEMENTS
Orang bilang pria itu sulit untuk setia, tapi dua laki-laki ini membantahnya dengan membangun Taj Mahal dan Hunto
Adalah Shah Jahan dan Sultan Amai, dua pria yang mematahkan opini bahwa lelaki sulit memelihara kesetiaannya. Sepeninggal istrinya, Mumtaz Mahal, Shah Jahan terus berduka dan merasa kehilangan hingga akhirnya membuatkan makam mewah untuk istrinya yang dibangun selama ratusan tahun.
Begitu pula Sultan Amai, ia membuktikan rasa cintanya pada Putri Boki Antungo, anak perempuan Raja Palasa dari Mautong, Sulawesi Tengah dengan memberikan mahar mewah berupa sebuah masjid yang dinamai Hunto. Ia bahkan rela memeluk Islam dan mendeklarasikan perpindahan agamanya di depan semua rakyat Hulondalo (nama Gorontalo waktu itu). Pesta pernikahan keduanya pun dilaksanakan di depan Hunto ini. Pada saat pesta pernikahan digelar, seluruh rakyat mengucapkan sumpah “bolo yingo yingondiyolo monga boyi” yang artinya “hari ini hari terakhir makan babi”
ADVERTISEMENTS
Jika Taj Mahal adalah bukti cinta berupa makam yang megah, bangunan ini adalah masjid yang merupakan mahar mewah
Hunto yang dibangun Sultan Umai adalah sebuah masjid yang terletak di kelurahan Biawu, Kecamatan Kota Selatan, bagian selatan kota Gorontalo. Masjid ini menghadap persimpangan jalan yang kini sangat ramai. Masyarakat Gorontalo mengenalnya dengan sebutan Hunto Sultan Amai. Sebagai satu-satunya bangunan yang memiliki sejarah unik di Gorontalo, masjid ini tergolong mewah sebagai mahar, apalagi pada era 1400-an. Tak heran jika akhirnya diresmikan menjadi cagar budaya oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Gorontalo.
ADVERTISEMENTS
Tak hanya jadi bukti cinta, Masjid Hunto juga jadi pusat penyebaran agama Islam dalam sejarah nusantara
Hunto merupakan singkatan dari Ilohontungo yang artinya pusat perkumpulan agama Islam. Tak hanya sebagai mahar, masjid Hunto memang kemudian digunakan sebagai basis perkembangan agama Islam. Sultan Amai mengundang ulama Arab Saudi, Sheikh Syarif Abdul Aziz, untuk mengajarkan agama Islam di Gorontalo. Masjid yang sudah beberapa kali direnovasi ini ternyata didirikan tahun 1495 lho, jauh sebelum Taj Mahal dibangun.
Bukti cinta para pria dalam sejarah ternyata romantis juga ya, tidak menyangka kalau ada juga di Indonesia.