Sepeda motor merupakan alat transportasi yang paling banyak digunakan di Indonesia. Pada tahun 2012, tercatat ada 77 juta sepeda motor yang beredar di jalanan dalam negeri. Jumlah itu tentunya terus bertambah dari tahun ke tahun mengingat mudahnya syarat kredit kendaraan bermotor di negara kita.
Dengan jumlah sebanyak itu, sangat mungkin kalau kamu menjadi salah satu dari sekian banyak pengendara motor di Indonesia. Nah, kali ini, Hipwee akan mencoba menyibak suka-duka jadi pengendara motor yang barangkali juga sering kamu alami.
ADVERTISEMENTS
1. Keputusanmu untuk memilih sepeda motor adalah karena dia bisa bermanuver lincah di sela-sela kendaraan lain.
Di era yang serba cepat, kamu menjatuhkan pilihanmu pada sepeda motor, karena motor bisa bergerak lincah di tempat-tempat yang sempit. Selain itu, harganya juga masih terjangkau kantong.
ADVERTISEMENTS
2. Karena naik motor, helm jadi sahabat setiamu.
Selain biar gak ditilang polisi kepalamu terlindungi, helm yang kamu gunakan sehari-hari bakal menambah kekerenanmu. Kalo perlu, helmnya harus lebih keren dari motornya. Gak lupa, kamu juga rutin membersihkannya biar gak bau apek.
ADVERTISEMENTS
3. Berhubung cuma bawa helm satu, pas ada temanmu yang mau nebeng, kamu jadi dilema.
Teman: “Bro, nebeng pulang dong! Searah ‘kan kita?”
Kamu: “Boleh. Ada helm gak?”
Teman: “Wah, gak bawa, Bro. Orang tadi naik angkot.”
Kamu: “Ya udah, naik angkot lagi aja, daripada entar kecegat kena 50 ribu. Hehehe.”
Kamu sih gak masalah nebengin teman yang gak pake helm, asalkan syarat dan ketentuan berlaku: gak jauh dan ke luar jalan besar yang ada pos polisinya.
ADVERTISEMENTS
4. Atau kalau yang mau nebeng ternyata lebih dari satu orang.
Mau cengtri atau cengpat (bonceng tiga atau bonceng empat), syarat dan ketentuan tetap berlaku. Hehehe. Tapi ingat ya, kamu tetap harus mengutamakan keselamatan di atas segalanya.
ADVERTISEMENTS
5. Naik motor itu memang praktis, tapi kamu mesti rela kulitmu belang.
Berkendara menggunakan sepeda motor membuatmu harus rela memiliki kulit sebelang marka jalan. Kulit punggung tanganmu lebih gelap dari lenganmu. Terus, di punggung kakimu juga sering ditemukan garis sandal jepit. Hiks, nasib 🙁
ADVERTISEMENTS
6. Demi menghadapi cuaca yang panas, kamu pun harus siap “bertarung” dengan menggunakan kaca mata, kaus kaki, dan sepatu.
Pake helm standar, jaket, dan celana panjang itu udah kayak kewajiban biar aman. Biar lebih afdol, gak lupa kamu menggunakan aksesoris tambahan seperti kaca mata, sarung tangan, kaos kaki, dan masker. Selain buat keamanan berkendara, alasan lainnya adalah biar kulitmu gak hitam disengat matahari siang yang makin ganas.
7. Tingkat polusi yang heboh membuatmu berkeringat. Gak jarang juga pakaianmu harus bau asap. 🙁
Cuaca panas ditambah kendaraan yang tumpah ruah di jalan mengakibatkan panas dan polusi yang bikin gak tahan. Alhasil, sampai tempat tujuan, aroma pakaianmu adalah bau asap bercampur matahari dan keringat.
8. Satu-satunya harapan untuk mendapatkan udara dingin adalah lewat AC alami yang berasal dari angin yang bertiup malu-malu.
Padahal kalo pas cuaca panas, anginnya juga panas. Kamu cuma merasa sedikit sejuk kalo kendaraanmu sedang bergerak. Sialnya, kamu tuh sering banget berhenti gara-gara kena macet. Tidaaak.
9. Tapi, cuaca panas itu bukan apa-apa. Hujan adalah musuh terbesarmu.
Ya, di bagasimu yang gak luas itu, kamu wajib sedia setidaknya satu jas hujan agar kamu tetap bisa berkendara saat hujan turun. Gak lupa, sandal jepit juga kamu siapkan buat ganti, biar sepatu kesayanganmu gak basah.
10. Tidak jarang, saat hujan kamu harus berteduh di bawah jembatan layang.
Salah sendiri gak bawa jas hujan. Hehehe. Gak papa, banyak temennya kok. Siapa tahu ketemu jodoh.
11. Belum lagi kalo sepeda motormu gagal menerobos banjir.
Mogok deh, terpaksa mendorong motor di tengah banjir. (Ya gimana gak mogok, orang motornya kerendem gitu.)
Basah, basah, basah, seluruh tubuh~
#terimanasib
12. Selain risiko kepanasan dan kehujanan, penumpang sepeda motor juga gak bisa seenaknya tidur di kendaraan!
Beda dengan mobil maupun alat transportasi lainnya di mana kamu bisa tidur di kursi penumpang dengan tenang dan nyaman, kamu sama sekali gak diperbolehkan tidur di bangku penumpang sepeda motor. Kalo sampai jatuh, bahaya, Bro!
13. Makanya, mudik naik sepeda motor adalah saat-saat yang mendebarkan.
Dengan sepeda motor seadanya, kamu membawa barang-barang yang luar biasa banyaknya. Malah, banyak yang membawa anak istri. Padahal, jarak yang ditempuh pun gak dekat; kelelahan pun jadi tantangan utama. Salah-salah, pulangnya tinggal nama.
14. Karena di hadapan kendaraan lainnya, kamu hanyalah sebutir debu tak berarti.
Di jalan raya, kendaraanmu adalah yang paling lincah tapi juga yang paling riskan, karena seringkali gak terlihat oleh kendaraan-kendaraan yang lebih besar, terutama truk dan bus. Makanya, di hadapan mereka, kamu harus ekstra hati-hati kalo masih mau pulang dengan selamat. Selalu utamakan keselamatan ya!
15. Tapi ada “untungnya” juga sih. Saat sedang tidak beruntung dan terlibat dalam sebuah kecelakaan, kadang kamu tetap dianggap “korban” meski kamu yang salah.
Saat terjadi laka (bahasa polisinya kecelakaan) atau senggolan antara sepeda motor dengan kendaraan roda empat atau lebih, kamu cenderung dianggap sebagai korban, meski belum tentu pihak sana yang salah, sih. Nah, sebagai pengendara yang baik, kalo bisa jangan jadi oportunis ya. Kalo memang salah, akuilah kesalahanmu.
16. “Enaknya” lagi, karena mengendarai motor kamu bisa naik ke trotoar.
Saat volume kendaraan melebihi daya tampung jalan, sepeda motor bisa dengan mudahnya nyelonong ke trotoar dan terus bergerak maju. Tapi ingat, trotoar itu hak pejalan kaki lho. Sebagai pengendara motor yang baik, jangan sampai kamu merampas hak mereka untuk berjalan dengan aman.
17. Atau, mlipir lewat jalur busway.
Ya, mlipir mengendarai motor melewati jalur busway maupun melawan arus itu udah biasa. Tapi, ini melanggar aturan dan membahayakan diri sendiri lho, jadi sebaiknya gak kita tiru.
18. Pengendara motor suka gak kapok melakukan pelanggaran, mungkin karena denda tilangnya murah.
Petugas: “Saudara saya tilang karena melanggar peraturan.”
Kamu: “Iya deh, Pak.” (Bayar denda tilang.)
(Lalu besoknya melakukan hal yang sama lagi.)
Tapi jangan merasa tinggi hati ya, tidak selamanya kamu bisa lepas dengan denda yang murah. Denda bagi pengendara motor yang masuk ke jalur busway di Jakarta akan ditetapkan sebesar Rp 500.000,00 loh. Cukup besar ‘kan?
19. Pengendara motor juga jago “menghindar” dari kenyataan hidup Bapak Polisi saat tertangkap melakukan kesalahan.
Sekali lagi, jangan ditiru!
20. Sebagai pengendara sepeda motor, mau sekeren apapun spefisikasi motormu orang akan maklum saat kamu mengisinya dengan Premium.
Orang Indonesia masih beranggapan bahwa sepeda motor adalah alat transportasi untuk golongan menengah ke bawah. Jadi, sah-sah aja kalo kita mengisinya dengan bensin premium bersubsidi, meski spesifikasi sepeda motornya mengharuskan kita mengisinya dengan pertamax.
Tapi, kalo kamu mampu beli motor keren, harusnya sih mampu beli BBM nonsubsidi, dong.
21. Yang paling asik dari naik motor sih, kamu bisa boncengan sambil memeluk atau dipeluk.
Ya, sepeda motor itu kendaraan yang romantis, kamu bisa berboncengan sambil dipeluk kekasihmu. Apalagi kalo ditambah sedikit gerimis. Hmm…
22. Tapi, semua berubah saat kamu melihat gebetan dijemput seseorang pake mobil. 🙁
Kadang kamu jadi merasa kurang pede kalo sainganmu pake mobil, sementara kamu cuma pake sepeda motor. Padahal, cinta ‘kan gak diukur dengan materi. Jadi, pede aja kejar cintamu, ya!
23. Meski penuh perjuangan, kamu bangga sama sepeda motormu yang setia menemani.
Ya dengan segala suka-dukanya, sepeda motormu telah sangat membantumu sampai detik ini. Makanya, kamu sangat bangga sama motormu.
24. Selain bisa bergerak dengan lincah, perawatannya juga mudah dan murah.
Kamu gak harus menghabiskan tabunganmu buat biaya servis dan penggantian suku cadang; semua masih terjangkau kantongmu. Selain itu, bengkel motor juga mudah kamu temui. Jadi, kalo tiba-tiba motormu rewel, kamu gak terlalu repot.
25. Kalo disuruh memilih antara motormu dan kendaraan lainnya, kamu tetap akan memilih bertahan dengan sepeda motor yang kamu cintai itu.
Tetap pilih motor kesayangan dong! Irit, perawatannya gampang, lincah bermanuver — romantis pula!
Nah, itulah lika-liku yang mungkin kamu alami sebagai pengendara sepeda motor di Indonesia. Apakah kamu punya suka-duka yang lain selama mengendarai sepeda motormu? Bagikan ke pembaca lainnya di kolom komentar, yuk!