“Kapan kamu nikah?”
“May. Maybe yes, maybe no.”
Pernikahan memang menjadi sebuah momok yang tak dapat diredam pada usia-usia sekitar pertengahan 20-an. Kuliahmu sudah kelar, kerjamu juga sudah tetap. “Tunggu apa lagi?” begitu kata orang-orang, tak terkecuali orang tua pacar kamu yang ingin segera menggendong cucu.
Permasalahannya bukan itu saja. Kamu yang tadinya merasa baru kemarin ditimang-timang orang tua, belum siap untuk segera menyandang status suami atau istri (apalagi ibu dan ayah). Masalah finansial dan status jomblo juga bikin tambah pikiran. Lantas, kalau teman-teman dan keluarga sudah mulai sering menanyakan ini, enaknya dijawab apa ya?
ADVERTISEMENTS
1. Kembangkan senyum terdahsyatmu. Katakan: “Doain aja, ya!”
Kata-kata seperti ini sebenarnya udah standar banget. Kamu bisa melontarkan ini kalau tingkat kekepoan dan kenyinyiran si penanya itu masih setingkat anak TK. Biasanya mereka gak bakalan tanya macam-macam lagi dan kamu bisa ngeloyor dengan bebas. Yes!
ADVERTISEMENTS
2. Orang kepo emang nyebelin. Kamu bisa pura-pura tuli atau ganti topik.
Teman: Kamu dong, kapan mau nikah?
Kamu: “Apa? Apa? Kamu ngomongin Agnes Monica?”
ADVERTISEMENTS
3. Tanya balik dong. “Emang kamu udah ada calon?” atau “Kapan punya momongan?”
Ada beberapa bentuk counter-attack buat pertanyaan “Kapan nikah?”:
- Kalau kamu tahu temanmu juga belum nikah atau jomblo, jangan ragu tanya balik.
“Mana gandenganmu?”
atau
“Lha kamu sendiri udah punya calon belum?”
Biasanya sih kalau mereka ngaku sambil malu-malu, kamu bisa santai dan bilang: “Aku mah santai. Habis kamu aja.”
- Tapi kalau temanmu sudah menikah, beda lagi pertanyaannya. Tanya aja,
“Kapan kamu punya momongan?”
- Kalau dia udah punya anak, naikin lagi levelnya jadi
“Kapan si kakak punya adik lagi?”
atau
“Yang cowok udah ada. Kapan punya yang cewek?”
Pokoknya, jangan mau disudutkan. Semangat!
ADVERTISEMENTS
4. “Ga usah khawatir. Udah survey percetakan, nih. Nanti kamu orang pertama yang dikirimin, kok!”
Iya, percetakan buku gambar maksudnya.
ADVERTISEMENTS
5. Yang udah nikah lama aja bisa bubar. Gimana kalo nikahnya tiba-tiba?
“Maaf, Ma. Aku gak suka nikah cepet-cepet. Coba lihat itu artis. Pernikahannya lama, sempurna, dan tidak kekurangan suatu apapun. Tapi akhirnya gugur juga.”
*barusan ngomong, kesambet setan apa ya?*
Terkadang jawaban jujur dan serius itu kurang bisa mengena. Gimana kalau dijawab dengan kreatif?
ADVERTISEMENTS
6. Narsis itu gak salah. Jawab aja: “Aku bingung mau pilih yang mana. Yang mau sama aku itu buanyak!”
“Kalau kamu tahu, banyak yang tertarik sama aku. Mereka cantik-cantik/cakep-cakep, seksi, kaya. Pokoknya gak kurang-kurang deh. Yang jadi masalah, aku gak tahu harus milih yang mana. Semuanya mau sama aku.”
*minta ditoyor*
7. “Kalau aku nikah, nanti fansku patah hati dan berbuat yang macam-macam. Nanti aja lah, ya?”
Aku gak mau mengecewakan mereka nih! Hikss…
8. KUA deket rumah tutup sampai waktu yang belum ditentukan. Ganti lini produksi katanya.
Masak sih?
Gak percaya? Cek sendiri sanah!
9. Penggemar Raditya Dika, ngacung! Kita bakal sepakat bilang: “Nanti ya, kalau nggak hujan!”
Raditya Dika yang gak jomblo dan sudah layak nikah pun bisa galau setiap ditanyai orang tuanya. Ibarat ingin jalan-jalan saat cuaca tidak mendukung, bilang saja:
Kamu: “Nanti ya kalau nggak hujan.”
Teman: “Hubungannya apaan?”
Kamu: “Ya, pikir aja sendiri. Hehehe….”
10. “Nunggu kurs dolar turun dulu. Kali-kali harga katering dan sewa gedung ikut turun. Hehehe…
Makin irit, makin asyik lah!
11. “Kalau tamu mau makan nasi sama kerupuk, besok aku langsung nikah! Kamu gak boleh gak dateng!”
Kapok loe! Emang enak makan nasi sama kerupuk doang? Hahaha… *ketawa setan*
12. “Calonnya masih jadi pacar orang. Sabar dulu ya!”
Temen yang kaget: “Hah? Yang bener?”
Kamu : “Menurut ngana?” *ketawa setan dalam hati*
13. “Calonku masih inden. Aku udah mesen yang kayak bidadari.”
Gak tanggung-tanggung, aku pesen yang terbaik sekalian sama Tuhan di setiap doaku. Pasti sekarang Tuhan lagi menggodoknya sampai bidadari jatuh dari surga di hadapanku. *so sweet*
14. “Maaf, aku sebenarnya siput. Aku… Aku… Aku hermaprodit!”
*Memalingkan wajah, sok malu, dan ngeloyor dengan kenesnya.*
15. “Coba kamu tanya sama Ki Kusumo, aku kapan nikahnya? Nanti kabarin, yah…”
Pilih Ki Kusumo atau…
16. “Atau Pak Tarno juga boleh biar dia bisa tolong bantu.” Prok prok prok!
Pak Tarno? Semua boleh dicoba kok! Semoga mendapat jawaban yang memuaskan, ya kawan!
Menikah memang tidak semudah membalikkan tangan. Kamu harus menyiapkan mental dan tanggung jawabmu sebelum kamu juga bertanggung jawab untuk keluarga kecilmu. Satu yang perlu kamu dan semua penanyamu pahami betul-betul adalah:
Nikah itu bukan lomba cepet-cepetan, tapi lama-lamaan. Awet sampai ajal memisahkan.
Percuma juga kalau nikah cepet dan mewah. Tamu undangan VIP mentereng macam artis, bupati, sampai presiden juga gak menjamin pernikahanmu awet sampe ajal memisahkan. Kan semua kembali ke kamu-kamu yang akan menjalani biduk rumah tangga. Selamat mencoba!