Dalam penyusunan skripsi, hidup mahasiswa tak pernah lepas dari campur tangan dosen pembimbing. Mereka yang dengan sabar menuntun kita dari awal penyususnan skripsi sampai pada tahap sidang serta revisi dan memastikan kamu lulus ‘tepat waktu’.
Dan kita yang sedang menyusun skripsi bakal menemukan tipe dan karakteristik dosen yang beraneka ragam macamnya. Kita lihat beberapa tipe dosen berikut ini:
ADVERTISEMENTS
1. Ada Dosen pembimbing yang perhatian dan selalu nanyain kabar mahasiswa (dan skripsinya) lewat SMS, media sosial maupun telepon. Beruntunglah kalau kamu dapat pembimbing seperti ini.
“Dik Ramond kapan bimbingan lagi? Ini udah lebih dari tiga bulan lho..”
Ini adalah tipe dosen yang amat sangat perhatian dengan para mahasiswanya. Pesan tersebut menandakan bahwa beliau ini emang perhatian sama kehidupan akademis kamu. Jangan malah takut dan kabur ketika mendapat sms “cinta” yang berbunyi seperti di atas. Justru jadikan sms-sms itu sebagai alat pacu agar kamu bisa lebih semangat mengerjakan skripsi.
ADVERTISEMENTS
2. Tapi, Dosen pembimbing yang banyak mau dan selalu minta ini-itu justru lebih banyak.
Kamu : “Permisi Pak, ini saya sudah mengerjakan bab 2 seperti yang Bapak instrusikan kemarin”
Dobing: “oke, ini udah bagus, tapi masih harus ditambahin bla…bla…bla,,, lho, kok ada ini segala? Emang kemarin saya nyuruh bikin begini ya?”
ADVERTISEMENTS
3. Kemungkinan kamu dibikin pusing oleh Dosen pembimbing yang jarang datang di kampus juga besar…
Memberanikan diri menelepon dosen pembimbing:
Kamu : Halo, Pak. Saya sudah di kampus. Mau bimbingan sesuai janji minggu lalu.
Dosen : Oh, iya saya lupa ngabarin. Saya lagi di luar negeri. Jadi kamu…
*Tutup telepon. Cek pulsa tinggal Rp. 10,-
ADVERTISEMENTS
4. Ada pula Dosen pembimbing yang ngerti mahasiswanya lagi bokek. Jadi gak perlu bawa berbundel-bundel kertas, karena bimbingan dengan beliau cukup lewat email.
Dosen tipe seperti ini sadar bahwa penggunaan kertas berlebih itu gak baik untuk lingkungan. Dia juga tahu kalau mahasiswanya lagi bokek buat nge-print kertas banyak-banyak. Makanya, gak salah kalau kita menjuluki beliau-beliau ini sebagai dosen eco friendly lecture karena kalau ingin mengajukan laporan cukup dikirim lewat email saja. Lalu dikoreksi via Google Drive atau semacamnya.
ADVERTISEMENTS
5. Ketika Dosen penguji berlagak cuek (baca: kejam), ada juga lho Dosen baik hati yang membela mahasiswa bimbingannya di ruang sidang.
Inilah pahlawan kita yang sebenarnya. Jika biasanya dosen pembimbing memilih diam pada waktu sidang skripsi, dosen dengan tipe seperti ini justru suka membela mahasiswa bimbingannya. Tak jarang malah dosen tipe ini saling beradu argumen dengan dosen penguji di ruang sidang.
Kalau memang begitu kejadiannya, sebenarnya yang sidang kamu, atau dosen pembimbing kamu?
ADVERTISEMENTS
6. Sebaliknya, ada juga Dosen yang baik waktu bimbingan tapi pas sidang malah ikutan ‘membantai’ kamu.
Ketika di awal masa bimbingan, dosen ini kelihatan baik dan terkesan selalu setuju dengan pekerjaan para mahasiswa.
Mahasiswa : Saya pakai metode yang ini gimana, Bu?
Dosen : Iya…
Mahasiswa : Bimbingan berikutnya jangan minggu depan, ya Bu? Saya belum siap.
Dosen : Iya, gak apa-apa. Kapan kamu siap aja baru bimbingan lagi.
Enak banget kayaknya bimbingan sama dosen seperti ini. Namun jangan salah, alih-alih dapat bantuan, kamu tetap aja berpeluang kena bantai di ruang sidang nantinya. Embrace!
7. Jangan kaget juga kalau ada Dosen yang lebih doyan bimbingan di kafe daripada di kampus. Mungkin, biar lebih mudah dijangkau kali, ya?
Demi kelancaran skripsimu, nggak ada salahnya kan sekali-kali bimbingan di tempat favorit beliau? Daripada kamu harus menunggu beliau di kampus yang belum tentu beliau ada, mending kamu mengalah untuk ikut beliau bimbingan di kafe favorit beliau.
Yah, asal nggak minta dibayarin aja ya Pak, Bu…
8. Yang paling ajaib adalah Dosen pembimbing yang lupa dengan apa yang mereka katakan waktu bimbingan. Bahkan lupa juga dengan nama kamu!
Penguji : ” Itu kenapa di metodologi penelitian anda menggunakan teori C, kenapa tak menggunakan teori Z saja?”
Kamu : “Itu karena saya ingin mencoba teori lain yang belum umum digunakan pak, dan Pak Dobing juga menyetujui usulan saya untuk menggunakan teori tersebut”
Dobing : “Eh! Emang saya bilang gitu ya? Nama kamu siapa tadi? Anto kan?”
Kamu : “Andi, Pak” #HatiRemukRedam
Bagi yang udah mendapatkan dosem pembimbingnya, sabar ya. Dosen itu teman kolaborasi kok, kamu harus tahu aja cara mereka bekerja. Nah, bagi yang belum punya dosen pembimbing, dosen tipe apa pilihan kamu?
Kredit gambar andalan: dasar2jurnalistik.blogspot.com